(Minghui.org) Sebagai siswa SMU, Xiao Jia sering lupa diri saat bermain, dan tidak dapat mengendalikan diri. Nilainya yang buruk dalam ujian masuk perguruan tinggi membuatnya harus kembali ke SMU untuk menyiapkan diri untuk menempuh ujian tahun berikutnya.
Ibunya menyuruhnya untuk melafalkan, “Falun Dafa adalah Baik. Sejati-Baik-Sabar adalah baik,” saat ia ingin bermain dan tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Ia juga mencari cerita-cerita tentang praktisi Falun Gong yang berprestasi dalam bidang akademi dan berlatih Falun Gong. Xiao Jia merasa terinspirasi dengan cerita-cerita itu dan bergabung dengan ibunya membaca buku-buku Dafa selama liburan sekolah.
Prestasi belajarnya meningkat banyak setelah ia menyingkirkan keterikatannya dalam bermain. Ia menjadi rajin dan sepertinya tiba-tiba memperoleh kebijakan. Ia masuk ke universitas provinsi terkenal di areanya, yang mengejutkan banyak saudara dan gurunya. Ia tahu bahwa Guru telah membantunya.
Di perguruan tinggi, ia sangat sibuk dan tidak banyak belajar Fa. Empat tahun telah lewat, dan ia mendaftar untuk mengikuti ujian masuk program pasca sarjana. Melihat banyak teman-temannya menyerah, ia juga berpikir untuk tidak mengambil ujian itu, walaupun ibunya mendorongnya untuk mencoba. Salah satu mantan teman sekolahnya meneleponnya dan berkata bahwa ia akan mengambil lagi ujian masuk pasca sarjana karena tahun lalu dia tidak lulus. Teman sekolahnya itu menawarkan untuk berbagi asrama dengan Jia.
Mereka berdua tinggal dan belajar bersama. Kerajinan, etika kerja, ketahanan, dan keteguhan teman kelasnya menyentuh Jia. Teman kelasnya itu juga membantu Jia mempersiapkan diri. Jia menjadi lebih percaya diri. Ia sadar bahwa Guru telah mengatur teman kelasnya untuk menemaninya dan mendorongnya untuk mengikuti ujian itu.
Ia sangat berterima kasih kepada Guru, dan menjadi lebih rajin dalam belajar. Ia belajar hingga larut malam dan kemudian belajar Fa selama satu jam. Ia melafalkan “Falun Dafa adalah baik. Sejati-Baik-Sabar adalah baik,” saat dia merasa akan menyerah.
Suatu kali, saat ia sedang belajar matematika, ia merasa cemas dan tidak bisa menenangkan diri, ia istirahat dan melafalkan dua kalimat itu, “Falun Dafa adalah baik. Sejati-Baik-Sabar adalah baik.” Ketika ia merasa tenang kembali, ia mulai lagi belajar matematika. Ia merasa pikirannya jernih dan memutuskan untuk berhenti setelah ia menyelesaikan setengah dari pertanyaan (sekitar 50 hingga 60 halaman). Ia melirik jam dan melihat ia hanya menghabiskan waktu satu jam untuk belajar sebegitu banyak halaman. Ia terkejut dengan kecepatannya belajar, karena biasanya ia butuh waktu seharian penuh. Ia sadar bahwa Guru sedang membantunya.
Jia diterima dalam program pasca sarjana dengan nilai yang baik saat ujian masuk.