(Minghui.org) Saat tumbuh besar, saya harus minum berbagai macam obat-obatan dan kondisi badan lemah. Ketika masuk perguruan tinggi, saya menderita katarak, radang selaput lendir hidung, gigi membusuk dan bronkitis kronis, diantara penyakit lainnya. Saya dirawat di beberapa rumah sakit besar, namun kesehatan saya tidak membaik.
Di perguruan tinggi, saya bergabung dengan beberapa latihan qigong dan mempelajari Taichi, namun tidak membantu. Akhirnya, seorang teman kampus memberikan buku Falun Gong kepada saya, sebuah buku pengenalan tentang latihan kultivasi dengan nama yang sama. Saya membaca buku itu dan dalam satu bulan saya terbebaskan dari penyakit. Itu terjadi pada 22 tahun yang lalu.
Perubahan Sikap
Saya menjadi petugas polisi setelah lulus dari perguruan tinggi. Selama pelatihan, saya menemui konflik dengan teman sekamar, karena saya meminta dia jangan memaki. Dia menjadi marah, melompat ke atas meja dan menendang kepala saya di depan beberapa petugas lainnya. Saya juga menjadi marah dan siap untuk memberi pelajaran kepadanya dengan keahlian seni bela diri saya. Tetapi, saya mengingatkan diri sendiri bahwa saya adalah seorang praktisi dan harus bersabar, jadi saya berjalan keluar.
Setelah menenangkan diri, saya mencari ke dalam dan bertanya-tanya kenapa terjadi konflik. Saya menyadari bahwa saya tidak menyukainya karena dia adalah seorang pengganggu, sehingga tidak memperlakukan dia dengan ramah. Saya memperlakukan dia lebih baik dan memberi bantuan bilamana dia dalam masalah. Setelah beberapa waktu, dia meminta maaf. Saya mengatakan padanya bahwa saya tidak memperlakukan dia dengan baik di masa lalu, dimana seorang praktisi tidak seharusnya melakukan dan saya perlu memperbaiki diri sendiri. Dia tersentuh.
Menolak Suap
Di departemen saya bertanggung jawab atas keselamatan, transportasi dan pencegahan kejahatan setempat. Beberapa petugas polisi menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi. Beberapa dari mereka memaksa supir taksi setempat tidak menagih ongkos kepada mereka saat naik taksi, dan juga menerima suap. Ada juga yang meminta uang keamanan kepada pemilik ruang dansa setempat.
Guru Li Hongzhi, pencipta Falun Gong, mengajari kita untuk mempertimbangkan orang lain terlebih dahulu. Saya menggunakan kekuasaan untuk membantu orang-orang ini. Jika saya keluar bersama para kolega dengan naik taksi, saya akan membayar biayanya. Beberapa supir taksi tidak berani menerima uang dari saya. Saya memberi tahu mereka bahwa saya adalah seorang praktisi dan meminta mereka agar menerima uang.
Melakukan Apa yang Benar
Departemen kami menangkap banyak pelacur, dan mereka semua berdesakan di dalam satu ruangan. Sebagai seorang praktisi, saya tahu harus memperlakukan mereka dengan belas kasih. Awalnya, saya merasa khawatir bahwa para kolega akan mengejek saya karena membantu wanita-wanita ini. Tetapi setelah memikirkannya, saya menyadari harus melakukan apa yang benar.
Saya membawa mereka ke kamar mandi dan memberikan apa yang mereka butuhkan. Beberapa dari mereka adalah orang Muslim dan tidak makan makanan yang kami berikan, jadi saya membelikan makanan yang sesuai bagi mereka. Saya memberi tahu mereka bahwa saya berlatih Falun Gong.
Saya tinggal di asrama sebelum menikah. Ketika keran air rusak, tidak ada yang mempedulikannya. Saya membeli bahan yang diperlukan dan menggantikannya. Saya juga membersihkan lorong. Awalnya saya merasa khawatir akan menjadi omongan orang, tetapi kemudian tidak peduli lagi apa yang dipikirkan orang lain terhadap saya dan hanya melakukan apa yang harus dilakukan oleh seorang praktisi.
Ketika seorang kolega mengetahui bahwa saya melakukan semua pekerjaan perbaikan di asrama, dia mengurus penggantian biaya saya.
Kultivasi Kesabaran
Saat dalam bertugas, para kolega hanya peduli pada masalah pribadi mereka atau menonton film. Tentu saja, saya tidak melakukan hal-hal semacam itu. Biasanya saya ditinggal sendirian dalam bertugas. Ketika atasan memeriksa kami, mereka mendapat kritikan. Banyak dari mereka tidak suka bertugas bersama dengan saya.
Ketika partner kerja tidak ingin naik semobil dengan saya ke tempat tugas, saya berjalan kaki ke sana dan pulang sendiri. Para kolega membicarakan tentang diri saya di belakang saya. Saya jatuh sakit karena tekanan dari situasi ini. Lalu saya teringat perkataan Guru, “Ketika sulit bersabar anda mampu bersabar. Ketika sulit dilakukan anda harus mampu melakukan.” ( Zhuan Falun)
Saya merasa lebih baik setelah melafalkan Fa Guru beberapa kali, namun situasi tetap sama. Saya mencari ke dalam dan bertanya-tanya apakah keadaan ini mengganggu saya. Saya menemukan bahwa saya takut kehilangan de (suatu zat putih). Saya menerima gaji, tetapi tidak memenuhi kewajiban saya. Saya tahu bahwa standar moralitas di masyarakat hari ini rendah, dan saya seharusnya tidak meminta manusia biasa bertindak sama seperti seorang kultivator. Saya meluruskan diri sendiri dan melepaskan rasa takut.
Begitu berubah, hubungan saya dengan para kolega meningkat, dan kami menjadi akur lagi.
Melafalkan Fa
Tahu bahwa melafalkan Fa sangat bagus, saya memutuskan untuk melakukannya bilamana ada kesempatan. Tetapi saya bekerja shift dan jadwal saya berubah sepanjang waktu. Saya terganggu oleh hal ini. Kemudian, saya dipindahkan ke tempat lain.
Jadwal pekerjaan baru tetap dan bebannya ringan. Saya mulai menghabiskan banyak waktu untuk melafalkan Zhuan Falun, buku utama dari Falun Gong. Saya selesai melafalkan keseluruhan buku itu dalam enam minggu. Saya merasa meningkat dalam berkultivasi.
Saya menemui banyak hal yang membawakan tekanan pada kehidupan saya dan mempengaruhi hati saya selama beberapa tahun bekerja sebagai petugas polisi. Namun demikian, saya mengikuti prinsip-prinsip Falun Gong dan sering melihat isyarat Guru ketika saatnya bagi saya untuk meningkat.