(Minghui.org) Suami saya sangat beruntung telah menghadiri seminar Guru di kota kami pada tahun 1994. Kami kemudian mulai berlatih Falun Dafa.
Menyaksikan Dafa yang Luar Biasa
Praktisi lokal kami pergi ke Jietai Temple di Beijing pada Mei 1998, untuk berpartisipasi dalam latihan bersama. Saya merasa sangat nyaman ketika saya melakukan latihan kelima dan mata ketiga saya melihat bahwa tempat latihan kami dipenuhi dengan cahaya merah. Suami saya mengambil gambar saya di tempat tersebut dan foto tersebut menunjukkan Falun yang berwarna merah.
Kami menyaksikan video setelah kami sampai di rumah dan melihat Fashen Guru yang tak terhitung jumlahnya duduk dengan kaki bersila di piring bunga teratai transparan, atau mengambang di udara.
Sekelompok bunga Udumbara bersemi di rumah saya pada bulan Agustus 2015. Dahulu kitab Buddha membahas tentang bunga keberuntungan ini, yang mekar hanya sekali setiap 3.000 tahun. Saya menggunakannya sebagai contoh untuk membantu saya menjelaskan Falun Dafa kepada orang lain.
Takdir Pertemuan
Guru berkata:
“Ada lagi, orang yang kalian temui secara kebetulan, orang yang ditemui dalam kehidupan maupun pekerjaan, semua harus anda berikan klarifikasi fakta. Sekalipun ketika berpapasan dalam kehidupan manusia yang tergesa-gesa, di mana tidak keburu berucap sepatah kata, anda juga harus meninggalkan belas kasih kepada orang lain, jangan kehilangan mereka yang patut diselamatkan, lebih-lebih jangan kehilangan mereka yang punya takdir pertemuan.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C. Tahun 2003” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat 4)
Saya pernah bertemu dengan mantan rekan kerja saya. Saya percaya bahwa kami bertemu karena takdir pertemuan. Saya memberitahu fakta-fakta tentang penganiayaan Falun Dafa dan sifat jahat Partai Komunis Tiongkok (PKT) kepadanya. Dia mengatakan bahwa ia akan memikirkan apakah ia akan keluar dari PKT atau tidak. Beberapa hari kemudian dia datang ke rumah saya dan menggunakan nama aslinya untuk berhenti.
Saya bersama praktisi lain pergi untuk melihat seorang teman yang berada di rumah sakit untuk perawatan medis. Sementara di sana, kami berbicara dengan pasien lain dan mengetahui bahwa ia sebelumnya telah berlatih Falun Dafa, namun terhenti karena penganiayaan. Dia mengatakan kepada kami bahwa ia telah sakit sejak ia berhenti berlatih.
Kami mengatakan kepadanya tentang kebaikan kultivasi Dafa dan tentang sejumlah besar orang mundur dari PKT. Kami mengatakan bahwa Guru tidak ingin ada seorangpun yang kehilangan kesempatan. Dia bilang dia ingin kembali ke jalur kultivasi dan setuju untuk meninggalkan keanggotaannya di PKT. Dia juga mengatakan dia masih ingat bagaimana melakukan latihan tapi dia tidak lagi memiliki buku Zhuan Falun. Saya berjanji untuk membawakannya satu buah buku.
Seorang pekerja pernah datang ke rumah saya untuk membetulkan dispenser air. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak tahu apa itu Falun Dafa, ia hanya tahu bahwa praktek tersebut dilarang. Saya mengatakan bahwa Falun Dafa mengajarkan orang menjadi baik dan bahwa mereka mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Dia mengatakan bahwa ia menemukan semua praktisi Falun Dafa adalah orang baik. Dia pun berhenti dari keanggotaannya di kelompok PKT.
Praktisi Tidak Punya Musuh
Saya dulu bekerja di departemen teknologi yang sama dengan suami teman sekelas saya. Ia kemudian dipromosikan dan menjadi pemimpin saya. Sayangnya, saya tidak akrab dengannya dan kami memiliki beberapa konflik.
Saya baru-baru ini mendengar bahwa teman sekelas saya itu telah didiagnosis dengan kanker payudara. Saya merasa sedih dengan keadaannya dan menyadari bahwa saya harus membantunya dengan memberikan informasi tentang Falun Dafa. Namun, saya ragu-ragu untuk mengunjungi rumah mereka karena suaminya akan berada di sana.
Guru berkata:
“Saya sering mengatakan apabila seseorang adalah sepenuhnya demi kebaikan orang lain, sedikit pun tidak ada pemikiran dan tujuan untuk diri sendiri, perkataan yang diucapkannya akan membuat orang lain meneteskan air mata.” (“Sadar Jernih” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju 1)
Fa memberi saya kepercayaan diri untuk melihat teman saya. Saya membawakannya bingkisan, informasi tentang Dafa, dan Zhuan Falun. Saya menyapa mereka dan bertanya tentang kesehatan teman saya. Saya kemudian memberitahu dia dan suaminya informasi dasar mengenai Falun Dafa, bagaimana saya memperoleh manfaat, dan menjelaskan tentang pengunduran diri dari PKT. Dia pun mundur dari PKT.
Saya memanggilnya beberapa hari kemudian. Dia mengatakan bahwa dia telah membaca buku dan buku tersebut adalah sebuah buku yang mengajarkan orang menjadi baik. Saya mendorongnya untuk terus membaca buku, mengatakan bahwa semakin dia membaca lebih banyak maka semakin banyak manfaat yang akan ia dapatkan.
Kakak yang Mulai Berkultivasi Kembali
Kakak saya menelepon saya tahun lalu dan mengatakan bahwa dia tidak percaya pada Sejati-Baik-Sabar. Saya terkejut dan merasa marah selama beberapa hari. Guru memberi saya petunjuk dalam mimpi. Dua karakter besar Tiongkok untuk “Sumpah Janji” muncul di depan saya.
Saya terbangun dari mimpi dan menyadari bahwa saya harus membantu kakak saya memperoleh takdir pertemuannya dengan Dafa.
Keesokan harinya, saya dan suami saya naik kereta untuk mengunjunginya. Kami membawakannya buku Zhuan Falun, DVD ceramah Guru di Kota Guangzhou, dan brosur informasi Dafa.
Saya memberikannya informasi dasar tentang Falun Dafa dan tentang petunjuk yang Guru berikan kepada saya dalam mimpi. Dia sudah memiliki buku Zhuan Falun. Dia telah bergabung dengan tempat latihan terdekat untuk melakukan latihan dan belajar Fa, namun terhenti karena penganiayaan.
Sekarang saya tahu bahwa kakak saya adalah seorang rekan praktisi yang tersesat. Saya mengatakan kepadanya bahwa Guru mentakdirkan saya untuk menyadarkannya, agar ia kembali ke jalur kultivasi.
“Saya meninggalkannya bertahun-tahun lalu,” katanya, “namun Guru tidak menyerah pada saya. Dia berpikir tentang saya, dan meminta Anda untuk membantu saya untuk berhubungan kembali dengan Dafa. Saya akan mulai berlatih lagi dan melakukannya dengan baik dalam kultivasi. Saya akan menghargai kesempatan yang berharga ini.” Dan ia pun hidup sesuai perkataannya.