(Minghui.org) “Aimei” adalah praktisi berumur 80 tahun yang tinggal di kota yang sama dengan saya. Dia telah menderita edema ringan, dan dalam berbagi pengalaman, saya menjadi tahu bahwa dia tertarik pada suplemen herbal. Dia percaya bahwa suplemen herbal itu bukanlah obat dan akan bermanfaat bagi kesehatannya jika dia mengonsumsi. Dia terus mengonsumsi suplemen setiap hari.
Sebagai praktisi Dafa yang sejati berkultivasi ke tingkat tinggi, materi energi tinggi terkumpul dan perlahan-lahan menggantikan sel biasa di dalam tubuh manusia. Tonik atau obat herbal tidak berpengaruh pada praktisi.
Setelah mendiskusikan hal ini beberapa kali, Aimei berkata bahwa dia akan melepaskan keterikatan pada suplemen itu. Akan tetapi, dia terus mengonsumsi secara diam-diam. Akhirnya, tubuhnya menjadi sangat bengkak sehingga dia terbaring di tempat tidur.
Seorang praktisi lain mengingatkan saya bahwa kondisinya makin buruk dan meminta saya agar menghadiri belajar Fa bersama di rumah Aimei. Saya memberitahu dia bahwa keterikatan Aimei pada suplemen herbal sepertinya menyebabkan dia menjadi begini dan sudah saya menasihatinya namun tidak ditanggapi.
Praktisi ini meyakinkan saya bahwa, dengan belas kasih, saya harus terus membantu Aimei, jadi saya setuju menemani dia ke rumah Aimei.
Ketika tiba di sana, kami mulai belajar Fa. Kami baru saja memulainya ketika saya merasa sesak napas dan bengkak di sekitar perut saya. Merasa ada sesuatu yang tidak beres, saya cepat-cepat memohon diri dan meninggalkan tempat. Dalam perjalanan pulang, saya merasa bingung atas keadaan diri saya. Kenapa saya mengalami gejala yang sama dengan Aimei? Saya mencari ke dalam dan menyadari bahwa motif saya untuk membantu dia tidak benar, berdasarkan perasaan manusia “kasihan.” Saya tidak mematut diri sesuai dengan standar Fa.
Pembengkakan masih berlanjut, namun saya menolak menyerah kepada kekuatan jahat dan dengan tekad untuk menyangkal gangguan mereka serta membasmi mereka sepenuhnya. Tidak bisa tidur atau makan, saya menghabiskan malam dengan belajar Fa dan melakukan latihan. Di pagi hari, saya pergi untuk mengerjakan pekerjaan klarifikasi fakta.
Seiiring waktu, bengkak, bersama penderitaan saya, terus berlanjut. Sampai titik dimana saya secara serius mempertimbangkan untuk meminta bantuan Guru. Ketika memiliki pikiran itu, saya segera menyadari bahwa saya tidak bisa menahan dan menambahkan beban kepada Guru. Guru sudah menanggung begitu besar penderitaan para pengikut Dafa. Saya merasa malu untuk meminta bantuan kepada Guru. Saya bertekad untuk mengatasi kesengsaraan ini sendiri dan meneruskan untuk rajin melakukan tiga hal dengan baik serta mengabaikan kondisi semampu saya.
Beberapa hari kemudian, Aimei menelepon dan memberitahu saya tentang kematian Bai. Seperti Aimei, Bai juga mengalami edema yang parah. Sebelum kematiannya, rekan-rekan praktisi mengunjungi Bai dan menasihati dia agar mencari pengobatan medis. Awalnya dia bertekad mengikuti Dafa dan menolak untuk mengikuti saran mereka. Akhirnya, nasihat mereka menjadi jalan terbaik baginya. Dia menyerah dan mencari perawatan darurat di rumah sakit. Akhirnya dia meninggal dunia.
Dari peristiwa ini, saya menyadari bahwa pola pikir seorang praktisi bisa mempengaruhi hasil dan menghasilkan konsekuensi yang berbeda. Kisah Bai memperkuat keyakinan saya pada Guru dan Fa. Hidup saya milik Guru, jadi saya memutuskan untuk menyerahkan nasib saya pada tangannya, sementara menyangkal gangguan lebih lanjut dari kekuatan lama serta unsur-unsur jahat. Saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk memancarkan pikiran lurus dan tetap meneruskan melakukan tiga hal dengan baik dan rajin.
Akhirnya terjadi perubahan setelah dua bulan. Suatu malam, saya jatuh tertidur dan memasuki kondisi seperti bermimpi. Saya melihat dengan jelas sebuah makhluk setinggi 10 kaki terbaring mati di tanah. Seluruh tubuhnya putih seperti gysum. Kepalanya menyerupai tengkorak. Saya terkejut! Tiba-tiba terbangun, saya menyadari bahwa makhluk mati itu pasti adalah benda jahat yang bertanggung jawab atas penyakit kita. Dengan bimbingan dan bantuan Guru, makhluk jahat itu akhirnya dibasmi.
Tepat setelah itu, saya mulai muntah zat putih susu. Ini terus berlangsung sampai bengkak berkurang pada hari berikutnya. Dengan bantuan Guru, saya berhasil mengatasi kesengsaraan ini yang mengancam nyawa.
Melalui pengalaman ini, saya akhirnya percaya bahwa, selama praktisi tetap teguh percaya pada Guru dan Fa, mereka akan bisa mengatasi semua kesengsaraan dan membuat terobosan dalam tingkatan kultivasi mereka.