(Minghui.org) Praktisi Falun Gong dari wilayah New England mengadakan konferensi berbagi pengalaman kultivasi di Boston pada tanggal 30 April 2017. Sembilan belas praktisi berbagi tentang mencari ke dalam di tengah konflik, melepaskan keterikatan hati, mengatasi kesulitan, dan memberitahu orang-orang tentang Falun Gong serta penganiayaan.
Ruang konferensi
Para praktisi berbagi pengalaman kultivasi mereka
Berkultivasi Seperti Awal Mula Berlatih
Pembicara pertama adalah seorang praktisi Barat yang mendengar tentang Falun Gong di berita TV saat studi di Tiongkok. Pada tahun 2003, dia menonton sebuah acara yang disiarkan oleh stasiun TV Cambridge di Boston, yang menggambarkan Falun Gong sangat jauh berbeda dengan propaganda yang pernah dia lihat sebelumnya di Tiongkok.
Dia menangis. Beberapa hari kemudian, dia mencetak keseluruhan buku Zhuan Falun (buku utama dari latihan Falun Gong) dan mencari tempat latihan setempat.
Kemudian dia mulai mengendur. Dia mencari ke dalam dan menemukan dia sangat egois. Dia berharap, melalui berkomunikasi dengan rekan-rekan praktisi, bisa menyingkirkan keterikatan ini dan berkultivasi seperti ketika pertama kali memulainya.
Seorang praktisi Barat lainnya berbicara tentang topik yang sama. Dia mengatakan bahwa berkultivasi telah menyembuhkan gugupnya. Dia selalu berusaha memperlakukan diri sendiri sebagai pemula; membaca Zhuan Falun dengan saksama dan tanpa mengejar pemahaman baru, hanya fokus pada apa yang sedang dibacanya. Dia mengatakan bahwa cara belajar ini memberikan perubahan besar pada dirinya.
Berkultivasi Sambil Menciptakan Musik
Ma, pria, seorang musisi muda, berbicara tentang bagaimana kultivasi membantunya dalam membuat karya musik.
“Sebelum berkultivasi, perhatian saya dihabiskan pada bagaimana membuat musik yang bagus dan menyegarkan tubuh.”
Sekarang, apa yang saya pikirkan adalah bagaimana menyingkirkan keterikatan pada nama dan keuntungan, serta bagaimana membuktikan kebenaran Dafa dengan menggunakan musik.”
“Saya melihat bahwa setiap not seperti sebuah kehidupan energi. Apa yang perlu saya lakukan adalah secara alami mengekspresikan apa yang saya lihat, bukan membuat not-not melakukan apa yang saya inginkan mereka lakukan.”
“Ketika bisa mencapai alam pikiran ini, musik saya menjadi menyentuh hati dan penuh dengan energi.”
Ma mengatakan dia berbagi pemahaman musik ini yang dia peroleh dari kultivasi dengan profesornya. Mereka mengatakan bahwa dia telah mencapai tingkat spiritual yang sangat tinggi dan mereka tidak mampu memberikan saran atau bimbingan lebih lanjut. Mereka mendorong Ma untuk menciptakan lebih banyak musik dengan cara ini.
Berkultivasi Saat Mempromosikan Shen Yun
Wu (wanita), mulai berlatih pada tahun 1997, menceritakan pengalamannya dalam mempelajari bahasa Inggris dan memaksakan diri untuk berbicara dengan orang asing dalam bahasa Inggris ketika mempromosikan Shen Yun.
Wu menghafal banyak kalimat dan mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan bahasa saat sendiri menjual tiket Shen Yun di mal perbelanjaan.
Suatu kali, dia berbicara kepada seorang pria, dimana, setelah mendengar pergenalan Shen Yun, pria ini mengundangnya untuk mengajukan lamaran kerja ke Macy’s. Wu melakukan dan diterima kerja di sana.
Januari lalu, Wu mengambil cuti panjang dari Macy’s untuk mempromosikan Shen Yun. Ketika dia kembali ke Macy’s, dia mendapatkan kejutan karena telah dipromosikan menjadi manajer departemen.
Berkultivasi dalam Hubungan Keluarga
Liu (wanita) mengatakan bahwa dia adalah seorang yang jujur dan selalu berbicara sesuai dengan hatinya. Akan tetapi, dia tidak pernah memikirkan apa makna sesungguhnya dari belas kasih dan kesabaran. Dia mudah cepat marah dan sering bertengkar dengan anggota keluarga.
Liu mencari ke dalam lebih jauh untuk menemukan akar penyebab masalahnya. Dia berkata, “Saya menemukan bahwa sifat agresi saya benar-benar keras. Tidak peduli bagaimana memancarkan pikiran lurus, saya tidak bisa melenyapkannya. Saya menderita karena sifat agresi ini setiap hari. Saya tidak bisa makan atau tidur.”
“Akhirnya, saya menyadari bahwa kekerasan merupakan refleksi dari sifat pengecut. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang merasa putus asa terhadap kenyataan. Akarnya adalah pada keterikatan kenyamanan dan sentimentalitas.”
“Ketika saya melihat apa agresi sesungguhnya itu, saya bisa menyingkirkannya.”
Salah satu peserta berkata, “Ketika mendengar pembicaraan tentang iri hati, saya berpikir pada diri sendiri. Ketika saya mendengar kisah seorang rekan praktisi, saya menyadari bahwa dia berusaha keras. Ketika saya melihat bagaimana praktisi lain mengutamakan kultivasi, saya melihat kekurangan saya. Konferensi ini benar-benar mendorong saya untuk lebih gigih berkultivasi.”
Peserta lainnya berkata bahwa dia menangis dari awal hingga akhir konferensi. Dia mengalami banyak kesulitan dan ujian akhir-akhir ini, dan berbagi pengalaman memurnikan hatinya serta memberinya energi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.