(Minghui.org) Salam hormat kepada Shifu, salam hormat kepada seluruh rekan praktisi.
Saya praktisi Bali yang mendapatkan Fa pada Juni tahun 2000. Pada konferensi berbagi pengalaman ini, saya ingin berbagi pengalaman kultivasi saya.
Pengalaman Membaca Buku “9 Komentar Mengenai Partai Komunis”
Bulan November 2005, buku “9 Komentar” bahasa Indonesia terbit. Setelah saya mendapatkan buku tersebut, saya langsung membacanya sampai selesai.
Saya membaca buku ini bukan hanya sekali, membaca putaran 1 – 3 saya mengalami mimpi-mimpi buruk. Seperti “saya diteror oleh orang, dianiaya, disiksa, bahkan saya ditikam dengan pisau yang ditancapkan di ulu hati oleh orang yang tidak saya kenal, kondisi seperti itu saya merasakan sakit yang luar biasa, lalu perlahan-lahan saya berangsur-angsur sadar terbangun dalam mimpi. Mulai saat itu saya sering bersin-bersin dan keluar ingus dari hidung. Fenomena ini sendirinya berhenti setelah saya bergabung dengan Tian Guo Marching Band.
Membaca putaran ke 4 – 5 buku “9 Komentar”, dalam pikiran saya sangat-sangat membenci Partai Komunis.
Membaca putaran ke 6 – 8 buku “9 Komentar”, saya mulai merasa iba dan kasihan terhadap orang-orang yang teracuni paham komunis.
Membaca putaran ke 9 - 11…… buku “9 Komentar”, saya tahu cara menghadapi watak jahat dari komunis.
Shifu katakan: “…… Bila anda ingin tahu apa gerangan partai jahat PKT, anda pertama-tama harus tahu bagaimana partai jahat PKT memikirkan masalah, bagaimana jalan pemikirannya, bagaimana dia berkata bohong. Jika hal-hal yang paling dasar ini anda juga tidak tahu, berita yang anda dapatkan semua adalah palsu.” (Ceramah Fa di San Francisco 05 Nov 2005).
Menyebarkan Buku “9 Komentar”
Tahun 2006 saya mulai menyebarkan buku “9 Komentar” versi bahasa Mandarin kepada turis-turis Tiongkok yang berwisata ke Bali. Bulan Maret 2006 saya punya kesempatan menyebarkan buku “9 Komentar” kepada etnis Tionghoa yang bisa membaca tulisan Mandarin.
Saya sangat tersentuh dengan ulasan buku “9 Komentar”, setelah ada proyek tiga pengunduran, prioritas saya lebih banyak ke penyebaran buku “9 Komentar”. Begitu juga di kantor tempat kerja saya, banyak kejadian di TV atau di masyarakat akhir-akhir ini juga merefleksikan isi dari buku “9 Komentar”. Topik-topik perbincangan mereka saya pinjam untuk menjelaskan isi buku “9 Komentar”, beberapa rekan kerja sangat tertarik untuk membacanya.
Belajar Klarifikasi Tiga Pengunduran
Tahun 2011 saya dan seorang praktisi ke Hongkong dan selama 3 hari, 7 lokasi 3 pengunduran yang berbeda saya kunjungi. Materi klarifikasinya, banner, poster gantung, poster tangan, buku 9 Komentar, DVD 9 Komentar, koran dan aplikasi 3 pengunduran.
Malam harinya saya melakukan tiga pengunduran di lokasi para turis naik kapal ferry. Sesaat dermaga agak sepi, saya hampiri seorang laki-laki yang sedang membaca materi klarifikasi, lalu saya tanyakan, “Apakah anda memahami materi kami?” Laki-laki itu cuma mengangguk, saya keluarkan formulir tiga pengunduran dan tunjukkan nama samaran pada formulir untuk dia mundur, dia mengangguk lagi. Dia tersenyum saat saya ucapkan selamat, Dewa dan Buddha akan melindungimu. Ini pertama kali saya mengajak orang mundur, dan saya coba melakukannya di Bali.
Saya membawa formulir dan melakukan tiga pengunduran di pantai, di sana ada poster-poster klarifikasi, saya berdiri menunggu dalam kondisi di bawah terik matahari selama kurang lebih 2,5 jam, saya mengingat kata-kata Shifu “alangkah sulitnya menyelamatkan orang”. Sehabis itu saya angkat kepala, melihat ke samping, ada seorang turis Tiongkok sedang membaca materi klarifikasi, saya menghampirinya, atas bantuan komunikasi akhirnya dia mundur dengan nama samaran yang saya berikan. Beberapa hari kemudian saya datang lagi menjelang sore ke pantai tersebut dan bertemu dengan sepasang turis Tiongkok, yang setelah melihat materi klarifikasi mereka mundur dengan nama samaran. Saya menyadari jika ada hati yang tulus, Shifu akan mengarahkan orang yang berjodoh untuk kita jumpai.
Klarifikasi di Lokasi Wisata
Februari 2014 saya dengan istri pindah tempat tinggal ke salah satu lokasi wisata yang baru saja digarap oleh praktisi setempat untuk melakukan klarifikasi kepada turis-turis Tiongkok.
Keesokan harinya saya dan istri pergi ke lokasi tersebut, saya mencari posisi yang cocok untuk melakukan klarifikasi, setelah itu dalam hati saya mohon Shifu memperkuat pikiran lurus saya.
Waktu itu saya hanya membantu membagikan koran, menunggu bus yang mengantar turis untuk melihat sunset atau untuk makan malam. Mereka berjalan melewati atau saya yang menghampiri mereka, lalu menawarkan koran kepadanya. Dengan mengunakan bahasa Mandarin, ada yang mau menerima, ada juga yang tidak.
Beberapa minggu kemudian karena koran yang saya miliki terbatas, akhirnya saya memutuskan untuk membuat poster tangan dan membagi buku “9 Komentar” versi bahasa Mandarin.
Suatu kali saya perlihatkan poster anggota PKT yang telah melakukan tiga pengunduran secara terbuka kepada turis Tiongkok dan saya katakan, “Tiga pengunduran untuk keselamatan”. Dia memerhatikan saya dan menjawab dengan bahasa Mandarin, “Saya tidak pernah masuk anggota partai”. Saat itu saya diam tidak tahu apa yang harus saya jawab, akhirnya hanya melihat dia berjalan pergi begitu saja. Lalu saya berpikir, kondisi seperti ini tidak boleh terjadi lagi, tapi bagaimana saya harus mengatasinya? Saya lalu terpikir minta bantuan praktisi asal Tiongkok mengajari saya bahasa Mandarin praktis untuk mengatasinya. Baru selesai memikirkannya, tiba-tiba ada praktisi Tiongkok datang ke lokasi klarifikasi kami, akhirnya masalah tersebut bisa diatasi.
Mulai saat itu saya berangsur-angsur belajar klarifikasi dengan bahasa Mandarin. Saya mencoba menyapa saat turis turun dari bus, tangan kiri saya memperlihatkan poster pengenalan buku “9 Komentar” dan tangan kanan saya menawarkan buku “9 Komentar” sambil mengucapkan beberapa kata: “Apa kabar Tuan dan Nona, Selamat datang di Indonesia, Bali. Di sini anda bisa dapatkan buku “9 Komentar”, di daratan Tiongkok tidak akan anda temukan, anda dapat keluar kemari juga adalah takdir pertemuan, banyak melihat dan banyak mendengar, jangan mendengar kata-kata kebohongan dari PKT, semua itu adalah palsu.”
Pada saat turis mau pulang, saya memperlihatkan poster-poster yang berkaitan dengan tiga pengunduran kepada mereka sambil mengucapkan beberapa kata: “Ingat tiga pengunduran untuk keselamatan, anda tidak masuk anggota partai, dulu pernah ikut liga pemuda atau ikut pionir muda – anda juga harus mundur, boleh mundur di sini, boleh di web Dajiyuan, dengan nama asli atau nama samaran juga boleh, mencintai negara bukan berarti mencintai partai, orang Tiongkok baik, komunis tidak baik, tidak ada komunis, baru ada negara Tiongkok yang baru. Anda tidak perlu takut, ini Indonesia tidak ada partai komunis.”
Turis-turis Tiongkok yang teracuni, saat berjalan melewati saya, dia akan berjalan sedikit berlari sambil menutupi telinganya menghindari saya. Lalu saya keraskan suara saya agar ucapan saya terdengar oleh mereka, saya rasa bila mereka dapat mendengar akan berguna bagi mereka.
Suatu kali, sebagian turis Tiongkok sudah masuk ke dalam bus, saat saya menunjukkan materi dari luar bus, beberapa orang dari mereka tiba-tiba turun dari bus, seorang pria tua berjalan menghampiri saya dan bertanya, “Apakah anda orang Tiongkok?” Sambil menjawab pertanyaannya, saya menawarkan buku “9 Komentar” kepadanya. Walau saya tahu dia teracuni, saya tetap memperlihatkan materi-materi klarifikasi pada orang tua itu. Orang ketiga yang memperhatikan percakapan kami, meminta buku “9 komentar” kepada saya. Saya berpikir orang tua ini pasti anggota PKT, lalu saya bilang ke dia, “Jika partai sudah memberikan anda uang, maka kita ada takdir pertemuan di sini, saya baru bisa beri tahu fakta kebenaran kepada anda.” Orang tua itu terdiam, dan mau melihat materi klarifikasi saya. Saat bus akan meninggalkan lokasi, kami sambil tersenyum melambaikan tangan ke arah mereka, sebagian turis Tiongkok yang ada di dalam bus juga ikut melambaikan tangan kepada kami.
Saya juga klarifikasi fakta kepada guide Mandarin, guide lokal, supir bus, kernet, karyawan café, pemilik café, sekuriti, tukang parkir, penjaga toilet, supir freelance dan lain-lain, saya selalu memperkenalkan diri terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan saya membagi materi di sana.
Kira-kira setengah tahun kemudian, pada waktu sore menjelang malam saat saya menunggu turis keluar dari tempat makan, tiba-tiba ada satu mobil warna putih berhenti di depan saya, supirnya membuka kaca jendela memanggil tukang parkir dan berbicara dengan bahasa Bali, beberapa saat kemudian mobil itu berjalan pergi.
Tukang parkir menjelaskan bahwa mobil yang berhenti tadi adalah seorang polisi, polisi tersebut meminta kepada tukang parkir agar saya tidak diijinkan melakukan klarifikasi di tempat tersebut. Tukang parkir pun menjelaskan kepada polisi bahwa saya adalah teman beliau dan saya sudah lama klarifikasi di lokasi ini. Dalam hati saya berterima kasih pada Shifu, makhluk hidup bisa memilih posisi mereka.
Suatu waktu saya berdiri di belakang istri yang lagi menawarkan materi klarifikasi kepada turis Tiongkok, ada seorang turis telah mengambil materi, tetapi dari belakang saya ada guidenya melarang dia untuk mengambil dan menyuruh membuangnya. Kebetulan saya melihat turisnya membuang materi di depan istri, saat ditegur guidenya marah-marah dan masuk ke dalam bus.
Saya mencari ke dalam kenapa saya bisa timbul konflik dengan guidenya, pasti ada sesuatu yang tidak benar pada diri saya. Lalu saya menemukan ada kata-kata saya yang kurang sopan dan nada hati bertengkar. Beberapa minggu kemudian saya bertemu guide itu lagi, saya menyapanya dengan ramah, dibalas sambil senyum. Setelah hati berhasil saya tata, selaras dengan Fa Shifu, lingkungan pun menjadi selaras dengan saya.
Membagi Koran di Hong Kong
Kami berdelapan orang, 6 praktisi Bali dan 2 praktisi Taiwan, kami berempat membagi koran di dermaga. Kami berpencar mencari posisi masing-masing untuk membagi koran, tak lama kemudian seorang wanita berpakaian merah muda, memakai topi, kaca mata hitam, tangan memegang handphone, dari kejauhan berjalan mendekati saya, dia berusaha merekam wajah saya dari berbagai arah, karena saya berusaha menghindari rekamannya. Perlakuan yang sama juga dilakukan oleh wanita tersebut kepada rekan praktisi lainnya. Kelompok wanita itu ada di seberang kami, mereka membagikan materi yang memfitnah Dafa. Kami semua tidak tergerak dan terus melanjutkan membagikan koran.
Tak lama kemudian, seorang pemuda terlihat seperti penduduk asli Hong Kong, melintasi tempat kami. Tangannya memegang gulungan koran, dia berteriak-teriak dalam bahasa Canton lalu berhenti di tengah-tengah antara posisi kami dengan pihak pengacau. Saya tidak memahami apa yang dikatakannya, dan bertanya kepada seorang supir bus. Supir menjelaskan anak muda itu mengatakan, “Jangan percaya PKT, komunis itu membuat anda semua akan mati, komunis juga membuat semua anggota keluarga anda ikut mati“. Saya ucapkan terima kasih dan kembali melanjutkan membagikan koran. Saya mengerti bahwa Shifu sedang menyemangati kami, diperlihatkan kepada kami orang yang mendukung klarifikasi kami.
Sekitar 15 menit kemudian kami berpindah ke lokasi lain. Sambil membawa koran kami berjalan pindah ke lokasi lain. Saya bisa merasakan kejahatan di sana benar-benar mengganggu kegiatan praktisi, tetapi teman-teman praktisi Hong Kong sangat memerhatikan keamanan dan keselamatan praktisi lainnya.
Pindah di lokasi lain kembali saya diganggu oleh kelompok kaki tangan partai iblis, kaki tangan PKT di Hong Kong bertebaran dimana-mana, saya sungguh salut terhadap praktisi lokal yang gigih walau mendapat gangguan setiap saat. Saya ingat ceramah Shifu:
“Di tengah praktek masih harus kalian yang menjalani, masih harus kalian yang berkultivasi, Shifu hanya dapat berperan sebagai pembimbing. Tentu saja di tengah Xiulian masih tetap ‘kultivasi tergantung diri sendiri, sedangkan evolusi Gong tergantung Shifu,’ itu pasti. Tetapi saat menemui masalah, menemui hal-hal yang berubah-ubah di tengah manusia biasa, harus anda sendiri yang menghadapinya.” (Ceramah Fa pada Konferensi Great New York Tahun 2013).
Kultivasi Bersama Tian Guo Marching Band
Tahun 2009 Tian Guo Marching Band dibentuk di Bali, saya memilih alat tiup trumpet. Saya ingat diawal Xiulian yang paling susah saya lewati adalah latihan perangkat ke-5, bertahan untuk bersila ganda dalam jangka waktu 1 jam, kurang lebih selama 3 tahunan saya baru bisa melewatinya. Sedangkan Xiulian di Tian Guo Marching Band rintangan dan tantangan yang saya hadapi ternyata jauh lebih besar, karena menyangkut keharmonisan team. Sebagai anggota dari Tian Guo Marching Band saya harus bisa memainkan lagu-lagu Dafa dengan baik dan benar, maka dari itu saya berusaha berlatih teknik dasar dengan benar dan rutin.
Pada pertengahan tahun 2013 Tian Guo Marching Band tampil di depan konjen Tiongkok Surabaya. Saat pembubaran barisan saya terharu dan meneteskan air mata, sekian tahun saya bersusah-payah berlatih dan berlatih, akhirnya hari ini dari awal sampai akhir perform, saya bisa meniupkan semua lagu-lagu Dafa sesuai notasi yang ada di buku lagu, tidak ada notasi yang saya lewatkan.
Mulai saat itu setiap kali ada perform marching band dari awal sampai akhir saya berusaha untuk bermain lagu secara penuh, berusaha tidak minum sebelum selesai perform.
Saya menyadari Xiulian itu sakral dan serius, Tian Guo Marching Band terdiri dari 15 instrumen berbeda yang dipilih dan dibentuk oleh Shifu. Sepulang dari mengikuti konferensi di Malaysia akhir tahun 2013, saya mendapatkan masukan untuk meningkatkan pengelolaan dan kemampuan masing-masing instrumen pada penanggung jawab, namun beberapa rekan praktisi mengira saya ingin membentuk kelompok kecil dan lain-lain. Lama saya terikat di sini, teman-teman juga tidak mendapatkan peningkatan signifikan dengan cara tersebut. Setelah saya lepaskan hati terjadilah perubahan situasi yang positif.
Tahun 2016 atas dukungan rekan-rekan marching band, saya mendapat kesempatan mengikuti pengenalan dan pelatihan Tian Guo Marching Band Asia Pasifik selama 2 hari di Taiwan.
Saat akhir pelatihan, diputarkan film pengenalan 10 tahun terbentuknya Tian Guo Marching Band Asia Pasifik, di akhir dari film tersebut ada foto Shifu dengan Tian Guo Marching Band New York, Shifu Li duduk di bagian tengah dari barisan Tian Guo Marching Band dan Shifu Li juga memakai baju seragam Tian Guo Marching Band. Saya terharu dan merasa sangat beruntung.
Dari pengenalan dan pelatihan selama 2 hari di Taiwan, saya melihat dan membuktikan bahwa cara-cara mereka sangat-sangat bermanfaat bagi anggota team.
Saya sharingkan pengalaman ini dengan teman-teman Bali, akhirnya kita sepakat untuk berlatih mengikuti standar yang ditetapkan di Taiwan. Beberapa dari teman Tian Guo Marching Band dengan cepat meningkat dengan metode pelatihan ini. Mereka menyadari tuntutan anggota Tian Guo Asia adalah bisa meningkat dan bergabung pawai di Hong Kong sehingga harus memiliki standar yang setara dengan teman Tian Guo lainnya di Asia. Rasa pesimis saya terhadap team Tian Guo berubah menjadi optimis kembali.
Demikian pengalaman dari saya. Terima kasih Shifu, terima kasih rekan-rekan praktisi. Bila ada yang tidak sesuai, mohon ditunjukkan dengan belas kasih.
(Dibaca saat Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Indonesia 2017 di Jakarta)