(Minghui.org)
Gigih Meski Sulit
Saya beremigrasi ke Kanada pada tahun 2002 dan menetap di Toronto. Awalnya, saya punya pekerjaan biasa dan di waktu senggang membantu mengantarkan koran Epoch Times. Kemudian, Epoch Time berkembang pesat, berubah dari koran mingguan menjadi harian dan juga memulai versi bahasa Inggris. Tentu saja, sejumlah dana diperlukan seiring perkembangannya. Pada tahun 2006, direktur Epoch Times minta tolong dalam kelompok belajar dan meminta kontribusi dana bagi yang mampu serta mereka yang ingin bekerja. Saya tidak punya uang, tetapi menyumbangkan tenaga.
Cara terbaik adalah menjadi agen penjualan dan memberikan pemasukan langsung untuk Epoch Times. Saat itu, perusahaan tempat saya bekerja sedang mengurangi karyawan, jadi saya mengundurkan diri dan berencana bekerja di Epoch Times sebagai agen penjualan. Saya kemudian menghubungi manajer penjualan, yang menanyakan, ”Apakah kamu bisa berbahasa Kanton?” Saya bilang, ”Tidak.” “Bagaimana bahasa Inggris kamu?” Jawab saya, ”Tidak bagus.” Saya tidak mendapatkan balasan lagi.
Saya tidak tahu bahwa mereka tidak menginginkan saya karena kurangnya keahlian saya. Ketika itu, Epoch Times tidak punya sistem seperti sekarang. Saya pergi ke pertemuan penjualan pada hari Senin. Tidak ada yang mengarahkan saya, jadi saya cari tempat dan duduk. Saya tidak pernah mengira akan bertahan di sini begini lama. Sekarang saya dikenal sebagai agen utama penjualan. Orang yang mengenal saya selalu berkata, ”Jika ia bisa jadi salesman, siapapun bisa.” Memang, saya tidak menarik, tidak bisa berbahasa Kanton dan bahasa Inggris saya juga tidak bagus. Saya adalah orang yang berbicara beberapa kata dan pelan.
Sebenarnya, saya tidak berencana bekerja di Epoch Times untuk waktu yang begitu lama. Saya pikir hanya akan membantu sebentar dan sambil mencari pekerjaan lain. Namun saya terjebak di sini. Seperti melompat ke dalam air, kemudian menyadari tidak bisa berenang tetapi juga tidak bisa mencapai pantai.
Melihat ke belakang, saya masih ingat klien pertama saya. Saya telah bekerja di Epoch Times selama beberapa hari dan memahami pengenalan singkat koran ini. Saya mencetak kartu nama. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah mal perbelanjaan dekat kantor saya yang memiliki beberapa toko. Hati saya berdebar-debar saat memikirkan untuk berbicara kepada orang asing tentang Epoch Times. Saya mengumpulkan keberanian dan masuk ke dalam toko fashion.
Saya berkeliling tapi takut membuka mulut. Saya melihat teman saya di sana, jadi berbicara sebentar dengannya. Setelah ia pergi, saya tahu saya tidak bisa lari. Saya kembali ke toko dan dengan Inggris terpatah-patah, saya memperkenalkan Epoch Times kepada kasir. Ia tidak memahami apa yang saya katakan, jadi saya minta untuk mengiklankan di koran kami. Ia akhirnya mengerti, tetapi ia berkata, ”Saya tidak berwenang untuk ini. Kamu perlu menghubungi kantor pusat kami.” Saya berterima kasih padanya dan menarik napas lega.
Saya merasa gugup seperti awalnya, jadi saya terus mengunjungi beberapa toko. Tetapi mereka semua meminta saya untuk menghubungi kantor pusat mereka. Saya belum siap berbicara dengan kantor pusat manapun, jadi saya memutuskan untuk mengunjungi beberapa toko Tionghoa.
Tidak disangka, orang-orang merespon secara negatif. Akhirnya saya mengunjungi toko yang saya kenal. Apa yang dikatakannya kepada saya? “Ada begitu banyak hal untuk dikerjakan. Mengapa kamu melakukan ini?” Seperti saya melakukan suatu hal yang memalukan. Saya menjadi takut dan kembali ke kantor.
Tetapi saya tidak menyerah. Mungkin karena Shifu menyemangati saya, karena tanpa pengalaman apapun dan tanpa bantuan siapa pun, saya mendapatkan tiga kontrak dengan nilai total $ 5.000.
Saya tahu tidak mudah menjadi salesman, dan tidak pernah berpikir untuk bekerja permanen di Epoch Times. Saya berpikir akan mencari pekerjaan biasa supaya keluarga saya bisa bertahan hidup. Ketika memutuskan untuk mengundurkan diri, anehnya direktur meminta saya untuk bertahan. Meski saya hanya memberikan beberapa ribu sebulan untuk koran, itu lebih baik daripada tidak ada. Tanpa beberapa ribu dolar, perusahaan harus meminta donasi. Seorang praktisi memberitahu saya, ”Ketika Epoch Times dalam kesulitan itulah saatnya kami memerlukan kamu.”
Saat itu, saya juga dalam situasi sulit. Anak-anak masih kecil dan istri saya bekerja keras. Untunglah, istri saya juga praktisi dan ia sangat mendukung. Kami berusaha mengurangi pengeluaran biaya hidup, supaya bisa bertahan dengan gaji kecil saya.
Setelah banyak pertimbangan, saya memutuskan untuk tetap bertahan di Epoch Times.
Karir di penjualan adalah keras. Saya berulangkali merasa bimbang. Sepanjang jalan, banyak keterikatan muncul: jika penjualan bagus, timbul kepuasan diri; ketika penjualan jelek, saya merasa sedih; ketika orang lain melakukan dengan bagus, saya merasa iri hati; ketika salesman lain bernegosiasi dengan klien saya, mentalitas bersaing dan kepentingan timbul; ketika menemui masalah dengan kolega, muncul kebencian; ketika klien menolak saya, saya merasa patah hati.
Suatu kali, saya menagih utang kepada seorang klien. Klien itu melempar tas saya keluar pintu dan mengumpat saya. Saya merasa bingung, kesal dan ingin berkelahi dengannya. Ketika saya berpikir tentang menjadi pengikut Dafa, saya tahu itu akan merusak Dafa jika saya melakukannya. Saya menahan diri dan menelan kemarahan saya.
Kadang-kadang, saya merasa seperti membentur tembok, dan tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya berusaha menelepon semua klien potensial, tetapi tidak ada hasil dan penjualan terus menurun. Tetapi, semuanya berubah akhirnya dan selalu ada jalan keluar, yang membuat saya tetap bertahan.
Meningkat Sambil Bekerja Sama dengan Orang Lain
Sejak Shifu mengajarkan Fa pada pertemuan Epoch Times 2009, bisnis kami berkembang pesat.
Penjualan saya mencapai titik baru. Sementara itu, makin banyak salesman baru bergabung. Salah satunya mungkin memiliki takdir pertemuan dengan saya dan meminta untuk bekerja bersama dengan saya. Tentu saja, saya tidak mau. Bisakah kamu bayangkan: saya telah bekerja bertahun-tahun dan memiliki pengalaman. Tapi pemula ini mau bekerja dengan saya. Tetapi ia punya caranya sendiri. Ketika mendapatkan klien baru, ia akan meminta saya pergi bersamanya. Ia punya ide-ide dan ingin bekerja sama dengan saya. Kami saling belajar dan akhirnya menjadi partner tak terpisahkan. Kami memilih untuk menangani dealer mobil. Jika kamu pernah bekerja dengan dealer mobil, kamu tahu mereka sangat susah untuk ditangani. Saya pernah mencoba sebelumnya tetapi menyerah karena benar-benar sulit.
Ketika kami memulainya, kebanyakan dealer mengiklankan di koran saingan kami. Mereka punya iklan lebih dari 50 perusahaan, tapi kami hanya punya satu. Mereka meremehkan kami. Tetapi sekarang, kami memasangkan iklan untuk lebih dari 40 perusahaan mobil. Satu dari pesaing kami hanya belasan dan lainnya hanya satu atau dua iklan. Awalnya, harga mereka dua kali lipat dari kami. Sekarang guna bersaing dengan kami, mereka menurunkan harga setengah dari kami dan kadang menjalankan iklan gratis. Akan tetapi, harga kami naik.
Ketika saya melihat balik, itu sebenarnya proses menyingkirkan keegoisan kami dan bekerja sama dengan orang lain.
Saya biasa sendiri bertemu dengan klien, tetapi sekarang “ia” bersama saya. Meski ia jarang mengatakan sesuatu, ia mendengarkan. Setelah pertemuan, ia akan selalu mengkritik saya: ”Mengapa kamu tidak mengatakan ini? Mengapa kamu tidak mengatakan itu? Mengapa kamu meninggalkan ini?”
Meski tidak membalas, saya terus berpikir, ”Saya adalah salesman berpengalaman - bagaimana kamu bisa bicara seperti itu? Apa yang kamu katakan mungkin tidak benar. Jika kamu yang mengerjakan, belum tentu kamu lebih baik dari saya.” Kemudian saya menemukan alasan dan berkata, ”Itu semua karena ini atau itu. Jika kamu mendengar saya mengucapkan yang tidak benar, kamu bisa menambahkan sesuatu.” Tetapi dalam pikiran, saya pikir nasihatnya selalu sedikit terlambat.
Jadi ketika kami bertemu klien, saya akan menjadi lebih gugup dan merasa ia mengawasi saya. Kadang-kadang bahkan lebih buruk. Jika ia mengomeli saya lagi, saya akan marah dan kadang bertengkar dengannya. Kemudian saya menyesalinya, karena tahu tidak bisa mengatasinya dengan baik. Situasi ini berlangsung cukup lama. Suatu hari, saya tiba-tiba menyadari ia berhenti mengeluh. Ia juga menemukan caranya berbicara adalah tidak benar. Selama proses ini, kemampuan saya menerima kritik meningkat.
Saat kami saling bekerja sama dengan baik, makin banyak kontrak iklan ditandatangani. Kami menerima banyak pujian. Saat itu, saya merasa bangga pada diri saya. Kemudian, tujuh kontrak dibatalkan dalam dua minggu. Mereka memberikan berbagai alasan dan kami menjadi frustrasi. Setelah itu, kami menenangkan diri dan merenungkan diri masing-masing. Kami menemukan masalahnya. Itu adalah gangguan iblis dalam pikiran kami. Seperti dikatakan dalam Zhuan Falun:
“Di dalam kelas ceramah ini sekarang juga ada yang merasa dirinya hebat, sikap berbicara juga sudah lain. Bagaimana sebenarnya hal ihwal diri sendiri, sekalipun dalam agama Buddha juga sangat menabukan hal ini.”
Meningkat Melalui Menghafal dan Melafalkan Fa
Sekitar setahun lalu, seorang rekan praktisi berbagi pengalamannya dalam melafalkan Fa di Minghui. Saya begitu tersentuh hingga memutuskan untuk melafalkan Fa. Saya mulai dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju. Saat menghafalkan, saya terus menerus menyadari Fa di berbagai tingkatan dan alam pikiran saya terangkat.
Begitu saya menghafalkan “Perbincangan Sederhana Tentang Shan:”
“...dengan mengatakan: jika semua orang belajar Dafa, mengamalkan Shan, kalau begitu bagaimana mengatasi agresi dari pihak luar yang mengobarkan perang menyerang kita? Sebenarnya dalam buku ‘Zhuan Falun’, saya sudah mengemukakan, bahwa perkembangan masyarakat manusia digerakkan oleh evolusi fenomena langit, dengan demikian peperangan umat manusia apakah eksis secara kebetulan? Daerah yang karmanya besar, daerah yang hati manusianya berubah menjadi buruk, di sana cenderung tidak tenteram. Jika satu bangsa benar-benar baik hati, karmanya pasti kecil, sudah mutlak tidak akan ada peperangan yang muncul, sebab prinsip Dafa tidak mengizinkannya, karakter alam semesta sedang mengendalikan segalanya. Manusia juga tidak perlu khawatir bangsa yang baik hati akan diserang, karakter alam semesta -- Dafa tersebar memenuhi seluruh badan langit dari makroskopis hingga ke mikroskopis tanpa ada yang lowong.”
Setelah melafalkan paragraf ini, saya membaca artikel di Minghui dan tiba-tiba memahami Fa pada tingkatan lain. Dalam artikel, praktisi berbagi bahwa ia ditabrak mobil. Ia tidak pergi ke rumah sakit dan tidak meminta uang. Beberapa hari kemudian, tidak seorang pun menanyakan tentang dirinya. Ia merasa kesal. Kemudian Fa Shifu muncul dalam pikirannya. Ia segera menyadari itu bukan kebetulan: ”Bagaimana saya bisa ditabrak jika tidak ada yang salah dengan diri saya?”
“…sebab prinsip Dafa tidak mengizinkannya, karakter alam semesta sedang mengendalikan segalanya.”
“Saya seharusnya tidak menyalahkan orang yang menabrak saya,” ujarnya. “Mengapa saya merasa tidak adil dalam hati?”
Hal itu membuat saya memahami bagian “Apa itu Kesabaran (Ren)?”: “Sama sekali tidak timbul marah dan benci, tidak merasa dipersalahkan barulah merupakan kesabaran dari orang Xiulian.”
Masalah kita sendiri yang menyebabkan semua terjadi. Mengapa kita harus menyalahkan orang lain? Saya memahami lebih lanjut arti mencari ke dalam. Sebagai salesman, kita seharusnya tidak khawatir tentang klien melakukan ini atau itu. Itu tidak akan terjadi jika tidak diperkenankan. Kekhawatiran saya akan membuat masalah tambah parah.
Saat menghafalkan lebih dari setengah Petunjuk Penting untuk Gigih Maju, saya menjadi tenang dan berbelas kasih. Ketika meluruskan pikiran saya, klien-klien menjadi berubah. Saya merasa mereka adalah makhluk dunia saya. Saya tidak perlu memeras otak untuk mendapatkan kontrak iklan. Ada seorang klien yang sudah saya amati cukup lama. Saya hanya mengirimkan email dan ia setuju. Proses penjualan menjadi begitu mudah.
Dikatakan di dalam Zhuan Falun:
“Jika anda biasanya selalu mempertahankan sebuah hati yang belas kasih, suatu sikap mental yang tenang dan damai, maka ketika berjumpa masalah akan dapat diatasi dengan baik, karena ia masih menyisakan kesempatan untuk meredam terpaan.”
Suatu hari, seseorang mengumpat saya, tetapi itu jebakan lemah dan tidak menyentuh saya.
Suatu hari, saya melafalkan Zhuan Falun:
“Kalau begitu mengapa hal ini boleh dilakukan untuk orang Xiulian? Karena orang Xiulian adalah paling berharga, dia hendak Xiulian, oleh karena itu, niat yang terpancar ini adalah yang paling berharga. Di dalam agama Buddha disebut sifat kebuddhaan, segera setelah sifat kebuddhaannya muncul, para Sang Sadar lalu boleh membantunya. Apa artinya ini? Kalau menurut saya, karena saya mengajar Gong pada tingkat tinggi, menyangkut prinsip tingkat tinggi, masalah yang tersangkut sangat besar. Di dalam alam semesta, kami melihat jiwa manusia bukan berasal dari masyarakat manusia biasa. Terciptanya jiwa manusia yang asli, terjadi dalam ruang alam semesta ini. Karena di dalam alam semesta ini ada banyak sekali materi yang beraneka ragam untuk menciptakan jiwa, dari interaksi antar materi ini dapat terbentuk jiwa; itu berarti bahwa jiwa manusia yang paling dini juga berasal dari alam semesta. Ruang alam semesta memang bersifat baik, yakni memiliki karakter Zhen, Shan, Ren,dan ketika manusia dilahirkan memiliki sifat yang sama dengan alam semesta. Tetapi ketika makhluk berjiwa sudah tercipta banyak, maka berkembang pula suatu hubungan sosial yang kolektif. Sebagian di antaranya mungkin bertambah sifat egoisnya, tingkat mereka berangsur-angsur mulai merosot sehingga tidak dapat bertahan pada tingkat itu, dan mereka harus jatuh ke bawah. Tetapi pada tingkat lain tersebut, mereka kembali menjadi tidak baik lagi, sehingga tidak dapat bertahan dan jatuh lagi lebih lanjut, dan akhirnya jatuh ke dalam tingkat yang dihuni umat manusia ini.”
Saya merasa setiap kata-kata bergemuruh di dalam dunia saya. Saat memahami lebih lanjut, energi yang besar mengalir melalui tubuh saya, membuat saya terasa ringan. Saya meneteskan air mata. Sepertinya saya baru memahami mengapa saya berkultivasi, makhluk hidup di dunia lama mengikuti hukum “terbentuk, bertahan, rusak, dan musnah” akan dihancurkan. Mereka tidak memiliki masa depan. Alasan satu-satunya kita datang ke dunia adalah untuk memperoleh Fa, berkultivasi dan kembali ke jati diri sejati.
Saya memahami lebih banyak lagi seiring menghafal dan melafalkan Fa. Ketika berbagi dengan praktisi lain, mereka memuji saya. Perlahan-lahan, mentalitas pamer dan puasa diri timbul. Setelah itu, saya tidak bisa lagi menyadari prinsip Fa untuk beberapa saat. Saya belajar Fa dengan pengejaran negatif di pikiran dan berharap bisa melihat makna mendalam Dafa supaya bisa pamer di depan orang lain. Nyatanya, itu adalah hati kotor mencari nama.
Saya teringat “Larangan Bagi Orang yang Berkultivasi” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju:
“Terikat pada nama, sebenarnya adalah metode sesat yang mengejar sesuatu, jika mengejar ketenaran di dunia bicaranya pasti manis di mulut namun busuk di hati, mengelabui publik dan mengacaukan Fa.”
Melepaskan Nafsu Birahi Melalui Menghafal dan Melafalkan Fa
Ketika melafalkan Fa, saya menemukan keterikatan nafsu birahi. Saya telah berlatih begitu lama, tetapi tidak sepenuhnya melenyapkan keterikatan nafsu birahi. Saya hanya memenuhi persyaratan minimum Shifu. Saya hanya menipu sendiri dan berusaha untuk berubah. Saya pikir sedang melakukan tiga hal dan bisa hidup dengan keterikatan ini sampai akhir. Tetapi, saya sepenuhnya tersentuh oleh brosur Minghui, ”Melenyapkan Keterikatan Sentimentalitas.”
Saya membacanya dua kali dan memutuskan untuk sepenuhnya melenyapkan keterikatan nafsu birahi. Saya bermimpi pada malam itu ada tiga tinja seukuran saya berisi cacing keluar dari tubuh saya. Setelah itu, pikiran kotor muncul beberapa kali, tetapi saya bisa mengontrolnya dan merasakan mereka makin melemah. Saya mengungkapkan keterikatan kotor saya di sini untuk sepenuhnya menyingkirkannya.
Mohon tunjukkan kekurangan saya di dalam pemahaman.
(Dibacakan di Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa Kanada 2017)