(Minghui.org) Saya sudah berkultivasi Falun Dafa selama bertahun-tahun. Saya selalu ketat menerapkan prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan saya sehari-hari, sekaligus memikirkan kepentingan orang lain terlebih dahulu. Waktu anak saya menikah, saya menganggap menantu saya sebagai putri saya sendiri. Untuk mengurangi beban mereka, saya mengasuh cucu saya sejak ia lahir.
Menantu saya mengambil keuntungan dari hal ini, ia memiliki banyak waktu luang selagi saya mengasuh. Dia tidak mengambil tanggung jawab sebagai seorang ibu dan terpengaruh oleh masyarakat modern. Dia sering keluar untuk bersenang-senang, mencari makan dan minum bahkan baru pulang setelah tengah malam. Tak diragukan lagi, dia telah berselingkuh. Anak saya marah dan terluka, ia mengusir istrinya dan ingin bercerai.
Menantu saya tidak mau bercerai, ia juga tidak ingin melepaskan keluarganya. Dia bahkan datang ke rumah saya untuk mengunjungi putrinya. Saya tetap memperlakukannya sama seperti sebelumnya, dan ia menghormati diri saya juga. Saya selalu sampaikan pada anak saya, bahwa istrinya telah menyadari kesalahannya dan bertanya apakah bisadia memaafkan dan memberinya kesempatan sekali lagi. Tapi hatinya tetap tidak bergerak.
Suatu hari anak saya datang dan berkata, “Sudah dua tahun berlalu. Saya siap menikah lagi dengan mantan istri saya. Namun, ada persyaratan untuknya: saya ingin ia membaca buku Zhuan Falun - buku utama Falun Dafa - satu kali saja cukup, jadi ia tahu bagaimana menjadi orang baik.”
Menantu saya setuju untuk membaca buku, dan saya turut berbahagia untuknya.
Menantu saya telah kembali! Dia sepenuhnya berubah menjadi sosok yang baru. Dia tidak lagi memiliki sifat yang buruk, mulai melakukan pekerjaan rumah tangga, dan merawat anaknya dengan kasih sayang. Dia menjadi baik pada semua orang.
Di masa lalu, saat ada praktisi Dafa yang datang ke rumah kami, dia pasti akan mengamuk. Kini dia menyambut mereka dengan gembira. Ketika pergi ke rumah orang tuanya, dia berkata pada mereka “Falun Dafa baik!” sekaligus mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan kepada orangtuanya.
Dia meminta sebuah jimat Dafa dengan saya untuk digantung di dalam mobilnya dan berkata, “Anda berlatih Dafa, dan saya tahu Dafa baik. Dengan jimat di dalam mobil, saya merasa aman. Para dewa akan melindungi saya. Saya juga akan menjadi praktisi yang gigih.”