(Minghui.org) Mengemudi di Tiongkok tidaklah mudah, apalagi jika mengemudi sebuah truk. Dengan lalu lintas yang semrawut, muatan kami sering melebihi kapasitas. Meski begitu, saya mengemudi truk dengan aman selama lebih dari 20 tahun lebih dan sudah menempuh jarak satu juta mil tanpa pernah mengalami kecelakaan.
Saya adalah orang yang sangat berhati-hati. Tapi dari pengalaman saya, seseorang bisa menghadapi sejumlah situasi yang tak terduga, di luar faktor kemampuan teknik yang baik. Sebagai praktisi Falun Dafa, saya percaya bahwa Guru Li, pencipta Falun Dafa, selalu melindungi saya. Untuk itu saya sungguh berterima kasih.
Falun Dafa dilarang di Tiongkok, namun kami praktisi mengetahui betapa baik latihan ini. Saya memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku-buku Dafa, menghafal dan melafalkan seluruh ajaran Falun Dafa, dan juga melakukan latihan Gong.
Menghindari Bencana
Sejak tahun 2008, saya telah mengemudi ke berbagai daerah di provinsi sekitarnya. Biasanya ada dua sopir untuk satu truk; satu menyetir sedangkan yang lain beristirahat. Ditambah lagi, masing-masing dari kami mengemudi setiap dua hari sekali. Ini membuat hidup saya lebih mudah diatur, dapat menyesuaikan waktu di rumah untuk berlatih Falun Dafa.
Melafalkan ajaran Falun Dafa saat mengemudi membantu saya berkonsentrasi dan mempertahankan pikiran tetap jernih. Karena banyak truk yang sering mengangkut barang melebihi kapasitas demi keuntungan bisnis para pemilik usaha, rem menjadi terbebani saat menuruni tanjakan. Hal ini membutuhkan sistem pendingin tambahan, termasuk air ekstra untuk pengereman. Ketika pikiran tidak jernih, saya sering lupa untuk mematikan sistem pendingin tambahan saat menuruni bukit, akibatnya banyak air yang terbuang percuma. Ketika melafalkan Fa, saya selalu teringat untuk mematikannya setelah digunakan.
Saya ingin bercerita dua insiden ketika Guru Li membantu saya menghindari mara bahaya.
Agar lebih banyak waktu untuk beristirahat, para sopir biasanya mengemudi lebih cepat. Suatu hari, setelah turun hujan, saya bermaksud mengemudi dengan kecepatan normal, atau sedikit lebih lambat dari biasanya, supaya bisa lebih santai. Saat menuruni tanjakan pada malam hari di dekat sebuah desa, saya tiba-tiba melihat ada sesuatu di dalam kegelapan di tengah jalan. Ternyata itu sebuah mobil yang terlantar di tengah jalan, namun karena saya mengemudi lebih lambat dari biasanya, saya mampu mengitari mobil itu. Seandainya saya mengemudi dalam kecepatan normal, tidak mungkin bagi saya untuk mengendalikan arah truk dengan bobot yang melebihi 100 ton dan menghindari kecelakaan.
Ketika ada sedikit kemacetan di jalan, para sopir biasanya akan berjalan di dekat jalur tengah untuk mendapat momentum saat menaiki tanjakan. Suatu hari, tidak lama setelah saya berlatih Falun Dafa, saya mengemudi untuk menaiki tanjakan setelah beralih haluan. Saya menyadari bahwa seharusnya saya tidak mengemudi begitu dekat dengan jalur tengah dan memutuskan untuk kembali ke jalur saya. Setelah selesai mengubah haluan, saya tiba-tiba melihat dua truk berdampingan melaju ke arah saya dari arah yang berlawanan. Dua pengemudi lainnya sama terkejutnya seperti saya. Saya terus mengambil sisi jalan, dan kedua truk pun berlalu. Saya berhenti cukup lama di pinggir jalan, merenungi keberuntungan karena lolos dari kecelakaan. Seandainya saya tetap ingin mengambil jalur tengah, akibatnya pasti sulit dibayangkan.
Memperlakukan Orang lain dengan Baik
Untuk beberapa waktu, saya pernah bekerja bersama Liu, yang mendampingi para sopir untuk mengurus biaya dan urusan logistik lain. Dia memiliki temperamen yang buruk dan sering menggunakan kata-kata kasar terhadap pengemudi lain. Terkadang dia sengaja mengulur waktu jadwal makan kami. Tidak satu sopir pun yang menyukainya, bahkan ada yang bertengkar dengannya. Suatu hari saya mendengar dia sedang berbicara dengan istrinya di telepon, sembari mengutuk anggota keluarganya. Dari kejadian ini saya jadi mengetahui sifat Liu sebenarnya.
Kebanyakan orang yang bekerja dengan saya selalu memperlakukan saya dengan baik. Tetapi bergaul dengan Liu membuat saya terasa tidak nyaman. Namun saya menyadari bahwa ini merupakan kesempatan bagi saya untuk meningkatkan taraf pikiran dan hati saya. Jadi, saya sebisa mungkin menyingkirkan perasaan negatif terhadapnya.
Suatu hari, setelah tiba di tempat tujuan, ada tempat tidur bertingkat untuk kami berdua. Pengemudi biasanya mengambil ranjang bawah karena lebih lapang dan nyaman. Namun karena usia Liu lebih tua dari saya, saya memintanya untuk mengambil ranjang di bawah. Kemudian terpikir oleh saya, perilaku dan ucapannya yang buruk, merasa ia tidak pantas mendapatkannya. Namun akhirnya saya sadar bahwa sebagai praktisi Falun Dafa saya harus lebih berbelas kasih. “Bagaimana jika dia adalah abang saya?” Saya berkata dalam hati, “Pasti akan lebih mudah mempertimbangkannya.”
Karena selalu membiarkan Liu tidur di ranjang bawah, dia bersikap baik pada saya. Dia selalu tersenyum dan menunjukkan rasa hormat kepada saya, sekaligus mengucapkan hal-hal baik tentang saya kepada orang lain. Setelah mendengar tentang Partai Komunis Tiongkok (PKT) menganiaya praktisi Falun Dafa secara brutal karena keyakinan mereka, dia setuju mundur dari Partai Komunis dan organisasi afiliasinya. Kemudian dia meminta buku Zhuan Falun pada saya.
Membantu Orang-orang Mengenal Dafa dan Penganiayaan
Akibat propaganda fitnahan dari PKT tentang Falun Dafa, banyak rakyat Tiongkok menjadi salah paham dan tidak tahu apa pun tentang Falun Dafa. Saya mencoba menjelaskan masalah ini kepada orang-orang yang saya temui, termasuk para sopir, buruh kasar, pemilik usaha, staf pompa bensin, dan teknisi bengkel. Sejumlah besar dari mereka mengetahui fakta kebenaran dengan cara ini. Suatu hari, setelah tiga teknisi membantu memperbaiki truk saya, kami pun berbincang-bincang selama satu setengah jam, akhirnya mereka semua memutuskan untuk mundur dari organisasi PKT.
Di lain waktu ketika saya dan beberapa truk berhenti di suatu tempat untuk menambah air ke sistem pendingin tambahan, saya berbicara dengan pemilik toko, seorang wanita berusia 50 tahunan. Dia bersedia mundur dari keanggotaan partai komunis, dan dengan senang hati mengulangi kalimat “Falun Dafa baik” dan “Sejati-Baik-Sabar baik.”
Setelah mengemudi selama beberapa waktu, konvoi kami berhenti untuk sarapan. Pengemudi lain memberitahu saya bahwa pemilik toko menelepon untuk menanyakan kalimat yang saya ajarkan kepada dia sebelumnya, “Dia mengatakan kata-kata tersebut bagus, tapi dia lupa. Dapatkah kamu mengulangi kalimat tersebut kepadanya?”
Saya berbicara dengan wanita itu di telepon, mengulangi kata-kata itu padanya, dan memberitahu dia tentang Falun Dafa. Saya merasa gembira untuknya karena saya tahu, terutama di bawah penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok, siapa pun yang mendukung Falun Dafa dan prinsip Sejati-Baik-Sabar akan mendapat berkah.