(Minghui.org) Praktisi Falun Gong mengadakan protes damai di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Tokyo, Jepang pada malam hari tanggal 31 Desember 2017. Mereka menuntut agar Partai Komunis Tiongkok (PKT) menghentikan penganiayaan terhadap Falun Gong dan melepaskan semua Praktisi Falun Gong yang dipenjara karena keyakinan mereka.
Protes damai di seberang kedutaan besar Tiongkok di Jepang
Beberapa praktisi berdiri di trotoar seberang kedutaan dan memajang spanduk bertuliskan "Falun Dafa Baik. Hentikan Pengambilan Organ oleh PKT, Bawa Jiang Zemin ke Pengadilan." Untuk memberi ruang bagi pejalan kaki, praktisi lainnya duduk di kebun.
Beberapa praktisi duduk di kebun
Praktisi Koichi Sadashi telah berpartisipasi dalam demonstrasi di depan kedutaan lebih dari 12 tahun. Dia mengatakan berharap lebih banyak orang mengetahui penganiayaan tersebut dan membantu menghentikannya. Koichi mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1999. Dia awalnya tidak bisa membaca sepatah kata pun tapi belajar dengan mengikuti praktisi lain belajar bersama. Setengah tahun kemudian, dia bisa membaca buku-buku Dafa.
Li, yang telah dianiaya di Tiongkok karena berlatih Falun Gong, datang ke Jepang pada tahun 2015. Dia berkata, "Penindasan PKT tidak manusiawi. Kejahatan perampasan organ hidup yang disetujui negara harus dihentikan.”
"Beberapa praktisi yang berada di Penjara Wanita Zhejiang bersama saya dibebaskan setelah saya keluar. Saya mengetahui dari Minghui.org bahwa mereka ditangkap dan dipenjara lagi. Mereka telah dipenjara berkali-kali selama 18 tahun penganiayaan ini."
Dia mengatakan menghargai kebebasan di Jepang dan berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut untuk membantu menghentikan penganiayaan di Tiongkok.
Praktisi Tanimoto Asako telah berpartisipasi dalam protes di depan kedutaan sejak 2011. Dia mengatakan menangis setiap kali dia membaca laporan penganiayaan di situs web Minghui. Dia berkata, "Keinginan untuk menyelamatkan praktisi yang dipenjara di Tiongkok memotivasi saya untuk berpartisipasi dalam acara ini. Saya sangat berharap mereka akan dibebaskan sesegera mungkin."
Seorang praktisi muda, Mao, berkata, "Falun Gong dianiaya secara brutal di Tiongkok. Saya berharap menginformasikan kepada PKT melalui kedutaan bahwa penganiayaan terhadap Falun Gong melanggar hukum.”
"Setiap orang harus melakukan sesuatu untuk menghentikan penganiayaan."