(Minghui.org) Selama masih dalam perjalanan kultivasi, seorang kultivator belum menyingkirkan semua keterikatan. Dia masih akan mengalami berbagai macam masalah, baik atau buruk, semua harus diselesaikan.
Guru berkata:
“Dahulu ada banyak hal saya lihat juga terdapat masalah ini, kalian memang melangkah ke depan di tengah jatuh dan benturan seperti ini, jatuh tersungkur satu kali berlanjut sekali lagi. Tetapi saya harap kalian setelah jatuh tersungkur harus mengambil pelajaran yang positif, jangan selalu mengambil pelajaran yang negatif. Jika mengambil pelajaran yang negatif berarti memikirkan masalah dengan hati manusia, membuat diri sendiri berubah menjadi licik, mencari alasan untuk membenarkan diri, itu berarti telah berubah menjadi buruk. (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York Tahun 2010” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat 11)
Saya telah melihat bahwa di satu sisi, ketika praktisi di Tiongkok menolak mengakui penganiayaan, mereka masih khawatir akan dianiaya. Maka, mereka memikirkan bagaimana cara untuk menghindari penganiayaan.
Seorang praktisi bisa mengingat hal buruk yang dialaminya ketika sedang dianiaya. Khususnya apabila penganiayaannya berat, praktisi mungkin mengakui penganiayaan dan menjadi takut. Kekuatan lama akan memanfaatkan ketakutan itu, dan mencetuskan segala macam ilusi berdasarkan rasa takut itu.
Efek dari Penganiayaan
Apabila seorang koordinator mengingat pengalaman buruk dari penganiayaan yang dialaminya, hal itu tidak hanya akan mengganggu pembuktian Fa yang dilakukannya, tetapi juga akan memengaruhi kerja sama dengan kelompok dan menghalangi usaha klarifikasi faktanya.
Saya ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2002. Saya naik banding. Dua hakim menanyakan saya apakah saya akan terus berlatih dan saya menjawab “ya.” Salah satu dari mereka berkata, “Apabila kamu terus menjalankan keyakinan kamu, maka naik banding kamu akan menjadi tidak berarti. Fakta bahwa kamu adalah seorang koordinator sudah cukup untuk memvonis kamu hukuman penjara.”
Setelah saya dibebaskan setahun kemudian, saya memutuskan tidak lagi menjadi seorang koordinator. Saya berpikir bahwa kultivasi tidak perlu seorang pemimpin, maka saya tidak perlu mengambil tanggung jawab itu, karena ini bisa menjadi satu alasan untuk menganiaya saya.
Ketika praktisi meminta saya ikut dalam pekerjaan koordinasi lokal, saya memberitahukan mereka, “Kita hanya perlu Guru dan Dafa untuk berkultivasi. Setiap orang bisa berkultivasi tanpa adanya koordinator. Praktisi harus berjalan di jalur mereka sendiri.” Tetapi, ini bukan dari keyakinan yang benar, tetapi berdasarkan kecemasan saya akan dianiaya lagi. Pikiran ini mempunyai efek negatif pada proyek kelompok lokal.
Setelah belajar Fa, saya melihat ke dalam dan menemukan bahwa alasan sebenarnya dari penganiayaan yang saya derita adalah karena saya mengejar nama, pamer diri, membuktikan diri sendiri, dan nafsu berahi. Saya kemudian dengan perlahan-lahan melangkah keluar dari bayang-bayang ketakutan akan dianiaya.
Tidak Ada yang Mau Menjadi Koordinator
Seorang praktisi di kota tetangga ditangkap dan dijatuhi hukuman, tetapi saya sama sekali tidak melihatnya dalam internet. Maka saya berkomunikasi dengan praktisi di wilayah itu dan bertanya kenapa mereka tidak melaporkannya. Koordinator yang baru dilepaskan dari penjara memberitahukan kami.
“Kamu tidak mengetahui situasi di sini,” ia berkata. “Beberapa praktisi sungguh ingin melakukannya dan mereka malah sudah membuat poster, tetapi saya menghentikan mereka. Dalam pikiran saya, mereka tidak berkultivasi dengan rajin dan tidak matang dalam kultivasi. Saya ingin menunggu sampai setiap orang berkultivasi dengan baik. Apabila kami membeberkan penganiayaan sekarang, mungkin akan ada lebih banyak orang yang akan ditangkap.”
Saya kemudian berbicara dengan beberapa mantan koordinator yang memberitahukan saya bahwa tidak ada koordinator di wilayah mereka. Kelihatannya kebanyakan praktisi yang adalah koordinator sebelum penganiayaan mulai telah dipenjara. Beberapa praktisi kemudian mengambil alih posisi koordinator, tetapi mereka juga ditangkap. Maka, praktisi di wilayah itu menyimpulkan bahwa sebagai koordinator bisa berakibat dianiaya. Maka tidak ada yang mau menjadi koordinator.
Beberapa koordinator membantu praktisi yang ditangkap dengan menyewa pengacara, dan kemudian mereka juga ditangkap karena ini. Mereka telah terperosok dalam kejadian buruk karena menjadi seorang koordinator.
Setelah dibebaskan, mereka mempunyai pendapat negatif tentang menyewa pengacara untuk menyelamatkan praktisi yang ditangkap. Selain itu, mereka menolak terlibat dalam upaya menyelamatkan praktisi.
“Tidak ada gunanya,” kata mereka. “Bukan hanya praktisi tidak tertolong, tetapi juga menghamburkan banyak uang. Meskipun berguna, juga tidak dapat menyelamatkan banyak praktisi. Banyak praktisi masih dianiaya.”
Seorang koordinator berkesimpulan: “Apabila kamu dianiaya, itu karena kamu mempunyai celah kekosongan dalam kultivasi. Apabila kamu melihat ke dalam dan menyingkirkan pikiran manusia, kamu tidak akan dianiaya.” Mereka hanya fokus pada hal buruk dan mendahulukan kultivasi pribadi mereka. Maka, praktisi di wilayah itu tidak mau ikut dalam kegiatan penyelamatan.
Jawaban Guru yang Mengejutkan
Di wilayah lain, polisi menangkap beberapa praktisi yang memasang spanduk di tempat umum. Sekali lagi, koordinator hanya melihat hal buruk dari pengalaman ini. Ia menghentikan seluruh bentuk kegiatan klarifikasi fakta di tempat publik.
Saya menjadi paham bahwa apabila saya tidak belajar Fa dengan baik, saya akan mempunyai konsep pikiran, “Saya mempunyai celah kekosongan; saya akan dianiaya.” Sebenarnya, konsep pikiran ini mengakui penganiayaan. Untuk menyelesaikan masalah ini, saya bertanya kepada Guru di Konferensi Fa New York pada tahun 2017.
”Pengikut: Pengikut daratan Tiongkok kirim salam kepada Shifu, setahun lebih belakangan ini banyak tempat di propinsi kami muncul peristiwa penculikan skala besar terhadap pengikut Dafa. Pertanyaan saya adalah, pelurusan Fa sudah mendekati tahap akhir, sekarang muncul gangguan semacam ini, apakah ada kebocoran dalam tubuh kesatuan Xiulian? Ataukah....”
“Shifu: Semuanya juga bukan. Semata-mata karena ada yang belum berkultivasi dengan baik, kekuatan lama akan mengujinya dalam kultivasi, dia memang ingin berbuat demikian. Dengan perkataan kekuatan lama, tempat di daratan Tiongkok itu ibarat tungku pengolah “Dan” Laojun, apinya harus tetap membara, baru dapat berhasil mengolah emas murni. Saya sudah katakan, bukan berarti situasi telah menjadi baik maka segala kejahatan juga berubah menjadi baik; kejahatan tidak akan menjadi baik, hanya dapat diberantas, sebelum diberantas dia tentu akan bermanifestasi, khususnya rontaan menjelang kematiannya di saat-saat terakhir. Dia niscaya akan berbuat demikian. Sama seperti racun, anda tidak menghendaki dia meracuni, apakah dia sanggup tidak meracuni? Dia memang adalah racun.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Peringatan 25 tahun Penyebaran Dafa”)
Dengan bertanya kepada Guru, saya berpikir Guru akan memberitahukan kami bahwa ada celah kesenjangan di wilayah tertentu itu, maka saya terkejut oleh jawaban Guru.
Setelah membaca Fa Guru beberapa kali, saya memahami bahwa Guru tidak mengakui penganiayaan. Ini adalah sebuah cacat dalam alam semesta lama dan adalah sesuatu yang Guru akan luruskan. Pikiran manusia dan keterikatan praktisi juga akan diluruskan oleh Fa.
Meskipun saya sadar pada prinsip ini, saya tidak memahaminya. Sekarang, saya benar-benar memahaminya. Semua yang harus kita lakukan adalah melakukan tiga hal dengan baik, dan segala sesuatu akan diatur oleh Guru. Kita tidak harus memikirkan apakah seseorang akan dianiaya atau tidak.
Guru berkata:
“Bukan menjalankan Xiulian di tengah penderitaan yang mereka ciptakan, melainkan di dalam tidak mengakui mereka, kalian menempuh jalan sendiri dengan baik, bahkan manifestasi penderitaan dari pemberantasan terhadap mereka sendiri juga tidak diakui. (Tepuk tangan) Dengan demikian ditinjau dari sudut pandang ini, hal yang kita hadapi adalah penyangkalan secara menyeluruh terhadap kekuatan lama. Penampilan mereka yang meronta-ronta menjelang kematian, saya dan pengikut Dafa semua tidak mengakuinya.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Chicago Tahun 2004” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat 4)
Guru Mengubah Hal Buruk Menjadi Hal Baik
Banyak praktisi mengatakan bahwa mereka tidak mengakui penganiayaan. Tetapi, ketika seorang rekan praktisi ditangkap, mereka tidak memusatkan perhatian untuk menolak penganiayaan dan menyelamatkan rekan praktisi. Sebaliknya mereka memusatkan perhatian untuk mencari celah kekosongan apa yang terdapat pada praktisi yang ditangkap, seakan-akan tujuan mempelajari Fa adalah untuk menutup celah kekosongan.
Meskipun kita masih mempunyai celah kekosongan dalam kultivasi, kita harus mengikuti Fa dan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Selama kita mengikuti Fa, Guru akan mengubah hal buruk menjadi hal baik.
Beberapa tahun lalu, kami mencoba menyelamatkan praktisi yang ditangkap di pusat pencucian otak. Seorang praktisi percaya bahwa ia perlu menemui pengacara di pusat pencucian otak, tetapi praktisi lain berpikir itu berbahaya. Akhirnya ia dan pengacaranya ditangkap.
Seorang praktisi mengatakan bahwa ia melihat melalui Tianmu (mata langit) bahwa kekuatan lama mencoba untuk menganiayanya dan memberitahukannya untuk tidak pergi. Tetapi ketika praktisi ini mendengar nasihat ini, ia berkata, “Apabila saya takut, bukankah itu berarti saya mengakui pengaturannya? Saya harus pergi.”
Akhirnya ia dijatuhi hukuman dua tahun penjara. Di pusat penahanan, ia dan praktisi lain menciptakan sebuah lingkungan untuk mengklarifikasi fakta dan menyelamatkan orang-orang. Ia juga mengklarifikasi fakta di pengadilan. Artikel klarifikasi fakta mereka telah tersebar luas di internet. Cerita mereka sudah menyentuh hati banyak pengacara dan membantu banyak praktisi memperkuatkan pikiran lurus mereka.
Pengalamannya membuat saya sadar bahwa dianiaya bukanlah hal yang diinginkan Guru, dan apabila kita mengikuti Fa, Guru akan mengubah sesuatu yang buruk menjadi kesempatan bagi kita untuk meningkatkan diri kita sendiri.