(Minghui.org) Saya lahir di tahun 2000-an, dan masih tinggal bersama orang tua. Sejak mulai berkultivasi Falun Dafa pada tahun 2012, hidup saya mengalami perubahan besar di bawah bimbingan Dafa, dan saat ini saya ingin membagikan beberapa pengalaman saya.
Seorang Pengganggu Membantu Meningkatkan Akhlak Saya
Sewaktu di kelas lima, ada seorang pengganggu yang duduk hampir sebangku dengan saya. Dia tidak mau memperhatikan pelajaran dan suka mengganggu anak-anak lain di dalam kelas. Banyak siswa yang tidak menyukainya dan kesal dengan tingkah lakunya. Mereka pernah mengadu pada wali kelas kami, dan telah diambil tindakan, namun semua itu tidak pernah berhasil.
Dia mencari tahu siapa saja yang mengadukannya, membuat lebih banyak siswa yang takut dan beralih ke sisinya, dan bersama-sama mengganggu seluruh kelas. Saya mencoba berbicara dengannya mengenai hal ini, namun ia tidak mau mendengarkan. Saya teringat Guru Li pernah mengatakan:
“Selaku seorang praktisi Gong yang pertama-tama harus dapat dilakukan adalah dipukul tidak membalas, dicaci tidak membalas, harus sabar. Bila tidak bagaimana anda dapat diperhitungkan selaku praktisi Gong?” (Zhuan Falun)
Akhirnya saya jadi anak satu-satunya yang tidak bergabung dalam gengnya, dan hal itu menjadikan saya sebagai sasaran utama. Dia mencoba segala cara untuk menjatuhkan dan mengganggu saya setiap hari. Wali kelas kami selalu memeriksa kebersihan ruangan kelas setiap hari, dan pengganggu ini kerap membuang sampah di bawah bangku saya. Guru Li berkata:
“Jika dia mendatangkan benda yang tidak baik, saya bersihkan, setelah bersih saya lanjutkan mengajar Fa saya.” (Zhuan Falun)
Saya membersihkan sampahnya tanpa mempedulikan seberapa banyak dia membuangnya ke arah saya. Melihat saya menoleransi tindakannya, dia mengubah strateginya. Ketika tiba saatnya untuk melakukan pekerjaan rumah, dia menggunakan kekerasan secara verbal, namun saya mengabaikannya, bahkan sampai dia dan gengnya mengejar dan memukul saya selama Pelajaran Jasmani atau waktu istirahat siang. Suatu hari dengan kesal, saya berteriak dan menendangnya.
Saya memberitahu ibu mengenai hal itu, karena ia juga seorang praktisi. Dia menyemangati saya dan berkata: “Lebih berusahalah menghindarinya, jangan sampai dia mengganggu kamu. Kamu adalah kultivator dan ia manusia biasa. Kamu seharusnya lebih toleran.” Saat itu saya sadar telah bertindak salah.
Dia senang meneriaki dan mengganggu saya, namun hanya saya seorang. Sedangkan dia memiliki banyak bawahan. Mereka bahkan mengarang kebohongan tentang saya dan menyebarkannya kepada yang lain; beberapa siswa ada yang percaya pada kebohongan itu.
Suatu hari kami berdua naik sebuah bis. Ketika berada di dekat pintu, tiba-tiba dia menendang saya dari belakang, hingga saya menabrak pintu bis hingga terbuka, jatuh berdebum ke tanah dengan tangan kanan. Lutut saya memar dan celana saya sobek. Saya berbalik menatapnya namun tidak berkata apa pun. Sedangkan ia tetap meneriaki saya, maka saya bangkit berdiri dan terus berjalan.
Lengan kanan saya bengkak setibanya di rumah, dan rasanya sakit sekali. Saya tidak memberitahu guru maupun orang tuanya atas tindakannya. Di sekolah, kami bersiap melakukan pertunjukan Hari Anak. Saya berlatih dengan menahan rasa sakit; tidak dapat mengangkat benda berat ataupun mengepal. Ibu merasa khawatir, namun saya katakan, “Guru menjaga saya. Ibu tidak perlu khawatir.” Kemudian bengkak itu hilang dalam dua minggu, namun rasa sakitnya baru lenyap satu bulan kemudian.
Beberapa waktu kemudian ada seseorang yang memberitahu wali kelas apa yang sebenarnya terjadi pada saya. Wali kelas berbicara dengannya sebanyak dua kali, dan sesudah itu ia jadi semakin membenci saya. Suatu hari dua anak dari gengnya secara diam-diam memberitahu saya bahwa dia membawa sebilah pisau ke sekolah untuk mengancam saya. Mereka memperingatkan agar saya berlari ke rumah saat sekolah usai. Namun saya adalah praktisi Falun Dafa, dan saya pasti dilindungi.
Sepulang sekolah, saya menyelesaikan rutinitas membersihkan kelas. Dalam perjalanan pulang, saya memohon agar Guru melindungi saya. Pengganggu ini terus mengikuti saya saat berjalan, namun tidak bergerak menghampiri saya, dan akhirnya saya pulang dengan selamat.
Sejak hari itu ia berhenti mengganggu saya, dan semakin banyak siswa yang keluar dari gengnya.
Dafa Memberi Saya Kebijaksanaan
Wali kelas saya suka meminta bantuan saya untuk mengatur berbagai kegiatan di kelas serta menyelesaikan masalah teknis, dan saya melakukannya dengan baik. Saya menyadari bahwa kebijaksanaan dan kemampuan saya berasal dari Dafa. Tidak mungkin saya berhasil melakukannya tanpa bantuan dari Guru atau Dafa.
Menghafal kata dalam bahasa Inggris tidaklah mudah. Bagi sebagian siswa, umumnya hal ini membutuhkan waktu setengah jam untuk menghafal sekitar 20 kata, tetapi saya hanya perlu 5 menit menghafalnya.
Pekerjaan sekolah saya tergolong mudah, jadi saya memiliki banyak waktu untuk belajar Fa. Saya memiliki ingatan yang baik karena saya mempelajari satu ceramah Zhuan Falun setiap hari. Akhirnya saya menyadari bahwa pengaturan Guru memanglah yang terbaik.
Cermat Menggunakan Uang
Saya tidak termasuk siswa yang suka jajan sepulang sekolah. Ibu juga tidak memberi banyak uang saku. Menurut pendapat saya, berhemat juga termasuk akhlak. Dafa ada di hati saya, sudah pasti itu adalah kekayaan sejati.
Setiap tahun, saya menghabiskan 500 yuan dari tabungan saya pribadi untuk membantu rekan-rekan praktisi memproduksi materi klarifikasi-fakta. Terkadang, saya menambah beberapa di dompet ibu ketika saya tahu uang sulit dapatkan. Simpanan saya pun terus bertambah!
Terima kasih Guru telah menjaga saya. Terima kasih kepada rekan praktisi.