(Minghui.org) Guru berkata: “Karena di Tiongkok sifat iri hati terekspresi secara ekstrem kuat, demikian kuatnya sehingga sudah menjadi hal yang wajar, diri sendiri pun tidak sadar.” (Zhuan Falun)
Selama lebih dari 20 tahun berkultivasi, saya telah membaca potongan Fa di atas berkali-kali hingga tak terhitung jumlahnya. Namun, saya tidak pernah berpikir bahwa iri hati bisa muncul pada diri saya. Saya selalu membacanya tanpa menaruh perhatian khusus padanya, berpikir saya tidak memiliki perasaan iri hati terhadap sesuatu atau seseorang.
Hari ini saya kembali membaca ceramah yang membahas iri hati.
Guru berkata:
“Dua konsep yang berbeda ini dapat menimbulkan konsekuensi yang berbeda. Ia dapat menimbulkan sifat iri hati, bila seseorang telah memperoleh manfaat, bukannya ikut gembira, hatinya malah jadi tidak seimbang. Ia dapat timbul suatu masalah seperti ini.” (Zhuan Falun)
“Sifat iri hati adalah sebuah masalah sangat serius, karena ia langsung melibatkan masalah apakah kita dapat atau tidak berkultivasi mencapai kesempurnaan. Jika sifat iri hati tidak disingkirkan, segala hasil Xiulian manusia akan jadi sangat rapuh dan lemah. Dalam hal ini berlaku sebuah ketentuan: Manusia dalam berkultivasi, jika sifat iri hati tidak disingkirkan tidak akan memperoleh buah sejati, mutlak tidak akan memperoleh buah sejati. Dahulu kalian mungkin pernah mendengar, Buddha Amitabha berkata naik ke surga dengan membawa karma, namun tidak boleh jika sifat iri hati belum tersingkirkan.” (Zhuan Falun)
Saat membaca bagian Fa ini, saya tidak yakin apakah Guru sedang memberikan isyarat atau saya sedang menerobos ke tingkat lebih tinggi. Perasaan yang sangat tidak nyaman dan mengerikan menyerang saya dan saya menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba, peristiwa dan pemandangan iri hati dari kehidupan saya muncul di dalam pikiran.
Ketika anak dari kakak ipar saya berhasil masuk di sebuah universitas, kami semua, termasuk saudara kandung suami saya dan keluarga mereka pergi untuk mengucapkan selamat kepadanya. Akan tetapi, ketika anak kami berhasil masuk universitas, tidak seorang pun memberikan selamat, jadi saya merasa iri hati. Hubungan baik di antara banyak saudara kandung suami saya juga menjadi sumber iri hati saya. Saya sangat iri hati ketika tidak seorang pun saudara kandung suami saya peduli terhadap kami ketika kami menjadi tua dan sakit walaupun kami pernah menjaga mereka saat mereka masih kecil.
Saya cenderung mengatakan hal-hal yang menyebabkan friksi di antara mereka. Contoh iri hati terburuk muncul pada awal tahun. Suami saya akan dioperasi dan juga anak dari saudarinya akan dioperasi dua hari lebih awal dari suami saya. Operasi suami saya lebih serius dibandingkan keponakan saya. Akan tetapi, semua keluarga kandungnya hadir saat keponakannya dioperasi dan tidak seorang pun dari mereka mengunjungi suami saya. Saya merasa tidak senang, terus menerus merengek pada suami, membuatnya merasa tidak nyaman juga. Dia tetap diam terhadap masalah ini sehingga saya merasa benar untuk mengeluh dan merasa marah atas hal ini.
Membaca apa yang dikatakan Guru di bagian ini, “….bukannya ikut gembira, hatinya malah jadi tidak seimbang. Ia dapat timbul suatu masalah seperti ini.” (Zhuan Falun)
Saya merasa terlalu lama linglung dan tiba-tiba menyadarinya. Saya merasa malu bahwa saya telah berlatih Dafa selama lebih dari 20 tahun, namun gagal mengultivasikan bagian karakter tersebut. Tidak hanya perilaku iri hati saya yang tercela, namun seluruh karakter saya tidak sesuai dengan seorang praktisi Dafa.
Di dalam perjalanan kultivasi, saya selalu merasa telah melakukan dengan baik di banyak situasi yang menguji karakter saya -- sampai saya dengan saksama memeriksa diri sendiri dengan ajaran Guru. Terlalu banyak contoh di dalam perjalanan 20 tahun saya yang tidak sesuai dengan ajaran Guru. Sebagai contoh, saya sulit melenyapkan keterikatan seperti mentalitas bersaing, iri hati, tidak percaya, picik, dan lain-lain. Oleh karena itu, perilaku saya di masa lalu tidak lebih baik dari pada seseorang yang tidak berkultivasi.
Saya menggunakan forum ini untuk mengekspos kekurangan saya di dalam kultivasi. Bersamaan, saya bertekad untuk mengubah kebiasaan lama saya dalam belajar Fa dengan menganggapnya serius mulai dari sekarang dan tidak membacanya secara acuh, sehingga saya sepenuhnya melepaskan diri dari keterikatan yang tidak diinginkan. Kita harus belajar Fa secara menyeluruh seperti Guru mengajarkan kita:
“Belajar Fa mendapatkan Fa,
Banding belajar dan banding kultivasi,
Cocokkan setiap masalah,
Dapat melakukan adalah berkultivasi.”
(“Sungguh-sungguh Berkultivasi,” Hong Yin)
Saya akan dan berusaha untuk menjadi seorang kultivator sejati.