(Minghui.org) Meningkatkan karakter seseorang adalah aspek terpenting dari kultivasi Dafa, tidak hanya menanggung kesulitan. Namun ketika kita belajar Fa, melakukan latihan, dan memancarkan pikiran lurus, mungkin kita akan terinspirasi dari semangat dua kultivator kuno berikut ini.
Sun Jing
Kisah seorang pelajar Sun Jing, “Menggantung Rambut di Atas Palang,” bisa ditemukan di buku kuno Taiping Yulan, sebuah teks ensiklopedia besar yang dibuat oleh istana kekaisaran Raja Taizong dari Dinasti Song Utara dan disusun antara 977 Masehi dan 983 Masehi.
Semasa Dinasti Han Timur, yang juga dikenal sebagai Han Mendatang [25 Masehi – 220 Masehi], seorang lelaki muda bernama Sun Jing belajar sangat keras. Karena ia mudah tertidur di malam hari, Sun Jing memikirkan sebuah cara untuk membuat dirinya terjaga. Dia mengikat ujung tali ke rambutnya dan mengikat ujung lainnya di atas palang kamarnya. Jika ia tertidur, kepalanya akan jatuh ke depan, dan tali akan menarik rambutnya. Sakit sejenak tersebut akan membangunkannya sehingga ia dapat melanjutkan belajarnya. Sun Jing akhirnya menjadi salah satu ahli siasat yang terkenal pada masanya.
Su Qin
“Menusuk Paha dengan Sebuah Jarum Penusuk” adalah cerita dari ahli siasat terkenal Su Qin di Zhan Guo Ce – Qin Ce Yi (Strategi Kerajaan Berperang – Strategi Qin Volume 1).
Ketika Su Qin masih muda, dia [laki-laki] tidak memiliki banyak wawasan. Dia berkeliling ke berbagai tempat, namun tak satu pun kaum bangsawan yang tertarik dengannya, dan cita-cita terbesarnya tidak ditanggapi dengan serius. Dengan tekad marah, dia kemudian memutuskan untuk mengerahkan upaya keras membaca lebih banyak buku dan memperkaya wawasannya. Dia belajar sangat keras setiap hari dan hingga larut malam. Ketika ia sangat mengantuk hingga tidak dapat tetap terbangun lebih lama lagi, dia akan menusuk dirinya di paha dengan sebuah jarum penusuk. Sakit tersebut secara seketika membuatnya menjadi berpikir jernih, dan dia akan sadar kembali dan lanjut belajar.
Meminjam Semangat dari Orang Kuno
Dua lelaki ini memiliki tekad dan dorongan yang kuat untuk mencapai cita-cita mereka. Tidakkah kita, seorang praktisi Falun Dafa dari masa pelurusan Fa, seharusnya memiliki tekad yang sama dalam kultivasi kita dan dalam membantu Guru meluruskan Fa?
Tentu saja, meningkatkan Xinxing seseorang dalam kultivasi adalah aspek terpenting dalam kultivasi Dafa, daripada hanya mengandalkan menanggung derita. Namun ketika kita belajar Fa, melakukan latihan dan memancarkan pikiran lurus, tidak bisakan kita meminjam sedikit semangat orang-orang kuno ini?
Beberapa praktisi tampak sangat bersemangat ketika melakukan urusan manusia biasa namun mudah tertidur ketika mereka mengambil buku Dafa. Beberapa praktisi bahkan telah menjatuhkan buku mereka ke lantai setelah mereka tertidur saat belajar Fa bersama. Dan banyak telapak tangan praktisi jatuh ketika memancarkan pikiran lurus. Di ruang dimensi lain, sebuah peperangan antara kebaikan dan kejahatan sedang berlangsung, dan hanya pengikut Dafa dari masa pelurusan Fa yang memiliki kehormatan untuk berpartisipasi di dalamnya. Selama perang besar ini, bagaimana bisa kalian tertidur? Ini semata-mata sebuah pertanyaan akan tekad. Jika kalian bahkan tidak dapat menahan telapak tangan kalian agar tidak jatuh selama memancarkan pikiran lurus dan kalian tertidur saat membaca Fa, tidak hanya kekuatan lama namun bahkan dewa-dewa yang belas kasih pun akan menertawakan dan tidak menghormati anda. Kalian telah dipercayakan dengan tanggung jawab besar membantu Guru meluruskan Fa. Apa kita bahkan tidak bisa mengumpulkan tekad orang-orang biasa yang melakukan hal ekstrem agar terjaga untuk belajar ini?
Pelurusan Fa telah tiba di tahap akhir. Para praktisi yang memperoleh Dafa sebelum 1999 sekarang telah berkultivasi selama kurang lebih 20 tahun. Dalam teori, mereka memahami bagaimana belajar Fa dan mencari ke dalam. Namun kenyataannya, sekian persen praktisi menderita manifestasi karma penyakit, dan beberapa telah kehilangan tubuh dagingnya. Belajar Fa dan memancarkan pikiran lurus tidak hanya sebuah pekerjaan untuk diselesaikan, dan kultivasi tidak bisa hanya sebatas formalitas.
Guru berkata pada kita, sangat awal,
“Saya pernah mengatakan, perubahan secara permukaan adalah untuk diperlihatkan kepada orang lain, dapat atau tidak anda terselamatkan tergantung pada perubahan dan membubungnya hati sendiri, jika dalam hati tidak ada perubahan maka tidak akan bisa meningkat, apa pun tidak akan diperoleh.” (“Dafa Tidak Boleh Dimanfaatkan” dalam Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)
Masalah yang paling mencolok sekarang adalah apakah kita bisa rajin seperti kita dahulu ketika pertama kali mulai berkultivasi, atau apakah kita menjadi kurang bertekad dan membiarkan iblis mengganggu kita.
Seorang rekan praktisi berbagi di sebuah artikel bahwa ada banyak hal di kultivasi yang membutuhkan kegigihan. Praktisi tersebut menyarankan kita untuk bertanya pada diri sendiri setiap hari apakah kita sudah “melakukan lima perangkat latihan, memancarkan pikiran lurus empat waktu, dan belajar Fa dengan konsentrasi yang layak selama dua jam? Menyelamatkan rekan praktisi dengan pikiran lurus? Apa kita sudah mengklarifikasi fakta kebenaran kepada orang lain? Apa kita sudah mencari ke dalam untuk menyingkirkan keterikatan dan keegoisan manusia biasa? Apa kita sudah mempertahankan kondisi sebagai seorang kultivator? Apa kita sudah memperlihatkan penampilan indah dari pengikut Dafa? Apa kita sudah mengekang emosi dan menekan keegoisan dan pikiran kita yang mengganggu? Apa kita sudah meneruskan informasi yang bajik? Apa kita harmonis dengan kelompok dan menggunakan kemampuan kita sebaik mungkin? Apa kita sudah menekan berbagai keinginan akan kenyamanan, seperti kerakusan, tidur berlebihan dan memanjakan diri dengan kegiatan rekreasi? Apa kita sudah benar-benar mengultivasi diri kita sendiri saat bekerja dan menyelesaikan semua tugas-tugas kita dengan sungguh-sungguh?” Kita harus menanyakan diri kita sendiri apakah kita benar-benar mampu untuk mencapai semua ini.
Beberapa hal dari budaya tradisional memberikan sebuah fondasi bagi kultivasi kita, dan beberapa hal mengingatkan kita akan dasar dari standar moral yang tinggi. Kita adalah pelindung alam semesta, jadi bagaimana bisa kita lebih rendah dari manusia biasa?
Bagi para praktisi tersebut yang telah mengendur dalam kultivasi, sekarang adalah saatnya menjadi rajin kembali dan benar-benar membuat peningkatan hingga kesempurnaan.