(Minghui.org) Polisi di Kota Zhongxiang, Provinsi Hubei memukuli seorang pria berusia 83 tahun dan mendorong seorang wanita berusia 50 tahunan ke lantai, menyebabkan lututnya retak, ketika mereka menghadiri pekan raya Festival Sembilan Sembilan, hari libur tradisional untuk memberi penghormatan kepada orangtua.
Min Shigao (pria) dan Fan Mei (wanita) menjadi sasaran setelah dilaporkan karena membagikan materi informasi Falun Gong di pekan raya tersebut pada tanggal 17 Oktober 2018.
Falun Gong, juga dikenal dengan Falun Dafa, adalah latihan jiwa dan raga yang sedang ditindas oleh rezim komunis Tiongkok.
Min baru saja mengelilingi pekan raya dan akan meninggalkan tempat sekitar pukul 21.00 ketika empat petugas polisi mendekatinya. Mereka merampas tas dan kunci sepeda listriknya, sebelum memukulinya dengan biadab. Tangannya terluka dan mengeluarkan banyak darah.
Polisi mendorong dia masuk ke dalam mobil patroli dan membawanya ke Kantor Polisi Yingzhong. Seorang petugas membanting Min ke dinding dan berteriak, “Saya akan menguburmu hidup-hidup jika kamu tidak mati (dari pemukulan).” Min dibebaskan empat jam kemudian.
Fan masih menikmati pekan raya ketika Gao Qing, seorang agen dari Kantor 610 merampas tas dan mendorongnya ke lantai. Dia mendorong Fan dengan sangat kuat hingga dia terjatuh menimpa diri Fan.
Fan tidak mampu berjalan setelah terjatuh. Ketika polisi membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan, dokter menemukan lututnya retak. Namun kepala kantor polisi bersikeras bahwa dia terjatuh sendiri dan berencana menahannya di penahanan selama beberapa hari sebelum membiarkannya pulang.
Ini bukan pertama kali Min dan Fan menjadi sasaran karena keyakinan mereka pada Falun Gong. Mereka berdua pernah berulangkali diganggu dan ditangkap di masa lalu karena menegakkan keyakinan mereka.