(Minghui.org) Konflik saya baru-baru ini dengan seorang anggota keluarga, membuat saya tercerahkan dengan beberapa pemahaman. Anggota keluarga ini juga seorang praktisi Dafa.
Awalnya, dia selalu menemukan kesalahan saya karena cara saya dalam melakukan segala sesuatu selalu berhati-hati, yang tidak sesuai dengan caranya yang selalu gegabah. Dia menjadi sarkastis pada saya dan mengatakan bahwa dia akan memberi saya kesulitan untuk membantu saya berkultivasi.
Saya menahan dan berusaha keras untuk tidak membalasnya. “Kamu tidak sefasih saya, jadi kamu tidak akan pernah lebih baik dari saya dalam hal ini,” pikir saya. Dalam hal ini, saya beranggapan telah mengikuti ajaran Guru, “Di kala mengalami perdebatan yang sengit janganlah berkeras,” (“Jangan Berdebat” dari Hong Yin III), dan dengan keangkuhan seakan saya memaafkan dia daripada berdebat dengannya.
Ketika dia berkata akan memberi saya kesulitan untuk membantu saya dalam berkultivasi, saya berpikir. “Bercanda. Kamu membantu saya berkultivasi? Saat saya meningkat, kamu bagaimana?”
Beberapa hari berlalu. Saat itu saya berpikir bahwa tindakan saya benar, bahwa saya mampu menahan diri dengan baik dan tenang. Namun, saya tidak menyadari bahwa pikiran saya selalu ingin berkelahi dengan orang lain, memiliki kebencian, memandang rendah orang lain, dan sejumlah keterikatan lain. Saya sama sekali tidak mencari ke dalam.
Dengan marah dia sengaja menyulitkan saya. Dia berkata bahwa saya telah memperlakukan dirinya dengan buruk di masa lalu, jadi saya berhutang padanya dan harus melunasi hutang-hutang itu. Konflik ini melelahkan baik fisik maupun mental. Keputus-asaan memenuhi pikiran saya.
Tiba-tiba saya menjadi waspada dan mulai mencari ke dalam. Jalan pikirannya yang tidak rasional membuat saya begitu berketerikatan dengan kesalahannya. Meski telah mencari ke dalam, saya tidak menemukan kesalahan saya. Saya menyadari bahwa saya sudah terlalu lama berada di taraf tertentu tanpa mengalami peningkatan dan tidak memiliki pemahaman yang baru meski saya terus belajar Fa. Maka saya melepaskan semua kemarahan, menenangkan diri, dan terus belajar Fa dengan tenang.
Ketika belajar Fa, saya menemukan bahwa saya tidak tahu cara mencari ke dalam. Pertama, titik tolak saya salah karena saya mencari ke dalam adalah untuk menyelesaikan masalah; kedua, kriteria saya terlalu rendah.
Saya mencari ke dalam untuk memenuhi kriteria seorang yang baik. Misalnya, menghadapi perilakunya yang tidak beralasan. Saya menoleransinya dengan prinsip membayar hutang karma karena saya mungkin melakukan kesalahan padanya di kehidupan sebelumnya. Ini sebenarnya prinsip menjadi orang baik. Saya berketerikatan ingin membayar hutang pada dia dan bukannya mengikuti ajaran Guru dengan mengenali keterikatan hati saya.
Sebenarnya sebagai praktisi, saya harus mengenali keterikatan saya dan menyingkirkannya. Dari sudut pandang kultivasi periode pelurusan-Fa, sejumlah konflik ini muncul oleh unsur-unsur buruk, yang memanfaatkan celah kekosongan kami untuk menghalangi pengikut Dafa menjadi satu tubuh.
Sebagai praktisi Dafa dalam masa pelurusan-Fa, kita tidak mengakui segala gangguan yang disebabkan oleh kejahatan. Dengan mengikuti prinsip seorang yang baik, tidak mungkin mengenali keterikatan bahkan meski seseorang mencari ke dalam. Saya terjebak dalam penderitaan dalam jangka panjang dan menyeret salah satu anggota keluarga saya yang juga praktisi.
Segera setelah mengenali hal ini, sikap praktisi itu juga berubah sepenuhnya bahkan sebelum saya punya kesempatan untuk berbagi pemahaman dengannya. Lingkungan keluarga saya juga kembali harmonis.