(Minghui.org) “Ketika masih kecil, adik perempuan saya meninggal karena sakit ginjal, saudara laki-laki dan saya juga mengalami sakit yang sama, dan setelah kami berdua sembuh, giliran ibu saya yang jatuh sakit,” kenang Huiwen Li, seorang praktisi Falun Dafa.
Dia melanjutkan bahwa para sesepuh telah meminta semua orang di keluarga mereka melafal kata “Amitabha,” yang dikenal sebagai Sang Buddha di Dunia Sukhavati, dan Raja Semua Dharma. Meski dia melafal kata ini di samping ibunya, ibunya meninggal dunia ketika dia duduk di kelas tiga.
Kemudian ayah pacar Huiwen meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. Bibi pacarnya berkata, “Saya pernah memiliki kesehatan yang buruk, dan telah menghabiskan ribuan dolar setiap bulan untuk berobat dan transportasi ke Taipei. Saya sembuh dari semua penyakit setelah mulai berlatih Falun Dafa dan membaca buku Zhuan Falun.”
Pacar Huiwen tidak percaya bahwa sebuah buku dapat membawa keajaiban, namun saat mendengar Partai Komunis Tiongkok (PKT) menganiaya praktisi karena berlatih Falun Gong, dia berpikir lagi, “Apa yang ditentang Partai, pasti adalah baik. Saya harus membaca Zhuan Falun!”
Begitulah Huiwen mendapat kesempatan untuk membaca Zhuan Falun pada tahun 2005. Dia merasa sangat beruntung karena hari itu menandai babak baru dalam hidupnya.
Para sesepuh berkata kepada kami bahwa para Dewa sedang mengawasi kami,” lanjut Huiwen. “Dinding sebuah kuil yang saya kunjungi penuh dengan lukisan tentang reinkarnasi. Tidak seorang pun yang meragukan kebenaran ini. Hal ini telah berakar di hati saya bahwa kebaikan mendapat balasan yang baik, kejahatan mendapat ganjaran. Saya dapat menerima dan percaya pada apa yang Guru ajarkan dalam buku Zhuan Falun.”
Huiwen Li saat meditasi
Menanamkan Benih Sejati-Baik-Sabar di Hati Anak-Anak
Huiwen menjadi guru taman kanak-kanak pada tahun 2007, setelah lulus dari Universitas Nasional Taipei Jurusan Pendidikan. Dia bercita-cita mengajarkan nilai-nilai tradisional kepada siswa.
Dia berkata, “Kami mendorong siswa dengan kartu pahala yang menampilkan kata-kata Sejati-Baik-Sabar, dan frasa-frasa kecil, seperti meminjamkan barang pada anak-anak lain ada hubungannya dengan belas kasih, dan menyelesaikan pekerjaan rumah adalah bagian dari Kesabaran. Mudah bagi saya untuk menemukan sebuah frasa untuk sebagian besar siswa, kecuali seorang anak. Saya suka berpikir untuk menemukan perbuatan baik yang telah dia lakukan.”
Setelah kelulusannya, orang tua anak ini mengatakan pada Huiwen, bahwa Huiwen adalah guru favorit putra mereka. Huiwen merasa terharu, namun ia tidak yakin apakah itu disebabkan karena ia tersentuh atau merasa bersalah. Anak ini bukan murid terbaiknya, jadi ia khawatir telah menyakiti perasaannya tanpa disadari.
Dalam menghadapi karakter anak yang beragam, setiap guru juga memiliki suka duka, namun dia harus menyingkirkan konsep tersebut karena itu tanggung jawab dia sebagai guru -- sebagai seorang kultivator yang belas kasih. Khususnya Huiwen, yang memperlakukan setiap anak dengan kemurnian belas kasih dan kerendahan hati pengikut Dafa.
Kemudian, setelah Huiwen mendapatkan sertifikat mengajar, dia ditugaskan sebagai guru formal untuk Sekolah Pendidikan Khusus Wenshan. Pekerjaan dia melibatkan hubungan langsung dengan orang tua dan anak-anak berkebutuhan khusus. Huiwen membantu mereka dengan strategi belajar dan menemukan pendekatan yang terbaik.
Dia berkata, “Ada seorang gadis kecil yang kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Dia suka memaki, melempar barang, dan menendang kursi. Guru-guru yang lain mendefinisikan dia sebagai anak yang gemar kekerasan. Ketika saya membantunya, dia melihat ponsel saya yang memiliki gantungan bunga lotus dengan tulisan ‘Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik.’”
Saya menerangkan kepada dia, “Sejati artinya berkata jujur dan tidak ada kepalsuan. Baik memiliki arti bersikap bajik dan rela membantu orang lain. Sabar artinya mampu mentolerir, menahan penderitaan, dan tidak membalas dengan kejahatan. Nak, kamu bukan satu-satunya orang yang berusaha menjadi baik. Saya juga pernah mengalami saat-saat buruk maka dari itu saya harus memperbaiki karakter saya.”
Anak itu menjadi gembira dan merasa bahwa saya bersungguh-sungguh membantunya, tidak menuduhnya melakukan kesalahan atau mencoba mendiktenya. Dengan demikian, ia berusaha memperbaiki perilakunya.
Interaksi dengan orang tua dan para guru merupakan tantangan lain. Huiwen berkata, “Tidak semua guru atau orang tua bersikap kooperatif. Ketika saya menyarankan lebih banyak pengingat visual untuk anak-anak autis dan lebih banyak pengertian untuk anak-anak yang mengalami pengendalian emosi, beberapa guru tidak menerimanya.”
Guru berkata,
“Saya masih ingin memberi tahu kepada kalian, sebenarnya watak hakiki kalian yang dahulu dibangun atas dasar egois dan kepentingan diri sendiri, mulai sekarang kalian berbuat sesuatu harus lebih dulu memikirkan orang lain, mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri, dahulukan orang lain kemudian baru diri sendiri, oleh sebab itu sejak sekarang apa yang kalian lakukan dan katakan juga harus demi orang lain, bahkan memikirkan generasi berikutnya! Berpikir demi keabadian Dafa yang tidak berubah untuk selama-lamanya!” (“Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran” dari Petunjuk Penting Gigih Maju)
Dia menceritakan bahwa saat ia mencari ke dalam, sesuai prinsip Falun Dafa, dia menemukan bahwa ternyata ia tidak memikirkan orang lain. Dia menyadari bahwa ia seharusnya mempertimbangkan tingkat penerimaan setiap guru, dan dengan ramah dan sabar berkomunikasi dengan mereka, mencari jalan terbaik untuk membantu anak-anak ini. Huiwen yang awalnya ingin membuat para guru sadar akan pendidikan khusus namun telah menyebabkan kesalahpahaman pada mereka, yang disebabkan oleh konsepnya sendiri.
Dia mempelajari bahwa para guru telah mencurahkan banyak upaya untuk membantu anak-anak ini. Jadi ia mulai dari hal itu daripada memusatkan kekurangan mereka. Dia berharap melalui bimbingannya akan membantu meningkatkan rasa tanggung jawab setiap guru. Ketika mereka menyadari bahwa betapa pentingnya membentuk kepribadian anak-anak ini, mereka akan menemukan tujuan yang sebenarnya menjadi seorang pengajar.
Mengklarifikasi Fakta tentang Dafa kepada Wisatawan Tiongkok
Setelah berkarier selama 13 tahun dan bekerja sebagai guru selama 17 tahun, Huiwen memiliki pemahaman mendalam tentang altruisme dan belas kasih Guru. Dia bergegas menuju Sun Yat-sen Memorial Hall setelah bekerja untuk membantu mengklarifikasi fakta tentang Dafa kepada wisatawan asal Tiongkok.
Huiwen di lokasi klarifikasi fakta Falun Dafa
Melalui speaker, Huiwen menyambut para wisatawan, “Halo! Selamat datang di Taiwan! Saya harap anda akan menggunakan kesempatan ini untuk mempelajari betapa pentingnya sebuah kebebasan. Falun Dafa adalah latihan kultivasi yang baik. Sebagai sukarelawan, kami tidak dibayar. Tujuan kami bukan untuk mempengaruhi anda atau mengubah anda menentang Tiongkok, tapi hanya mengucapkan sepatah kata yang adil dan berharap pada keselamatan dan kesejahteraan anda.”
Dia juga berbicara pada para wisatawan bahwa legislatif Tiongkok belum menetapkan hukum yang menyatakan bahwa Falun Gong bersalah. Bahkan Falun Dafa tidak tercantum dalam daftar sekte sesat. Namun, PKT masih terus menganiaya Falun Dafa.
“Siapa yang tahu bahwa suatu hari Partai akan menganiaya anda. Siapa yang dapat menjamin bahwa mereka tidak akan mendapat balasan dari PKT? Pejabat tinggi dan orang kaya di Tiongkok telah mengirim anak mereka ke luar negeri. Mengapa? Coba pikirkan! Kami berharap pada keselamatan anda dan berharap Tiongkok dapat menjadi tempat yang lebih baik,” jelas Huiwen.
Huiwen menceritakan pengalamannya, “Saya mendapat banyak manfaat dari Falun Dafa. Cukup logis untuk mengatakan secara fakta bahwa Falun Dafa difitnah. Seorang guru tidak hanya mengajar tentang ilmu pengetahuan tapi juga memberi pengaruh bagi orang lain melalui tindakannya dan menciptakan riak belas kasih.”