Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pria Asal Anhui Dijatuhi Hukuman 3,5 Tahun Secara Diam-Diam Karena Menggantungkan Spanduk Berisikan Keyakinanya

21 Des. 2018 |   Oleh seorang koresponden Minghui di Provinsi Anhui, Tiongkok

(Minghui.org) Saat istri Zhao Yunbin pergi ke Pusat Penahanan Kota Fuyang pada tanggal 26 November, 2018 untuk mengantarkan pakaian musim dingin padanya, dia diberitahu bahwa suaminya sudah tidak ada di sana lagi.

Setelah meminta berulang kali, si petugas yang bertugas mencari di mana keberadaan suaminya dan menemukan bahwa suaminya telah dibawa ke Penjara Kota Suzhou satu bulan sebelumnya, pada tanggal 26 Oktober untuk menjalani masa hukuman selama 3,5 tahun penjara.

Baik pengadilan setempat atau pusat penahanan tidak menginformasi istri Zhao atau pengacaranya mengenai vonis hukuman atau penerimaan di penjara.

Zhao ditangkap pada tanggal 20 Februari 2017 setelah polisi melihat dia di sebuah kamera pemantau sedang menggantungkan spanduk Falun Gong di sepanjang jalan tol pada tanggal 20 Januari 2017.

Falun Gong, sebuah ajaran spiritual berbasiskan pada prinsip Sejati-Baik-Sabar yang telah dianiaya oleh rezim komunis sejak 1999.

Karena berlatih Falun Gong dan membangkitkan kesadaran akan penganiayaan, Zhao telah berulang kali dijadikan target oleh pihak berwajib selama 19 tahun terakhir. Ibunya, Zhao Jishi, juga seorang praktisi Falun Gong, meninggal dunia pada tanggal 18 Februari 2004 setelah penahanan fisik dan tekanan mental karena penganiayaan. Ibunya berusia 80 tahun saat itu.

Penangkapan terakhir Zhao, kepala Kantor Polisi Kota Jiulong, Ma Yumin, memimpin puluhan petugas bersenjata ke rumahnya dan menggeledah huniannya. Semua buku Falun Gongnya dan uang tunai senilai 4.000 yuan bertuliskan pesan-pesan Falun Gong disita. (Di bawah aturan ketat penyensoran informasi, banyak praktisi Falun Gong telah menggunakan sejumlah cara yang kreatif untuk menyebarkan informasi mengenai penganiayaan, termasuk menuliskan pesan di uang kertas.)

Paling sedikit 27 praktisi Falun Gong asal kabupaten yang sama diganggu oleh kepolisian dan buku-buku Falun Gong disita tidak lama setelah penangkapan Zhao.

Polisi mengirim Zhao ke Pusat Penahanan Kota Bengbu setelah penangkapannya. Staf pusat pencucian otak meminta agar keluarganya membantunya dalam menekan Zhao untuk meninggalkan keyakinannya, tetapi mereka menolak.

Polisi tetap di rumah Zhao hingga 10 Maret 2018 dan mengawasi siapa pun yang datang berkunjung. Istrinya dipaksa untuk meninggalkan rumahnya agar bisa terhindari gangguan polisi yang terus berlangsung.

Pengadilan Distrik Yingzhou menggelar dua persidangan terhadap Zhao pada tanggal 12 Desember 2017 dan 17 Januari 2018. Pengacaranya membelanya di dua persidangan ini dan berdebat bahwa itu adalah hak konstitusional kebebasan berkeyakinan jika berlatih Falun Gong dan memasang pesan berisikan ajaran ini. Dia meminta agar Zhao dibebaskan.

Tidak jelas kapan pengadilan mengumumkan putusannya terhadap Zhao.

Artikel Terkait dalam Bahasa Inggris:

Spectators Applaud Lawyer’s Defense of Falun Gong Practitioner