(Minghui.org) Beberapa hari yang lalu Wong (alias) memberi tahu saya bahwa dia memerhatikan bahwa pesan yang dikirim ke grup internal kami terkadang dihapus. Awalnya, dia pikir itu dilakukan oleh agen Partai Komunis Tiongkok (PKT), tetapi ternyata praktisi lain telah melakukannya.
Setelah pesan yang meminta agar setiap orang memancarkan pikiran lurus untuk praktisi yang ditangkap dihapus, seorang praktisi bernama Evan (alias) berkata, Tolong jangan memancarkan pikiran lurus untuknya. Jika dia mempertahankan pikiran lurus, apakah dia akan ditangkap? Evan biasanya sangat kritis dan memiliki hal-hal negatif untuk dikatakan tentang segala hal. Jika seorang praktisi meninggalkan pusat penahanan, Evan akan berkomentar, “Jika dia memiliki pikiran lurus, sejak awal dia tidak akan ditangkap.”
Ketika saya mendengar ini, saya menyadari bahwa saya memiliki cara berpikir yang serupa, tetapi saya tidak pernah berpikir itu salah. Komentar-komentar negatif itu terdengar tidak ramah dan egois dan bahwa pembicara tidak menempatkan dirinya pada posisi orang yang ditangkap. Itu adalah sedang menambah penghinaan pada musibah.
Wong melanjutkan dengan mengatakan bahwa ketika seorang praktisi menghadapi kesengsaraan, pikiran lurus mereka mungkin tidak cukup kuat. Jika kita dapat memancarkan pikiran lurus untuk mereka, itu mungkin akan membantu mereka melewati ujian. Tetapi jika kita tidak melakukannya, itu seperti tidak melakukan apa-apa saat melihat orang lain dalam masalah. Mengkritik para praktisi melalui kesengsaraan seperti mendorong mereka lebih jauh ke dalam situasi yang sulit.
Saya akhirnya menyadari apa yang salah dengan tanggapan awal saya -- itu adalah cara berpikir negatif. Sebagai praktisi Falun Dafa, kita harus mempertimbangkan orang lain terlebih dahulu. Ketika praktisi lain dalam masalah, kita setidaknya harus memancarkan pikiran lurus. Kita seharusnya tidak mengkritik mereka.
Mengidentifikasi Kecemburuan
Ketika Wong menyebutkan bahwa praktisi lain memperhatikan bahwa Evan tampaknya memandang rendah semua orang, saya segera menyadari bahwa itu adalah rasa cemburu. Ini membuat saya berpikir.
Mengapa saya memiliki pikiran negatif ini, terutama ketika saya benar-benar peduli dengan rekan praktisi? Kemudian saya ingat apa yang saya baca dalam Tujuan Akhir Komunisme, yang mengatakan bahwa tujuan akhir dari komunisme adalah menghancurkan umat manusia. Saya menyadari bahwa, terlepas dari niat terbaik saya, saya selalu bersikap kritis dan negatif tentang orang dan hal-hal secara umum. Dengan pola pikir negatif ini, bagaimana saya bisa menyelamatkan orang?
Misalnya, saya peduli dengan ayah saya dan berharap dia akan mundur dari PKT dan ingat bahwa Falun Dafa baik, tetapi percakapan kami selalu berakhir dengan argumen. Saya tahu bahwa ini adalah peluang bagi saya untuk menghilangkan daya saing dan keterikatan saya dengan emosi. Ketika saya menunjukkan padanya program berita NTD, dia menjelek-jelekkan mereka. Parahnya lagi, dia mengkritik Guru [Li Hongzhi] dan Falun Dafa. Sepertinya dia sudah dicuci otak oleh PKT.
Awalnya saya bingung, tidak memahaminya, dan bahkan memandang rendah dirinya. Saya merasa dia tidak bisa diselamatkan dan saya harus merelakannya. Saya khawatir karena setiap kali dia menyerang Dafa, kondisi kulitnya memburuk.
Perlahan, setiap saya merencanakan untuk berbicara dengannya tentang keluar dari PKT, saya mempunyai pikiran negatif tentang dia. Saya menyadari bahwa cara berpikir negatif ini dikarenakan indoktrinasi dari PKT.
Pada kenyataannya, ayah saya bukannya tidak bisa ditolong lagi. Dia menerima ide-ide baru. Mengapa dia bertindak seperti itu setiap kali kami bersama? Saya menyadari bahwa komunisme menghalangi orang untuk diselamatkan. Cara berpikir negatif saya sejalan dengan tujuannya. Saya merawat ayah saya, dan kami memiliki hubungan yang baik. Sebagai praktisi, bukan saja kita tidak boleh mengikuti pemikiran negatif ini, kita harus menyingkirkannya.
Berhenti Menyalahkan Orang Lain
Setiap kali saya mendengar seorang praktisi mengalami kesusahan, saya selalu berpikir: Jika saja mereka lebih memerhatikan keselamatan, atau lebih peduli pada orang lain, atau jika saja mereka tidak memandang rendah orang lain, atau mereka telah belajar Fa dengan baik, atau jika saja mereka tidak kesal, atau lebih cepat dalam pemikiran mereka. Saya menyadari bahwa sikap kritis saya berjalan seiring dengan pola pikir negatif, yang sejalan dengan komunisme.
Kita adalah pengikut Dafa dan harus mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan berjalan di jalur yang diatur oleh Guru. Kita harus berusaha berpikir positif.
Guru mengajarkan:
“Orang jahat diakibatkan oleh perasaan iri hati, karena ego, karena jengkel, menganggap dirinya diperlakukan tidak adil. Orang baik selalu bersemi belas kasih di hatinya, tanpa menyalahkan, tanpa kebencian, menganggap penderitaan sebagai kegembiraan. Sang sadar tidak mempunyai lagi keterikatan hati, dengan hening mengamati manusia di dunia, yang tersesat oleh ilusi.” (“Taraf Kondisi” dari Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)
Saya merasa bahwa ketika kita menyingkirkan cara berpikir negatif kita, selain membersihkan roh jahat komunis, kita harus menggali perasaan iri hati dan egois kita, yang mungkin menjadi akar penyebab dari sikap negatif kita. Kekuatan lama, yang bersifat iri hati dan egois, tidak ingin kita berhasil dalam kultivasi.
Dalam interaksi saya dengan praktisi lain, saya perhatikan bahwa sebagian dari kami masih memiliki pikiran negatif. Saya harap kita semua bisa berjalan di jalur kultivasi kita dengan kokoh.