(Minghui.org) Seorang ibu usia 77 tahun meninggal karena lukanya akibat dipukul dengan kejam oleh putranya sendiri karena berlatih Falun Gong, sebuah latihan spiritual damai yang telah dianiaya oleh rezim komunis sejak tahun 1999.
Dilaporkan bahwa putranya, Du Xuesong, 50an tahun, dua kali mengirim jaminan untuk membebaskan ibunya setelah ibunya ditangkap karena menolak untuk melepaskan keyakinannya. Sebagai seorang veteran militer, Du dilatih untuk mengikuti aturan, dan ia semakin bermusuhan dengan ibunya setelah ibunya melanjutkan latihan Falun Gong setelah bebas.
Dia juga cemas bahwa keyakinan ibunya akan memengaruhi kesempatan putranya untuk menjadi seorang pegawai pemerintah. Selama penganiayaan 19 tahun terakhir, banyak anggota keluarga dari praktisi Falun Gong telah dipecat dari pekerjaan mereka atau dilarang duduk dalam ujian masuk perguruan tinggi dengan alasan “bersalah karena hubungan keluarga/teman.”
Pada 27 September 2018. Du pulang ke rumah mabuk. Segera setelah ia masuk pintu, dia mulai memukuli ibunya yang sudah lanjut usia, Lu Shurong. Ketika ayahnya, Du Zhongsan mencoba untuk menghentikannya, lelaki 83 tahun itu juga dipukul oleh putranya.
Putra tersebut lanjut memukuli ibunya selama lebih dari satu jam. Dia menderita sepuluh tulang rusuk patah dan patah pergelangan tangan. Mengalami memar di sekujur tubuh dan wajahnya membengkak.
Setelah Lu dibawa ke rumah sakit, dokter menemukan beberapa patah tulang di satu tulang rusuk, dan patahan rusuk telah memotong paru-parunya. Kebanyakan dari organ dalamnya juga terluka parah. Rumah sakit mengeluarkan beberapa pemberitahuan kondisi kritis selama 24 hari ia tinggal di sana. Lu meninggal pada 21 Oktober 2018.
Kematian Lu diawali dengan meningkatnya ketegangan dalam keluarga karena keyakinannya. Sangat dipengaruhi oleh propaganda kebencian oleh pemerintah, putranya melawan orang tuanya dan kerap melecehkan secara verbal dan secara fisik menyerang mereka.
Du Xuesong kini sedang ditahan di Pusat Penahanan Wuqing di Tianjin.