(Minghui.org) Media di Denmark baru-baru ini mengekspos secara detail upaya rezim Tiongkok dalam mengganggu Shen Yun Performing Arts di Kopenhagen.
Pada artikel tanggal 19 Februari dengan judul “Tiongkok menekan Royal Theater dalam kasus kelompok tari yang teraniaya” dipublikasikan oleh Radio24syv, mengungkapkan sebuah email berisi “pada bulan Agustus tahun lalu, Kedutaan Besar Tiongkok menekan Royal Theater dan meminta mereka tidak menyewakan teater kepada kelompok tari Shen Yun.” Shen Yun adalah sebuah perusahaan pertunjukan seni yang bermarkas di New York yang membangkitkan kembali kebudayaan tradisional Tionghoa melalui musik dan tarian. Para pemain Shen Yun mendapatkan inspirasi melalui Falun Dafa, sebuah latihan spiritual yang dianiaya dengan parah di Tiongkok sejak tahun 1999.
Anggota Parlemen Denmark, Rune Lund berkata di dalam wawancara dengan Radio24syv, “Ini cukup serius dan tidak pantas di mana negara Tiongkok melakukan intervensi terhadap hal yang sepenuhnya legal di Denmark. Di sini di negara ini, seseorang seharusnya bisa mengekspresikan dirinya baik secara tertulis atau mengekspresikan diri mereka -- dengan menari. Oleh karena itu, Kedutaan Besar Tiongkok seharusnya tidak menekan terhadap kelompok tertentu atau hak rakyat di sini di negara ini.”
“Tampaknya kontradiktif,” ujar sarjana hukum dari University of Pretoria, Bente Hagelund di dalam artikel tersebut, yang menyebut perilaku Tiongkok “tidak pantas” dan “tidak menyenangkan.”
Cuplikan artikel tanggal 19 Februari yang dipublikasikan surat kabar Denmark, Berlingske, tentang upaya rezim Tiongkok menggagalkan pertunjukan Shen Yun di Denmark
Surat kabar Denmark, Berlingske, memuat kisah di hari berikutnya dengan memublikasikan wawancara dengan Søren Espersen, Pelapor Asing Partai Rakyat Denmark dan Ketua Komite Kebijakan Asing.
Artikel tersebut berjudul “Søren Espersen membahas tekanan Tiongkok terhadap Royal Theater: ‘Trik kotor apa yang sedang mereka mainkan?’” Espersen berkata, “Saya merasa geram cara kita tunduk pada kediktatoran komunis. Ini tidak benar.”
Menurut artikel tersebut, sejak tahun 2007, Shen Yun sudah berulang kali bernegosiasi dengan Royal Theater.
Namun walaupun tiket pertunjukan terjual habis di seluruh dunia dalam tahun-tahun terakhir ini, termasuk dua pertunjukan di Aarhus Music House pada tahun 2016, Royal Danish Theater berulangkali menolak kelompok tersebut dengan mengatakan tingkat artistik Shen Yun tidak memenuhi standar Royal Danish Theater.
Pada tahun 2007, ketika kedua pihak hampir setuju untuk menyelenggarakan dua pertunjukan, Royal Theater tiba-tiba mengundurkan diri. Kemudian diketahui bahwa Kedutaan Besar Tiongkok telah mengangkat kasus tersebut dalam pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri, dan tidak lama kemudian, teater membatalkan perjanjian dengan Shen Yun.
Dalam surat terbuka kepada Kementerian Kebudayaan Denmark, juru bicara Falun Gong, Benny Brix berkata, “Kami berharap Anda bisa membantu kami membela kebebasan artistik dan kebebasan berbicara di Denmark, jadi menolak pengaruh dari kediktatoran di jantung kebudayaan Denmark.”
Menurut artikel tersebut, Kementerian Kebudayaan kemudian meminta komentar dari Royal Theater. Berasal dari sebuah email antara dua staf teater di mana pada bulan Agustus, Kedutaan Besar Tiongkok meminta Royal Theater agar menolak akses Shen Yun di panggung nasional.
“… Saya ingin mengatakan pada bulan Agustus 2017, saya bertemu dengan Departemen Kebudayaan Kedutaan Besar Tiongkok karena mereka ingin menyewa panggung untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada bulan Februari 2018. Mereka kemudian bertanya apakah kita berdialog dengan Shen Yun, dan meminta kita jangan membiarkan mereka menyewa fasilitas kita,” tulis seorang anggota staf teater.
Dalam artikel itu, Søren Espersen menyebut perilaku Tiongkok “tidak menyenangkan,” dan sulit dipercaya bahwa penjelasan Royal Theater mengatakan Shen Yun tidak memenuhi standar kualitas mereka.
“Saya belum pernah melihat pertunjukan ini, tetapi saya tahu bahwa tur Shen Yun ke seluruh dunia memiliki tingkat artistik yang paling tinggi, jadi penjelasan mereka agak tidak masuk akal,” katanya dalam wawancara.