Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Punggung Seorang Wanita Patah Ketika Dirantai dalam Penahanan

19 Maret 2018 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Gansu, Tiongkok

(Minghui.org) Punggung seorang wanita patah saat dirantai dan dibelenggu atas perintah kapten penjaga di Pusat Penahanan Pertama Kota Lanzhou. Ditahan karena berlatih Falun Gong, Yuan Xiuying harus digendong oleh teman satu selnya untuk bertemu dengan pengacara pada bulan Desember 2017.

Tangannya diborgol dan pergelangan kakinya dibelenggu selama sembilan hari. Cedera itu membuatnya tidak bisa tidur telentang dan harus dibantu untuk turun dari ranjang. Sekarang ada tonjolan di punggungnya dan ia selalu kesakitan.

Falun Gong adalah sebuah latihan latihan jiwa dan raga yang dianiaya di Tiongkok sejak tahun 1999. Yuan memberi tahu pengacaranya bahwa dia pernah menderita diare selama lebih dari satu bulan karena penganiayaan yang dialaminya.

Yuan telah mengajukan tuntutan pidana.

Penganiayaan yang Tidak Bisa Dibenarkan

Yuan, usia 50 tahun, mulai berlatih pada bulan September 1996. Ia dipecat dari pekerjaannya di Kantor Pemerintah setelah penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Selama tahun-tahun kemudian, otoritas telah menahannya dua kali dan menggeledah rumahnya tiga kali. Penangkapannya yang terakhir terjadi pada tanggal 18 Juni 2017 ketika ia dibawa dari rumahnya.

Yuan berlatih gerakan Falun Gong saat ia ditahan di Pusat Penahanan Pertama Lanzhou untuk tetap sehat. Seorang kapten penjaga menghasut narapidana lain untuk memukulinya dan menghinanya. Ia sering kali tidak diizinkan untuk menggunakan toilet. Ini berlangsung selama lima bulan selama waktu itu ia mengalami diare selama satu bulan.

Yuan menolak untuk menggunakan seragam penjara, menyatakan tetap teguh dalam keyakinan yang dipilihnya bukanlah kejahatan. Kapten, Li Li, memerintahkan seorang pria dari brigade lain, Ding Runping, untuk memborgol dan membelenggunya. Borgol itu kemudian dirantai ke belenggu. Ding Runping menahan Yuan ke bawah untuk mencegahnya berontak saat dirantai. Yuan mendengar tulang belakangnya patah dan memberi tahu Ding Runping. Ding mengabaikan ucapannya.

Sejak itu ia memiliki tonjolan yang sangat menyakitkan di tulang belakangnya. Ia tidak bisa duduk, mengalami kesulitan untuk berbaring, dan butuh bantuan untuk turun dari ranjang. Terlepas dari semua masalahnya, ia harus terus menerus berada dalam posisi membungkuk selama 24 jam sehari karena borgolnya dirantai ke belenggu.

Seseorang harus menggendongnya saat ia harus pergi ke toilet atau naik ke atas ranjang. Ia harus minum air dengan menggunakan sedotan dan mengalami kesulitan untuk memasukkan makanan ke mulutnya. Borgol dan belenggu itu baru dibuka sembilan hari kemudian pada tanggal 7 Desember 2017. Sejak itu punggung Yuan selalu sakit.

Ayah Yuan dan suaminya pergi ke pusat penahanan pada tanggal 19 Januari 2018, untuk mengadukan penganiayaan itu. Direktur Jin Aixing memberi tahu mereka akan melakukan penyelidikan. Direktur Jin kemudian memanggil keluarga Yuan dan mengatakan bahwa kesehatan Yuan baik-baik saja setelah ia diperiksa di sebuah rumah sakit setempat.

Keluarga itu tidak mempercayainya dan meminta laporan kesehatan Yuan kepada Wakil Direktur, Wu Jingdong pada tanggal 14 Februari. Laporan rontgen menunjukkan retak di ruas tulang belakang T11 Yuan.

Wakil Direktur Wu berjanji bahwa otoritas akan memeriksakan Yuan kembali ke rumah sakit yang lebih bagus. Ketika keluarga meminta untuk berbicara dengan Yuan melalui telepon sesuai peraturan pusat penahanan, direktur pusat penahan itu berhenti menanggapi dan keluarga tersebut diberi alasan yang dibuat-buat.

Penjaga pusat penahanan memberi tahu Yuan bahwa secara fisik dia tidak apa-apa.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Gansu Women Expose Abuse at Detention Center

Two Gansu Women Remain Detained Despite Return of Cases to Police by Procuratorate