(Minghui.org) Karena 18 tahun penganiayaan panjang terhadap Falun Gong, seorang mantan polisi ditangkap dan ditahan lima kali dan disiksa di dalam sebuah penjara selama empat tahun. Ia tidak sempat melihat ibunya sebelum meninggal dunia dan dipaksa berhenti dari pekerjaannya dua kali karena penganiayaan.
Penangkapan paling akhir Peng Huisheng (pria) terjadi pada tahun ini di Guangzhou pada tanggal 11 Januari 2018. Polisi menempatkannya di Pusat Penahanan Sanshui dan menjamin ia akan disidang dalam seminggu. Staf pusat penahanan menyita barang Peng, kartu identitas dan uang tunai.
Pada malam itu, Peng mengalami gejala darah tinggi yang berat dan staf pusat penahanan menolak menahannya. Polisi harus melepaskannya pada hari berikutnya. Peng berhenti dari pekerjaannya yang kedua pada hari itu, karena mengetahui ia akan sering ditangkap dan ditahan dan tidak bisa bekerja dengan baik.
Pada hari berikutnya pada tanggal 13 Januari, polisi menangkap Peng kembali di Kota Puning tempat ia tinggal. Tetapi karena ia menderita darah tinggi yang berbahaya, ia dibebaskan.
Untuk menghindarkan penganiayaan lebih lanjut, Peng meninggalkan rumah dan tinggal di tempat lain.
Penganiayaan Tanpa Belas kasih
Peng dahulu adalah seorang wakil pimpinan dalam Divisi Lalu Lintas di Departemen Kepolisian Puning. Keyakinannya pada Sejati-Baik-Sabar membantunya mengatasi insiden lalu lintas dengan baik dan adil.
Setelah penganiayaan Falun Gong dimulai pada tahun 1999, Peng dipaksa berhenti bekerja sebagai seorang polisi dan ditahan di Penjara Meizhou. Ia disiksa dengan brutal di penjara dari tahun 2004 sampai tahun 2008. Selama ini ibunya meninggal dan ia tidak diperbolehkan melihat ibunya sebelum meninggal dunia.
Pada bulan Maret 2016, Peng membawa dua pengacara pergi melihat beberapa praktisi yang ditahan secara tidak sah. Setelah itu, mobilnya diikuti orang. Ketika ia mengemudi menuju Kota Foshan pada tanggal 6 April, polisi menangkapnya dan menahannya di Pusat Penahanan Sanshui.
Karena ia mempunyai gejala darah tinggi, polisi merawat inap Peng dengan paksa pada tanggal 15 April dan menyuntiknya dengan obat yang tidak jelas. Gejala darah tingginya memburuk dan berkembang menjadi penyakit jantung koroner. Ia dalam kondisi kritis pada tanggal 19 Mei, dan polisi memberitahukan keluarganya untuk membawanya pulang, karena tidak ingin menanggung konsekuensi kemungkinan ia meninggal dunia di tahanan polisi.
Beberapa bulan kemudian polisi menangkap Peng lagi dan menahannya di Pusat Penahanan Puning pada tanggal 10 Januari 2017. Dalam kurun 12 hari, penyiksaan yang ia derita memperburuk kesehatannya dan tekanan darah Peng sangat tinggi. Sekali lagi polisi menelepon keluarganya untuk menjemputnya pulang.
Kemudian pada tahun 2017, Peng dituntut oleh Kejaksaan Shanshui dan Puning karena mendistribusikan pamflet Falun Gong. Ia disidang di Pengadilan Sanshui pada tanggal 26 Juni 2018.
Manfaat dari Berlatih Falun Gong
Peng melaporkan manfaat yang ia alami setelah ia mulai berlatih Falun Gong seperti di bawah ini.
Pada tahun 1998, saya menderita penyakit kronis radang usus besar, sering sakit perut, diare dan buang air besar berdarah. Tidak ada dokter atau obat yang bisa membantu. Saya bertemu dengan Falun Gong dan beberapa bulan berlatih, radang usus besar yang sangat menyiksa ini hilang.
Suatu hari di tahun 2000, seorang pengemudi taksi mengalami kecelakaan dengan pengemudi sepeda yang mengalami luka berat. Pengemudi taksi ingin kecelakaan ini diabaikan oleh polisi, dan mencoba menyuap saya dengan uang tunai. Ketika saya menolak menerima uang, ia mencoba memberikan lebih banyak uang lagi.
Keluarga pihak yang cedera juga berusaha menekan saya dengan memberikan uang. Saya memberitahukan mereka bahwa saya tidak akan menerima uang dan mereka tidak bisa menyuap saya karena saya berlatih Falun Gong. Saya berpikir dari sudut pandang mereka dan mengatasi insiden dengan tepat waktu, adil dan bisa diterima oleh mereka. Kedua pihak merasa senang atas hasil penyelesaian itu.
Pada malam hari setelah saya menyelesaikan kasus ini, saya mengalami kecelakaan mobil yang lain. Ketika saya duduk di mobil polisi dan sedang menggambar diagram adegan kecelakaan, sebuah truk semi trailer membawa 30 ton baja menabrak belakang mobil saya.
Mobil saya tergelincir 30 meter dan menabrak pagar, sebuah motor skuter dan sebuah mobil sedan. Sedan yang ditabrak mobil saya tergelincir 50 meter. Mobil saya hancur total dan baja penyangga di belakang tempat duduk saya patah, membuat saya jatuh telentang. Waktu itu saya tidak memakai sabuk pengaman.
Ketika tidak ada yang berpikir saya selamat dari tabrakan itu, saya berjalan keluar dari mobil tanpa cedera. Penonton heran, seseorang memberi tahu saya bahwa saya sangat beruntung, tetapi saya mengetahui Guru telah melindungi saya.
Laporan terkait dalam bahasa Inggris:
The Persecution of Practitioners in Meizhou Prison, Guangdong Province