(Minghui.org) Tahun ini menandai peringatan 19 tahun sejak Falun Gong dilarang di Tiongkok. Banyak orang yang mulai berpikir secara mendalam tentang arti penindasan bagi masyarakat dan juga bagi negara seperti Tiongkok. Michael seorang pengacara yang menerima kasus-kasus dari praktisi Falun Gong, baru-baru ini memikirkannya dan memperoleh pemahaman terhadap penindasan Falun Gong.
Dimulai dari Nathan, salah seorang klien Michael -- seorang anggota geng. Nathan telah terlibat dalam banyak perkelahian jalanan. Saat terlibat dalam salah satu perkelahian, ususnya terburai dan empat tulang rusuknya patah. Di dalam penjara dia menyaksikan para praktisi Falun Gong diperlakukan secara tidak manusiawi karena keyakinan mereka terhadap Sejati-Baik-Sabar, dan bahkan mereka tidak membalas atau berkelahi balik terhadap penganiaya mereka. Selain itu, para praktisi menunjukkan perilaku sopan dan peduli padanya, tanpa prasangka apa pun.
“Sebelumnya saya tidak punya perasaan dan tidak seorang pun yang menyukai saya,” kenang Nathan. “Melalui perilaku para praktisi, saya jadi memahami bahwa Falun Gong adalah sesuatu yang luar biasa karena praktisinya begitu baik hati. Itulah sebabnya mengapa saya ingin berlatih Falun Gong.” Kini Nathan telah memperbaiki sifatnya dan menjadi seorang yang baru. Saat ibunya melihat perubahan positif ini, ia menjadi terharu. Kemudian Nathan menghubungi Michael untuk membantu praktisi Falun Gong yang masih ditahan karena keyakinan mereka.
Pengalaman ini sangat menyentuh Michael. Dia tidak bisa tidur selama semalaman, karena pikirannya terguncang. “Mantan pemimpin partai komunis Jiang Zemin -- orang yang berinisiasi melakukan penganiayaan, adalah orang yang sungguh biadab, dan komunisme Tiongkok tidak ada lagi harapannya.” tulisnya. “Hanya memikirkannya saja: tidak ada satu orang pun yang tahan menghadapi anggota geng seperti Nathan. Namun dalam waktu singkat ia menjadi seorang yang baik, berkat Falun Gong. Berandalan seperti itu hanya akan menimbulkan masalah bagi masyarakat dan menjadi masalah besar bagi keluarganya. Namun Falun Gong telah mengubah semua ini.”
Pemikiran ini mengubah Michael secara profesi. Di masa lalu ketika menerima kasus, dia akan menganggap mereka sebagai bagian dari pekerjaan. Namun sekarang dia sepenuhnya mencurahkan diri baik pikiran maupun tenaga terhadap kasus-kasusnya serta melakukan yang terbaik. Nyatanya, setelah meninjau pasal hukum dan kebijakan penganiayaan selama 19 tahun terakhir, dia menemukan bahwa penganiayaan ini tidak punya landasan hukum.
“Seperti yang dikatakan oleh rekan-rekan saya -- penindasan Falun Gong, ketika ditinjau dari segi hukum yang berlaku, ternyata ilegal. Puluhan juta rakyat tidak bersalah dirugikan atas nama hukum. Ini merupakan momen bagi kita untuk menjaga keadilan dan supremasi hukum,” kata Michael.
“Upaya kita akan membantu melindungi Falun Gong, prinsip alam semesta -- Sejati-Baik-Sabar, serta kebenaran di dunia ini.” lanjutnya.
Seorang Mantan Tirani Jalanan
Kisah seperti Nathan bukan hal yang biasa. Yang Jianbo, pria setinggi enam kaki juga pernah menjadi tirani jalanan di Kota Langfang. Dia terlatih dalam berbagai ilmu bela diri, dan sering menindas orang -- tanpa menghadapi konsekuensi apa pun. Bahkan pejabat pemerintah maupun polisi tidak ada yang berani mengganggunya, ketika toko porselennya tidak membayar pajak,
Semua ini berubah setelah ia mulai berlatih Falun Gong. Mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, dia menjadi seorang warga yang baik dan mulai membayar pajaknya tepat waktu. Selama konferensi berbagi pengalaman di Kota Langfang, yang dihadiri oleh ribuan praktisi, dia meneteskan air mata saat berbicara soal perubahannya, “Seandainya saya tidak bertemu dengan Guru Li (pendiri) atau Falun Gong, saya akan terus melakukan perbuatan buruk dan menghancurkan diri sendiri.” Tidak sedikit orang di konferensi itu yang ikut terharu.
Setelah partai komunis melarang Falun Gong pada tahun 1999, Yang ditangkap sebanyak 10 kali, dikirim ke kamp kerja sebanyak tiga kali, dan dipenjara selama enam tahun. Nyawanya hampir melayang saat berada di dalam tahanan dan mengalami beberapa penyiksaan..
Seorang Pejudi
Hu Dongsheng, seorang warga Kota Wuhan di Provinsi Hubei, menjadi kecanduan judi setelah keluar dari kemiliteran. Karena sering pergi berjudi, dia akan pulang ke rumah pada larut malam -- bahkan terkadang tidak pulang sama sekali. Baik istri maupun kedua anaknya tidak bahagia, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Dia mengalami perubahan besar saat mulai berlatih Falun Gong pada awal tahun 1999. peningkatan dari aspek kesehatan dan perbaikan sifatnya telah membuat kagum mereka yang mengenalnya. Namun, penganiayaan dimulai beberapa bulan kemudian, dan sejak itu ia ditahan berkali-kali karena keyakinannya. Terakhir kali ia ditangkap pada tahun 2013 dan satu tahun kemudian, ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Tahanan di Kamp Kerja dan Dipenjara
Feng Lianyou dari Beijing pernah melakukan segala jenis perbuatan buruk dan dipenjara sebanyak empat kali, total ada sepuluh tahun enam bulan penjara. Setelah berlatih Falun Gong pada bulan Oktober 2000, dia tidak hanya berhenti melakukan perbuatan buruk tapi juga mengembalikan barang-barang yang pernah dia ambil secara diam-diam. “Ketika memikirkan perbuatan buruk yang saya lakukan di masa lalu, saya sering menyesal hingga meneteskan air mata,” kata Feng.
Feng ditangkap sebanyak dua kali saat memberi tahu orang lain tentang manfaat Falun Gong yang pernah ia rasakan. Pertama kali ia dihukum ke kamp kerja selama dua tahun, dan kali kedua ia menjalani masa hukuman lima tahun penjara di Penjara Qianjin di Tianjin. Terakhir kali dia ditangkap pada tanggal 26 Mei 2016.
Lumpuh Akibat Penyiksaan, Meninggal Dunia
Liu Yunchao dari Kota Wuhan, Provinsi Hebei, adalah seorang pembuat kekisruhan sejak ia masih muda. Setelah dewasa, ia menjadi seorang tirani jalanan dan menganggap dirinya “busuk hingga ke jiwa” dan tanpa harapan. Latihan Falun Gong mengubah dirinya menjadi orang yang berbeda--dia selalu mempertimbangkan orang lain dan toleran. Liu berkata dia beruntung bisa menjadi seorang praktisi dan memiliki hidup yang baru.
Akibat kebijakan penindasan, dia ditahan dan berkali-kali mengalami penyiksaan. Di dalam penjara Fanjiatai, dia dianiaya, disiksa, dan dicekoki dengan obat-obatan yang tidak diketahui. Setelah mengalami perlakuan tidak manusiawi selama lebih dari 700 hari, matanya hampir buta, dan tubuhnya lumpuh. Banyak luka dan memar meliputi seluruh tubuhnya; dia menderita herpes simplex (penyakit yang diakibatkan virus) dibagian tangan, kaki, dan punggung. Pikirannya tidak jernih dan ia tidak dapat berbicara.
Liu meninggal dunia pada tanggal 7 Juli 2012, di usianya ke-56.
Pengalaman yang Mengubah Kehidupan
Dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar, Falun Gong dapat mengubah orang jahat menjadi seorang yang baik, dan membuat orang baik menjadi semakin baik. Berikut ini ada beberapa contoh.
“Tahun 2006 merupakan saat-saat tergelap dalam hidup saya. Saya dikuasai sepenuhnya oleh kecanduan narkoba. Saya kembali ke perdesaan dengan tubuh penuh luka tembak dan pisau, hasil dari perkelahian geng selama bertahun-tahun. Sambil terisak, ibu saya berkata dengan kesal, ‘Seandainya saya tahu kamu akan tumbuh menjadi anggota geng, saya pasti akan membunuhmu sejak kau lahir! Saya akan melompat ke air denganmu dan mati bersama-sama jika saya punya kekuatan untuk melakukannya.’”
Ini merupakan pengalaman mantan anggota geng. Dia teringat perasaan hampa saat itu dan hanya menunggu kematian.
Lalu ibunya memperkenalkan Falun Gong kepadanya. Dia menyaksikan anak-anak lain memperoleh kesehatan dari latihan ini. “Saudara saya membawa buku Zhuan Falun, dan saya membacanya sebanyak tiga kali. Buku ini mengajarkan saya bagaimana meningkatkan diri sebagai manusia. Saya memegang pundak ibu dan menangis seperti anak kecil, saya berharap membaca ini sebelumnya,” tulis dia.
Perubahannya cepat dan mengejutkan. Dalam waktu dua minggu setelah membaca ajaran Falun Gong, bengkak di kakinya menghilang dan kekuatannya juga kembali. Kecanduan obatnya juga pulih sepenuhnya.
Sejak itu, mantan anggota geng tersebut tidak hanya menjadi orang baik tapi juga membantu orang dengan memberi tahu orang lain manfaat dari latihan ini. Dia pernah ditangkap beberapa kali dan dipenjara, namun tidak ada yang bisa menghentikannya mengikuti keyakinan sejatinya.