(Minghui.org) Gao Hengbai sedang tidur siang pada suatu hari di musim panas tahun 2016 ketika terbangun oleh keributan. Pipa gas alam di seberang jalan terbakar dan seluruh keluarga itu berlari menghindari kemungkinan adanya ledakan.
Gao mengambil selimut dan merendamnya dengan air. Dia bergegas masuk ke rumah tetangganya dan memadamkan api. Istri dari keluarga itu berkata kepada putranya, “Jangan pernah melupakan Gao. Jika bukan dia, rumah baru kita akan habis terbakar.”
Seandainya kebakaran itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, Gao tidak akan menjadi seorang pahlawan. Dia terkenal sebagai suami yang kasar dan memukuli istrinya serta bertengkar dengan orangtuanya sepanjang waktu. Akan tetapi, dia menjadi orang yang sama sekali berbeda setelah berlatih Falun Gong pada tahun 2008.
Falun Gong adalah sebuah latihan spiritual yang berdasarkan pada prinsip Sejati-Baik-Sabar di mana dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak Juli 1999.
Setelah mengalami kekuatan transformasi Falun Gong, Gao tidak pernah lupa memberitahu orang-orang bahwa tidak ada hukum di Tiongkok yang melarang Falun Gong dan Falun Gong tidaklah seperti yang dipropagandakan negara. Tindakannya yang sederhana ini mengakibatkan dia ditahan di kepolisian.
Warga berumur 46 tahun ini berasal dari Kecamatan Nancun, Kota Pingdu, ditangkap pada tanggal 16 Desember 2017 saat membagikan kalender meja yang berisi informasi Falun Gong.
Orangtua Gao, kedua berumur 80 tahun, mengunjungi kantor polisi setempat beberapa kali untuk meminta pembebasannya. Mereka disuruh ke Kantor 610 Kota Pingdu, sebuah lembaga di luar hukum yang diberi kekuasaan melebihi sistem pengadilan dan melaksanakan tugas untuk membasmi Falun Gong.
Pasangan lansia ini menemui Guo Yucheng, wakil kepala Kantor 610, pada tanggal 28 Desember, namun mereka diusir. Mereka kembali lagi pada hari berikutnya untuk hanya dihina oleh Guo. Pada hari yang sama dikeluarkan surat resmi penangkapan terhadap Gao.
Kasus Gao dilimpahkan ke Kejaksaan Kota Pingdu pada tanggal 6 Februari 2018. Dia diinterogasi oleh Pusat Penahanan Kota Pingdu pada tanggal 8 Februari dan didakwa pada tanggal 23 Februari.
Keluarga Gao menelepon jaksa Zhang Zhengxia pada tanggal 4 Maret untuk mengingatkannya bahwa dakwaan terhadap Gao tidak berdasar hukum.
Han Zhiguang, seorang pengacara dari Beijing, mewakili Gao. Han melakukan perjalanan ke Pengadilan Kota Pingdu pada tanggal 12 Maret, namun tidak bisa bertemu dengan hakim Li Yan, yang ditunjuk untuk menangani kasus ini. Han kemudian pergi ke pusat penahanan untuk menemui Gao.
Gao bertekad untuk memperjuangkan atas hak konstitusinya dalam kebebasan berkeyakinan. Dia tidak bisa percaya ditangkap hanya karena berusaha menjadi orang baik. Dia meminta Han untuk menyampaikan pesan kepada keluarganya, “Tidak ada yang salah dengan berlatih Falun Gong. Jangan merasa malu dengan penahanan saya. Tetap tegakkan kepala kalian!”
Gao juga menulis surat kuasa kepada kakaknya yang dipercaya untuk memberikan kesaksian dalam pembelaannya di sidang. Kakaknya mengirim dokumen ke pengadilan pada tanggal 14 Maret.
Sementara Gao menunggu persidangan, banyak warga setempat menandatangani petisi untuk meminta pembebasannya tanpa syarat.
Petisi tertulis “Adalah sah memiliki kepercayaan spiritual; Hentikan penganiayaan”
Pengacara Berkata Praktisi Falun Gong Seharusnya Tidak Dianiaya karena Berusaha Menjadi Orang Baik
Han telah mewakili banyak praktisi Falun Gong selama bertahun-tahun. Walaupun masing-masing praktisi berbeda, Han menemukan mereka berbagi satu hal yang sama -- mereka semua berusaha menjadi orang yang lebih baik dengan mengikuti prinsip Falun Gong ‘Sejati-Baik-Sabar.’
Ambil Gao sebagai contoh. Han terkesan bagaimana Falun Gong mengubah seseorang yang kasar menjadi seorang warga negara yang baik, serta menjadi seorang suami, ayah, putra, dan saudara yang menyenangkan.
Han menunjukkan dakwaan terhadap Gao dan kliennya (praktisi Falun Gong lainnya) tidak punya dasar hukum. Dia menekankan seharusnya mereka tidak dianiaya karena berusaha menjadi orang baik dan menjalankan hak konstitusi mereka dalam kebebasan berkeyakinan.
Han pernah bertanya mengapa praktisi Falun Gong mengambil resiko kehilangan nyawa mereka untuk memberitahu orang-orang bahwa menganiaya keyakinan mereka adalah salah. Dia menyimpulkan satu-satunya alasan adalah para praktisi ini pernah mengalami kekuatan Falun Gong dalam peningkatan spiritual serta kesehatan mereka. Dia akhirnya melihat Sejati-Baik-Sabar adalah nilai universal dan tidak seorang pun seharusnya ditangkap karena menegakkan prinsip semacam ini.
Han juga berkata beberapa kliennya yang bukan praktisi tidak bisa memegang janji mereka untuk membayar pekerjaannya, namun hal ini tidak pernah terjadi pada kliennya yang berlatih Falun Gong. Dia melihat praktisi adalah jujur dan dapat dipercaya.
Han bertekad untuk mencari keadilan bagi Gao.
Keluarga Berantakan Karena Penangkapan Gao
Istri Gao, Sun Zhengmei, orang yang langsung melihat bagaimana Falun Gong mengubah suaminya. Dia pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga sebelum suaminya berlatih Falun Gong. Kepalanya pernah berdarah setelah suaminya memukulinya. Dia pernah mencari perlindungan di rumah saudarinya. Dia juga terkenang bagaimana “Gao lama” pernah memotong pakaiannya menjadi beberapa potongan setelah amarahnya meledak hanya karena masalah sepele.
Gao berhenti merokok dan menjadi seorang suami yang menyenangkan setelah berlatih Falun Gong. Sun tidak bisa memahami mengapa Gao harus menghadapi pengadilan karena ingin menjadi orang baik. Dia menjadi tertekan dan tidak ingin keluar rumah. Hanya dalam beberapa bulan, dia kehilangan berat badan yang cukup banyak.
Putri mereka yang berumur 10 tahun menangis sambil menyebut ayahnya. Dia pernah menulis, “Ayah, saya merindukan kamu” di dinding, dan tangisan ibunya meledak saat melihat pesan tersebut.
Gao bersama dengan putrinya
Orangtua Gao menghitung hari-hari penahanannya. Mereka tidak bisa makan atau tidur dengan nyenyak. Pasangan lansia ini memiliki empat anak. Mereka pernah cemas terhadap Gao sepanjang waktu karena dia selalu merepotkan mereka. Namun putra mereka berubah total setelah berlatih Falun Gong. Gao sering mengunjungi orangtuanya. Dia yang pertama bergegas pulang ke rumah ketika ibunya terjatuh dan kakinya patah.
Orangtua Gao