(Minghui.org) Beberapa bulan yang lalu, pelecehan anak terjadi di pusat penitipan anak Ctrip di Shanghai dan taman kanak-kanak RYB Education di Beijing yang menyebabkan protes dan kemarahan publik. Orang-orang sangat prihatin, "Jika ini terjadi di pusat penitipan anak di kota-kota besar, di mana orang tua dapat menemukan guru atau pengasuh anak yang dapat mereka percayai?"
Sebenarnya, guru yang baik memang ada. Inilah beberapa contohnya.
Anak Nakal yang Diperlakukan dengan Hormat
Kai adalah salah satu dari anak-anak yang cenderung memusuhi anak lain dan jika dia merasa jengkel maka dia akan berteriak. Ibunya sendiri kadang-kadang marah karena perilakunya. Ketika Kai mulai bersekolah di taman kanak-kanak, dia lebih memilih bermain daripada duduk di kelas. Sang guru memberi tahu dia, “Oke. Kamu bisa bermain sendiri.” Kai terkejut dengan reaksi tenang gurunya. Ketika dia bermain sendiri, dia tidak ingin ketinggalan dan benar-benar memperhatikan apa yang sedang diajarkan di kelas. Sekali waktu dia juga melirik ke arah guru untuk memastikan bahwa guru tidak memperhatikan bahwa dia sedang mendengarkan pelajaran.
Ketika tiba waktunya untuk tidur siang, Kai berkata, “Saya tidak ingin tidur siang.” Guru berkata, “Oke. Kamu tidak perlu tidur siang.” Kai bingung lagi, gurunya tidak mendamprat atau bahkan tidak marah, benar-benar kebalikan dari reaksi orang biasa terhadapnya. Karena yang lain semua tidur, Kai bosan bermain sendiri. Dia mulai mengantuk dan matanya hampir tertutup. Guru itu mengingatkannya, “Kai, kamu bilang tidak mau tidur siang. Apakah kamu tidak akan jujur dengan kata-katamu sendiri?”
Dalam beberapa hari pertamanya di pusat taman kanak-kanak, Kai menemukan kejutan bahwa guru itu tidak akan merasa jengkel sama sekali oleh perilakunya, yang mengakibatkan dia malu di depan guru dan teman-temannya. Ketika dia memberi tahu ibunya tentang hal itu, ibunya tidak bisa berhenti tertawa.
Suatu hari, Kai mulai menangis tanpa alasan, mengatakan bahwa dia ingin berbicara dengan ibunya. Guru mencoba menenangkannya dan berkata, “Akan membutuhkan beberapa waktu bagi ibumu untuk sampai di sini. Dan tidak mudah baginya untuk melakukan itu sekarang. Sebagai anak baik yang mempraktikkan Sejati-Baik-Sabar, Kamu harus mempertimbangkan ibumu. Bagaimana kalau kamu memberi tahu Bu Guru apa yang ingin kamu katakan pada Ibumu dan Bu Guru akan menuliskannya serta menggambarnya? Ketika dia datang menjemputmu sepulang sekolah, kamu bisa memberikannya pada Ibumu.” Kai mulai mengatakan apa yang ada dalam pikirannya sementara guru menggambarnya di atas kertas. Lalu dia dengan hati-hati meletakkan kertas di tasnya dan kembali melakukan rutinitas sekolah.
Sekarang Kai ingin pergi ke sekolah setiap hari. Dia telah merasakan kebaikan dan rasa hormat gurunya. Dia telah menjadi anak yang bahagia.
Taman Kanak-kanak Unggulan Doudou
Sekolah Kai adalah TK Minghui Doudou, yang terletak di Kota Yonghe, Kabupaten Taipei, Taiwan. Guru di taman kanak-kanak memperlakukan anak-anak dengan baik dan hormat, sama seperti guru Kai. Karena itu, orang tua mempercayakan anak-anaknya pada mereka dan hal itu telah menarik banyak orangtua dari daerah Taipei menyekolahkan anaknya di sana.
Beberapa orang tua berkata, “Guru di TK Minghui Doudou tidak pernah marah. Mereka sangat sabar dengan anak-anak.”
Yang lain berkata, “Perilaku anak saya sering membuat saya sedih. Tetapi para guru di TK Minghui Doudou sangat terlatih dan memiliki metode yang berbeda untuk menangani anak-anak. Anak-anak kami menjadi lebih perhatian dan mereka ingin datang ke sekolah setiap hari.”
Perbedaan utamanya adalah kepala sekolah dan semua guru di TK Minghui Doudou adalah praktisi Falun Dafa yang mematuhi prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Di mata mereka, setiap anak memiliki sifat khusus, temperamen, karakteristik, dan cara membimbing. Oleh karena itu, mereka memperlakukan semua anak dengan rasa hormat dan percaya bahwa tidak ada anak yang berada di luar kemampuan pengajaran dan bimbingan yang tepat.
Huiwen adalah seorang guru TK yang dipindahkan ke TK Minghui Doudou setelah dia berlatih Falun Dafa. Dia berkata bahwa kultivasi merupakan bagian integral dari pekerjaannya. Setiap kali dia mengalami masalah, dia akan bertanya pada diri sendiri, “Apakah karena saya tidak cukup toleran? Apakah karena saya tidak cukup sabar? Atau mungkin saya terlalu bersemangat untuk mendapatkan hasil yang cepat?” Ketika pola pikirnya berubah, dia akan dapat memahami alasan di balik kenakalan seorang anak dan masalahnya akan teratasi.
Terkadang anak-anak mengalami konflik saat mengendarai mainan sepeda roda tiga. Satu anak akan mengeluh pada guru, “Si ini si itu tidak pernah membiarkan orang lain mengendarainya,” sementara keluhan yang sebenarnya adalah, “Saya ingin mengendarainya sendiri.” Guru pertama-tama akan memahami dan bertanya, “Kamu ingin naik di sepeda itu bukan?” Kemudian guru akan menunjukkan cara yang lebih bijaksana untuk mengekspresikan perasaan, seperti, “Maukah kamu membiarkan saya mengendarainya sebentar?” Dan guru juga akan memberi tahu anak itu untuk menghormati keputusan anak lain, apakah itu menguntungkan mereka atau tidak. Pada saat yang sama, guru akan memberi tahu anak yang sedang mengendarai sepeda agar menggunakan kata-kata yang baik untuk menolak menyerahkan sepeda, seperti "Maaf, saya ingin mengendarainya saat ini. Bisakah kamu bermain mainan lain?” Dengan kata-kata dan sikap yang baik serta penuh perhatian, kedua belah pihak akan merasa dihargai dan konflik tidak akan berlanjut.
Ketika para guru mempraktikkan Sejati-Baik-Sabar dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya, benih prinsip-prinsip ini akan ditanam di dalam hati anak-anak melalui interaksi alami dan rutin.
Tiongkok Daratan Memiliki Guru Yang Baik Juga
Situs web Minghui menerbitkan sebuah artikel tanggal 6 Desember 2017, berjudul “Guru TK: Cara Terbaik untuk Memahami serta Melakukan Apa yang Benar dan Baik Adalah Dengan Berlatih Falun Dafa.” Dulu penulis menderita kesehatan yang buruk dan memiliki temperamen buruk. Dia tidak menyukai pekerjaannya, tidak sabar dengan anak-anak di kelas dan kadang-kadang menggunakan hukuman fisik. Setelah dia mendapat kesempatan untuk membaca Zhuan Falun tahun 1996, dia mengerti bahwa perbuatan buruk menghasilkan karma, yang membawa penyakit dan kesulitan. Setelah dia mulai berlatih Falun Dafa, kesehatannya membaik dan menjadi penuh perhatian.
Anak-anak di kelasnya semua berumur di bawah 3 tahun, jadi mereka belum pandai makan sendiri atau menggunakan toilet. Dia tidak keberatan dengan pekerjaan yang berat dan membosankan. Dia memberi tahu anak-anak di kelasnya, “Di taman kanak-kanak ini, bu guru seperti ibumu. Kalian selalu bisa datang pada ibu untuk hal apa pun.”
Karena kemampuan bahasa mereka tidak sepenuhnya terbina, mereka sering tidak akan mengatakan jika merasa tidak sehat. Jika suatu penyakit tidak terdeteksi, perawatan akan tertunda dan orang tua akan mengeluh. Jadi dia mengembangkan rutinitas untuk memeriksa setiap anak di pagi hari dan memantau status mereka sepanjang hari. Jika dia melihat seorang anak tidak aktif atau tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan rutin, dia akan memeriksa suhu dan kesehatannya. Setelah tidur siang, dia akan mencium setiap anak di dahi untuk menunjukkan cintanya dan memeriksa suhu mereka. Di kelasnya, tidak ada satu pun kasus penyakit yang tidak terdeteksi.
Dia juga akan memeriksa untuk melihat apakah setiap anak telah mencuci tangan secara menyeluruh sebelum makan siang dan memintanya melakukan lagi jika mereka tidak benar-benar bersih.
Untuk keamanan tambahan dan preferensial bagi anak-anaknya, orang tua kadang-kadang akan memberikan hadiah pada guru. Sebelum berlatih Falun Dafa, itulah yang akan dia cari. Tetapi setelah berlatih Dafa, dia tidak akan menerima hadiah dari orang tua lagi.
Contoh bagus lainnya diterbitkan dalam artikel Minghui berjudul “Daycare Teacher: Following Dafa's Teachings Makes Me an 'Extraordinary Teacher”tanggal 28 Desember 2017.
Ini bukan kasus khusus tetapi biasa bagi seorang praktisi, karena Falun Dafa mengajarkan praktisi untuk menjadi orang baik dan tanpa pamrih serta menempatkan kebutuhan orang lain terlebih dahulu. Itulah sebabnya taman kanak-kanak dan tempat penitipan anak yang gurunya merupakan praktisi Dafa akan melakukan pekerjaan mereka dengan rasa tanggung jawab dan memperlakukan semua anak dengan kebaikan.
Guru Baik Dianiaya
Sejak rezim Jiang Zemin meluncurkan penganiayaan terhadap praktisi Falun Dafa tahun 1999, moralitas masyarakat Tionghoa telah menurun dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Kasus-kasus pelecehan anak yang disebut di awal artikel hanyalah salah satu konsekuensinya.
Menurut statistik terbatas yang dilaporkan oleh Minghui, 221 guru dalam sistem pendidikan di Tiongkok telah dianiaya hingga meninggal selama 18 tahun terakhir. Mereka mungkin saja bisa menjadi guru yang hebat seperti yang disebutkan dalam artikel ini.
Selain itu, ribuan guru yang baik di Tiongkok telah dipecat dari sekolah dan dipenjarakan karena menolak melepaskan keyakinannya. Beberapa disiksa sampai cacat dan sakit mental. Sebagian didenda uang dalam jumlah besar, upah dan dana pensiunannya dikurangi atau ditolak. Beberapanya mengalami pengintaian, pelecehan, ancaman, dan tahanan rumah yang berkepanjangan.
Penulis artikel Minghui yang disebutkan di atas “Daycare Teacher: Following Dafa's Teachings Makes Me an 'Extraordinary Teacher” ditangkap dan dibawa ke pusat pencucian otak sebanyak empat kali karena tidak melepaskan keyakinannya pada Falun Dafa. Otoritas taman kanak-kanak, ditekan oleh pejabat PKT, memindahkannya ke divisi rumah tangga. Hanya setelah orang tua mengajukan petisi yang menuntut agar dia diizinkan untuk kembali ke posisi semula, otoritas tersebut mengalah dan mengembalikannya ke posisi semula.
Penulis artikel Minghui yang disebutkan di atas ““Guru TK: Cara Terbaik untuk Memahami serta Melakukan Apa yang Benar dan Baik Adalah Dengan Berlatih Falun Dafa.” juga berada di bawah tekanan. Para pejabat tingkat tinggi pernah datang untuk memeriksa taman kanak-kanak dan melihat apakah ada guru yang berlatih Falun Dafa. Kepala taman kanak-kanak itu melindungi dan tidak melaporkannya. Dia berkata, "Praktisi Falun Dafa berubah dalam dua hal: kesehatan mereka meningkat dan begitu juga dengan pekerjaan mereka."