(Minghui.org) Semakin banyak orang di Tiongkok yang menyadari kejahatan rezim komunis Tiongkok dalam menganiaya Falun Gong, dan mereka tengah melihat bahwa para praktisi Falun Gong adalah orang-orang baik dengan standar moral tinggi.
Petugas Polisi Menolak Menganiaya Praktisi
Henan, Tiongkok -- Dua praktisi Falun Gong tengah menjelaskan fakta kepada seorang pemilik toko mengapa penganiayaan Falun Gong seharusnya tidak pernah terjadi. Pemilik toko melaporkan mereka ke polisi. Polisi datang dan memasukkan praktisi ke kendaraan polisi. Para praktisi baru saja hendak memberi tahu petugas tentang fakta penganiayaan, ketika kendaraan polisi berbelok ke jalan sepi dan salah satu petugas membuka pintu, dan membiarkan mereka pergi. Petugas berkata, “Saya tidak ingin menganiaya praktisi [Falun Gong].”
Melakukan Hal yang Bertentangan dengan Permintaan PKT
Tiongkok -- Seorang pengusaha berusia 84 tahun yang dikenal di bidangnya karena keahliannya dan juga diakui oleh para pakar negara, hadir di rapat teknologi untuk para pejabat negara. Penganiayaan Falun Gong saat itu tengah memuncak. Dia memberikan pidato dan mulai berkata, “Saya menghormati dua orang, yang satu adalah Li Hongzhi (pencipta Falun Gong) dan lainnya adalah XXX. Orang Tiongkok tidak kekurangan uang, tetapi moral!” Hadirin bertepuk tangan meriah.
Orang-orang yang mengenalnya bertanya apakah dia tidak takut Partai Komunis Tiongkok (PKT). Dia berkata, “Saya telah berjuang menentang PKT sepanjang hidup saya. Saya telah membangun banyak pabrik. PKT menuntut kita mengibarkan bendera merah ketika membuka usaha. Saya menggantungkan bendera putih di depan pabrik baru saya saat pembukaan.”
Beberapa orang percaya bahwa alasan di balik kesuksesan dan kekayaannya adalah dia tidak pernah percaya pada paham komunis dan justru melakukan hal yang berlawanan dengan tuntutan PKT terhadap orang-orang Tiongkok.
Kontras yang Tajam
Henan, Tiongkok -- Putri saya dan saya naik taksi ketika pergi ke sebuah pesta ulang tahun. Pengemudi taksi menghela napas dan mengeluh bahwa polisi menilang mobil-mobil pribadi untuk kesalahan kecil, namun para pejabat memarkir mobil mereka semaunya dan tidak pernah khawatir ditilang.
Saya mengambil kesempatan ini untuk memberitahunya betapa korupnya PKT dan juga berbicara tentang penganiayaan Falun Gong. Segera setelah saya mulai bicara, dia menyela.
“Falun Gong sungguh baik,” ujarnya. “Para praktisi adalah orang baik yang mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, namun PKT menangkap dan memenjarakan mereka, atau membawa mereka ke kamp kerja paksa.”
Dia melanjutkan, “Di satu sisi, para praktisi mengaku tanpa takut bahwa mereka berlatih Falun Gong ketika ditanya oleh petugas polisi. Di sisi lain, selama Perang Saudara di Tiongkok, ketika kaum nasionalis (Kuomintang) menangkap orang komunis dan bertanya apakah mereka anggota PKT, mereka dengan tegas menyangkalnya. Betapa kontrasnya antara para praktisi dan orang komunis!”
“Terima Kasih Membawakan Harapan kepada Kami!”
Tiongkok -- Saya berkendaraan bersama cucu perempuan saya yang berusia tiga tahun menuju sebuah hotel dan melihat dua pria. Saya berhenti dan memberikan mereka beberapa materi Falun Gong, dan berkata, “Memahami fakta adalah berkah.”
Seorang pria mengambil materi tersebut dan berkata, “Saya suka membaca materi informasi dari para praktisi Falun Gong, karena itu membuat saya melihat berbagai hal dari sudut pandang yang berbeda.” Dia meminta pria lainnya meliput dirinya, “Cepat, saya hendak membungkuk (memberi hormat) kepada seorang perempuan cantik.” Dia membungkuk hormat dengan wajah serius dengan dua tangan dirangkap di depan dada. “Terima kasih telah membawakan harapan kepada kami!” ujarnya. Saya memberi tahu dirinya agar tidak berterima kasih pada saya, tapi pada Guru Falun Gong.