(Minghui.org) Baru-baru ini saya bermimpi di mana saya pergi ke Prancis. Praktisi lain dalam mimpi berkata, “Oh kamu sudah bangun. Kamu sudah tidur sepanjang jalan, tetapi kami belum meninggalkan kamu."
Saya menyadari bahwa Guru sedang mengisyaratkan saya bahwa saya telah linglung dan baru belakangan ini pikiran saya menjadi jernih dan tiba di “Prancis” (dalam bahasa Mandarin, pengucapannya mewakili suatu wilayah yang terdiri dari Fa).
Kesadaran Utama yang Kuat
Di masa lalu, terlalu mudah bagi saya untuk melepas kesadaran utama ketika melakukan meditasi duduk. Begitulah, sampai dua tahun lalu ketika Guru mengatur seorang rekan praktisi untuk membantu saya.
Saya mengalami masalah ini sejak sebelum meninggalkan Tiongkok. Pada waktu itu, saya pergi bekerja di siang hari dan melakukan tiga hal setelah bekerja. Saya juga hanya tidur sebentar untuk menambah waktu luang.
Ketika saya bangun di pagi hari, saya sering merasa mengantuk, sehingga selama meditasi duduk sangat mudah bagi saya untuk kehilangan konsentrasi di tengah jalan. Saya tahu saya tidak seharusnya seperti ini, tetapi saya tidak terlalu memerhatikan untuk memperbaiki masalah ini.
Setelah saya tiba di luar negeri, saya mulai bekerja di salah satu perusahaan media yang didirikan oleh praktisi Dafa. Saya berusaha keras di tempat kerja dan merasa cukup baik tentang diri sendiri. Namun, situasi saya menjadi persis seperti yang digambarkan dalam Zhuan Falun:
“Mengapa segalanya pun jadi tidak beres, orang lain juga bersikap tidak baik pada dia, pimpinan juga sudah tidak menyenanginya lagi, situasi di rumah menjadi sangat tegang. Mengapa tiba-tiba dapat timbul demikian banyak persoalan?”
Memang dalam kehidupan saya sendiri, orang-orang menatap saya dengan cara yang aneh. Pimpinan mengkritik saya, dan begitu pula atasannya. Seorang praktisi memaki saya, membuat saya merasa terhina. Bahkan para praktisi yang biasa bergaul dengan saya juga mengeluh tentang saya. Begitu juga istri saya. Saya berpikir, “Mengapa saya harus menderita seperti ini? Saya ingin berhenti!"
Kesulitan yang saya alami selama hari-hari itu membuat saya menangis berkali-kali. Tekanan itu menjadi begitu kuat bahkan melampaui apa yang telah saya alami di Tiongkok selama tahap awal penganiayaan. Namun, saya tidak ingin menyerah pada apa yang seharusnya saya lakukan. Namun, pikiran untuk berhenti dari pekerjaan terus bermunculan.
Pada saat itu saya merasa agak kewalahan, berpikir, “Haruskah saya melanjutkan atau menyerah?” Saya memutuskan bahwa meninggalkan pekerjaan bukanlah sesuatu yang Guru ingin saya lakukan, jadi saya memutuskan untuk melanjutkan dan menerobos kesengsaraan.
Memulai lagi
Saya memutuskan untuk memulai kultivasi saya dari awal, menguatkan keyakinan saya pada Guru dan Fa, dan memutuskan untuk mengikuti Guru tanpa syarat. Saya menyadari bahwa kesengsaraan yang saya temui dalam kehidupan sehari-hari terjadi karena saya tidak ingin mendengarkan orang lain. Saya tahu kesengsaraan ini terjadi karena Guru berusaha membantu saya meningkat.
Standar untuk perilaku seorang praktisi diukur oleh Fa. Misalnya, hal-hal seperti memiliki kesadaran selama meditasi duduk dan memancarkan pikiran lurus.
Saya berpikir bahwa saya percaya pada Guru dan Fa, namun saya bahkan tidak bisa mencapai persyaratan dasar Fa. Jadi, apakah saya benar-benar percaya?
Setelah berbagi pikiran saya dengan praktisi lain, saya mulai lebih memperhatikan hal-hal kecil. Dalam kehidupan sehari-hari saya berusaha menjaga pikiran saya tetap jernih dengan menghalangi gangguan, tetap fokus dan waspada. Saya segera menjadi lebih sadar ketika melakukan meditasi duduk dan memancarkan pikiran lurus. Jika saya merasa mengantuk, saya akan membuka mata lebar-lebar, atau tidur sebentar sebelum memulai meditasi duduk.
Saya menyadari bahwa saya cenderung terlalu memerhatikan perasaan diri saya sendiri. Saya juga akan mengeluh tentang praktisi lain, dan ketika saya mencoba untuk menunjukkan masalah mereka, mereka tidak menerima kata-kata saya sama sekali. Saya mencari keluar, tetapi secara bertahap menyadari bahwa seharusnya saya mencari ke dalam.
Suatu hari saat berkendaraan, saya mulai mengeluh tentang beberapa praktisi lain. Tiba-tiba sebuah mobil polisi muncul di belakang. Saya menyadari bahwa pikiran saya tidak benar, dan kemudian mobil polisi menghilang. Mobil polisi muncul kembali setiap kali pikiran saya tidak benar. Akhirnya, saya dengan tulus meminta maaf kepada Guru karena telah mengeluh. Setelah itu saya tidak diikuti oleh mobil polisi lagi.
Guru berkata:
“Sebagai orang Xiulian, mengintrospeksi ke dalam adalah sebuah pusaka.”(“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C. 2009” dalam Ceramah Fa di Berbagai Tempat 9)
Meskipun saya tahu kita memiliki “pusaka” saya tidak menggunakannya dengan bijak. Ketika saya mengalami konflik, menggunakan "pusaka " ini tidak pernah terlintas dalam pikiran saya. Sebaliknya, saya penuh dengan konsep manusia. Sementara di permukaan saya terlihat seperti seseorang yang bertemperamen seimbang, dalam lubuk hati bisa menyala kapan saja karena saya tidak berkultivasi dengan baik.
Baru ketika saya mulai mencari ke dalam, saya menyadari bahwa saya memiliki banyak masalah. Setelah saya menyadari bahwa saya harus fokus pada kultivasi saya sendiri dan menyerahkan segalanya kepada Guru pikiran saya secara bertahap menjadi jernih.
Keterikatan lain yang saya miliki adalah mengejar kesenangan. Ini adalah keterikatan yang kuat selama beberapa waktu, tetapi saya kemudian menyadari bahwa kesulitan adalah hal yang baik untuk seorang praktisi.
Saya hanya harus mempertahankan kehidupan normal dan menggunakan waktu yang tersisa untuk melakukan tiga hal dengan baik. Ketika saya tidak berkultivasi dengan rajin, saya juga mengalami kesulitan melewati percobaan nafsu berahi dalam mimpi saya.
Beberapa tahun telah berlalu dan keadaan saya ketika melakukan meditasi duduk telah sangat meningkat — saya menjadi jauh lebih fokus dan sadar.