(Minghui.org) Seorang praktisi Falun Gong baru-baru ini dipaksa menghadiri sidang walau kondisi fisiknya lemah. Hakim ketua bersikeras menuduh dia berpura-pura sakit dan menolak untuk memberinya istirahat. Dia tidak menunda sidang sampai empat jam kemudian.
Gao Cuifang, wanita asal Kunming, Provinsi Yunnan, ditangkap karena memasang poster dengan pesan “Falun Dafa baik” di sebuah desa di Kabupaten Xundian pada tanggal 29 April 2018.
Falun Dafa, juga dikenal Falun Gong, adalah latihan spiritual dan meditasi yang ditindas oleh rezim komunis sejak 1999.
Gao telah ditahan di Pusat Penahanan Kunming sejak penangkapannya. Para penjaga tidak memperbolehkan keluarganya mengirim kebutuhan sehari-hari atau uang untuk membeli kebutuhannya. Karena kurang makan dan menanggung tekanan luar biasa akibat penganiayaan, emosi Gao menjadi tidak stabil dan menderita peradangan serta kelemahan pada anggota tubuhnya.
Dia hampir pingsan tidak lama setelah hadir di Pengadilan Kabupaten Xundian pada tanggal 10 Agustus. Namun demikian, Hakim Zhang Yunjiang menolak untuk menjadwal ulang sidang supaya Gao bisa memulihkan dirinya.
Atas permintaan berulang dari pengacara, Hakim Zhang memanggil dokter untuk memeriksa Gao. Sang dokter menuduh Gao berpura-pura sakit, dan Hakim Zhang memberi isyarat agar sidang dilanjutkan.
Jaksa mengatakan bahwa tiga warga desa melihat Gao memasang poster-poster, tetapi dia menolak untuk memanggil para saksi untuk hadir di pengadilan untuk pemeriksaan silang. Kuasa hukum Gao kemudian meminta untuk meninjau video yang direkam oleh polisi ketika menanyai para saksi. Hakim Zhang menunda sidang sehingga pengacara bisa menonton video tersebut.
Pengacara melihat video tersebut di mana para saksi mata menatap ke arah petugas dengan kebingungan sementara petugas dengan cepat mengisi catatan wawancara. Menurut orang dalam, petugas Li Wenhua pergi ke desa untuk mencari tahu siapa yang memasang poster-poster dan akhirnya merekrut tiga orang buta huruf untuk menjadi saksi mata penuntut.
Hakim Zhang sebenarnya memberitahu pengacara Gao bahwa delapan anggota keluarganya diperbolehkan untuk menghadiri sidang, tetapi pada hari sidang, dia memutuskan untuk menahan ayah dan saudarinya di luar ruang pengadilan. Hanya suami, ibu, dan dua anak-anaknya yang diperbolehkan masuk.