(Minghui.org) Sebelum berlatih Falun Dafa pada tahun 1998, saya bertemperamen buruk dan mudah marah. Bahkan ketika baru menikah, saya sering bertengkar dengan ibu mertua saya. Sejak kecil kondisi tubuh saya lemah dan sering sakit-sakitan. Pada tahun itulah, ibu datang menjenguk saya sambil membawa salinan Zhuan Falun. Dia berkata bahwa temannya yang memberikan padanya, namun belum sempat ia baca.
Semakin membaca Zhuan Falun, saya semakin terbenam. Tiba-tiba saya memahami banyak hal yang membingungkan, dan hati saya menjadi terbuka. Setelah mulai mengultivasi diri, kehidupan saya berubah menjadi lebih baik.
Saya adalah guru pribadi yang mengajar bahasa Inggris. Murid pertama saya datang dari tetangga. Setelah mengajar dia beberapa waktu, nilainya meningkat drastis. Berita itu makin menyebar, dan mulai berdatangan para orang tua yang ingin anaknya diajari saya. Sejak itulah saya menjadi guru les.
Karena berlatih Falun Dafa, saya sangat peduli terhadap murid saya. Ketika ada siswa baru, saya segera tahu mengapa ia gagal di sekolah dan menemukan cara untuk membantunya. Anak yang saya ajarkan tidak hanya merasakan peningkatan nilai di sekolah, keluhan mereka jadi berkurang di rumah dan membuat orang tua mereka gembira. Saya menyadari bahwa ini semua berkat berlatih Dafa dan anak didik saya mendapatkan manfaatnya juga.
Jumlah murid saya terus meningkat. Saya hanya menarik iuran lima puluh dolar sementara yang lain dua ratus dolar hanya untuk mempelajari simbol fonetik. Saya tidak meminta banyak karena saya tahu mereka dari keluarga kurang mampu. Meski saya tidak berpenghasilan besar, Dafa mengajar saya untuk selalu mementingkan kepentingan orang lain. Jadi saya lebih mempertimbangkan keadaan siswa saya.
Suami Saya Melindungi Buku-Buku Dafa
Pada tahun 1999 dan 2000, saya tiga kali pergi ke Beijing untuk mengklarifikasi fakta, di sana saya ditangkap. Suami saya berada dalam tekanan besar, namun ia masih datang ke pusat tahanan dan kamp kerja untuk menjenguk saya. Petugas Kantor 610 menyuruhnya untuk menceraikan saya, namun ia berkata, “Saya tidak ingin menceraikan dia hanya karena keyakinannya, terutama saat ia sedang menderita seperti sekarang.” Polisi memintanya untuk membawa buku-buku Dafa, namun suami saya telah membawa buku-buku Dafa ke seorang kerabat, dan dia berkata, “Kami tidak memiliki buku tersebut.”
Setelah dibebaskan tahun 2001, saya membawa kembali buku-buku Dafa ke rumah, membacanya setiap hari, dan hanya meninggalkan mereka di meja. Suami selalu menyimpannya untuk saya. Dia berkata, “Kita harus melindungi buku-buku Dafa.” Ketulusannya menyentuh hati saya.
Ketika kami menengok pamannya, dia kagum pada rambut hitam suami saya dan bertanya, “Apakah kamu mengecat rambut?” Jika mereka tidak bertanya, saya tidak akan menyadarinya. Saya berpikir bahwa dia diberkati karena telah melindungi buku-buku Dafa.
Keinginan Terpenuhi
Ketika kita pertama kali diminta untuk memancarkan pikiran lurus, sulit bagi saya untuk melakukannya pada pukul 6 pagi, karena itu adalah saat sarapan dan setiap orang siap menjalani aktivitas. Suatu hari suami saya berkata ia ingin berganti pekerjaan, dan jika keinginannya terwujud, dia akan mengurus sarapan agar saya bisa memancarkan pikiran lurus. Tak lama berselang, dia sudah mendapatkan pekerjaan berbeda.
Pada tahun 2007, anak saya mulai kuliah di daerah lain. Suami saya menyewa sebuah rumah dan meminta saya untuk pergi dan mengurus anak kami. Saya menyadari bahwa ia tidak ingin saya ditangkap karena polisi sering datang ke rumah untuk memeriksa saya.
Saya tinggal bersama anak saya selama lima tahun. Untuk menghemat uang, suami saya tidur di sofa di tempat kerjanya. Dia harus tahan dengan suara keras kereta api, dan setiap akhir pekan, ia datang menengok kami. Tak lama kemudian, ia mendapat pekerjaan lain karena tidak ingin bekerja pada malam hari. Setelah itu, dia mendapat pekerjaan lagi yang bayarannya sama namun mendapat waktu luang dan libur akhir pekan.
Sebelum ia berganti pekerjaan yang sekarang, pemilik berkata bahwa salah satu pekerja harus dikurangi lima puluh dolar dari gaji bulanannya. Karena suami saya biasanya tidak menentang, dia terpilih. Suami saya ingin protes terhadap manajernya, namun saya menasehati dia bahwa jika ia mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, ia akan mendapat manfaatnya. Saya juga memberi tahu padanya bahwa uang yang memang milik kita tidak akan bisa direbut. Suami mengikuti nasihat saya dan tidak bereaksi.
Setahun kemudian, manajer itu bertanya pada suami saya, “Apakah kamu tidak membenci saya?” Suami saya mengerti apa yang dia maksudkan, dan berkata, “Saya melihat masalah ini dari perspektif yang lebih tinggi. Saya memahami bahwa anda hanya melakukan pekerjaan anda. Jika anda tidak memotong gaji saya, siapa lagi yang bisa anda potong? Lagi pula itu hanya lima puluh dolar.” Manajer itu terkesan dan berhenti memotong gajinya.
Pada tahun 2016, suami berganti pekerjaan lagi dan ia punya dua pekerjaan sekarang. Satunya di penjualan, dan satu lagi di kereta api. Saya berkata, “Sepanjang kamu melakukan pekerjaan dengan benar, kamu akan mendapatkan yang terbaik.” Gaji yang ia dapatkan sekarang tidak kurang dari yang dihasilkan sebelumnya.
Ketika suami saya mulai menjual pupuk, ia menyewa mobil dari rekan praktisi dan mempekerjakan mereka di tokonya. Dia berkata, “Saya hanya percaya pada praktisi Falun Dafa. Sungguh menyenangkan bersama mereka. “ Ia juga mengklarifikasi fakta setiap ada kesempatan.
Anak Saya Mendukung Dafa
Putra saya baru berusia enam tahun saat mulai berkultivasi. Dia biasanya mendengarkan sambil bermain ketika saya membaca Fa. Ketika penganiayaan Falun Dafa dimulai pada tahun 1999, saya memutuskan untuk pergi ke Beijing dan dia menawarkan uang sakunya. Kemudian ketika saya ditahan secara ilegal, dia berkata bahwa dia diam-diam menangis karena tidak ingin ayah atau neneknya tahu bahwa ia takut dan merindukan saya.
Ketika gurunya mengulangi propaganda Partai Komunis tentang pembakaran diri dan memfitnah Dafa, ia mengklarifikasi fakta di kelasnya. Dia memberi tahu mereka tentang kebohongan bakar diri dan menjelaskan secara rinci. Gurunya saat itu tidak mengucapkan apa-pun.
Ketika putra saya duduk di sekolah menengah pertama, gurunya ingin ia mendaftar di Liga Pemuda Komunis. Ia menolak dan berkata, “Ibu saya pasti keberatan.” Kemudian gurunya memanggil saya, dan saya berkata pada guru itu bahwa saya tidak setuju. Kemudian saya pergi ke rumah guru tersebut untuk mengklarifikasi fakta. Saya bertemu dengan orang tuanya, menjelaskan fakta sebenarnya dan membantu mereka mundur dari Partai Komunis.
Ketika putra saya duduk di sekolah menengah, gurunya ingin menarik iuran Liga Pemuda Komunis. Putra saya menjawab bahwa ia tidak bergabung, jadi ia tidak perlu membayar. Gurunya berkata, “Saya akan daftarkan kamu sekarang.” Namun putra saya berkata “Tapi saya tidak ingin mendaftar.”
Sekarang putra saya bekerja di perusahaan pupuk bagian penjualan yang memberinya mobil seharga lebih dari lima puluh ribu dolar. Banyak orang yang iri kepada kami. Terima kasih Guru, karena telah memberkati keluarga kami!