Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Memikirkan Orang Lain Terlebih Dulu Sebelum Mengeluh

12 Okt. 2019 |   Oleh Qingqing, seorang praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Saya berusia 80 tahun dan mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1997. Saya mengikuti ajaran Guru Li (Pencipta Falun Dafa) dan mematut diri saya dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Guru berkata, “Anda harus berhubungan dengan orang-orang, bersikap baik terhadap orang, dalam melakukan suatu hal terlebih dahulu memikirkan orang lain.” (Ceramah Fa pada Konferensi Pertama Amerika Utara)

Meski saya mengalami dua kali kecelakaan mobil yang parah, saya sembuh dengan cepat kedua-duanya dengan mematut diri sesuai permintaan Guru.

Jatuh Keluar Dari Sebuah Bis Yang Sedang Jalan

Saya naik bis untuk mengunjungi seorang teman di musim panas 2017. Saat saya turun dari bis di perhentian bis, si pengemudi tiba-tiba menutup pintu. Saya hanya memiliki satu kaki di luar sementara satu kaki terjepit di pintu.

Saya dengar seorang penumpang berteriak, “Dia belum turun dari bis, tetapi kamu telah tutup pintu! Si pengemudi tidak menaruh perhatian padanya dan langsung kebut bisnya. Saya berakhir dengan terlempar ke jalan. Kedua penumpang yang turun sebelum saya, membantu saya berdiri. Saya kesakitan dan tidak bisa berdiri.

Si pengemudi bis akhirnya sadar apa yang terjadi, dia kembali, dan segera turun dari bis untuk menanyakan kondisi saya. Saya berpikir “Saya adalah seorang praktisi Dafa. Guru meminta kita untuk memikirkan orang lain sebelum melakukan apa pun. Si pengemudi tidak sengaja melakukannya. Jika perusahaan bis menemukan hal ini, dia pasti akan dihukum atau bahkan dipecat. Dia juga perlu mengantarkan penumpang lain ke tempat tujuan mereka sekarang.”

Saya berkata pada si pengemudi, “Saya baik-baik saja. Tetapi pastikan fokus di jalanan mulai dari sekarang, karena keselamatan harus menjadi yang utama.” Dia setuju.

Kedua kaki saya sangat sakit hingga saya tidak bisa jalan. Salah satu teman saya harus memanggil taksi untuk membawa saya pulang ke rumah.

Di rumah, saya harus menggunakan sebuah tongkat. Saya tidak ingin keluarga saya cemas atau menyulitkan si pengemudi bis itu, jadi saya berpura-pura bahwa saya jatuh dari lantai yang licin.

Setelah sesaat, saya berpikir, “Saya adalah seorang praktisi dan saya memiliki Guru yang menjaga saya. Tetapi jika perusahaan bis tidak memerintah para pengemudinya untuk menaruh perhatian yang cukup untuk keselamatan dan hal yang serupa terjadi lagi, ini akan mendatangkan masalah yang tidak perlu bagi orang lain. Ini akan menjadi kerugian besar bagi perusahaan dan para pihak yang terlibat.” Saya memutuskan untuk menulis sebuah surat pada perusahaan bis untuk memberikan perhatian pada hal ini.

Dalam surat itu, saya menginformasikan mereka apa yang telah terjadi, tanpa memberikan rute bis atau nama si pengemudi. Saya meminta mereka untuk fokus pada pelatihan pengemudi mereka untuk keamanan. Saya juga menyebutkan bahwa saya adalah seorang praktisi dan karena Guru Li telah mengajari saya untuk menjadi orang baik. Saya mengakhiri suratnya dengan harapan mereka akan mengingat bahwa, “Falun Dafa Baik, Sejati-Baik-Sabar Baik!”

Setelah saya mengirimkan suratnya, saya sembuh dengan cepat dari cedera saya.

Ditabrak Oleh sebuah Taksi

Saya pergi ke sebuah tempat permandian umum untuk mandi pada bulan Januari 2019. Saat saya menunggu di halte bis untuk pulang ke rumah, sebuah taksi datang dari belakang saya. Si pengemudi tidak rem pada waktu yang tepat, dan menabrak saya hingga terjatuh.

Si pengemudi turun dari mobilnya dan menanyai saya, “Bagaimana kondisi kamu? Apakah ada yang terluka?” Pada waktu itu, kedua tangan saya sakit semua, tetapi saya ingat pada Guru yang meminta kita selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu. Saya berpikir, “Jika saya ke rumah sakit, si pengemudi pasti akan menghabiskan uang dan waktu. Para pengemudi taksi hidup dengan susah sama seperti orang lain.”

Saya membalas, “Saya baik-baik saja. Mohon lebih berhati-hati saat berkendaraan lain kali. Kamu boleh pergi sekarang.” Kerumunan orang di sana semua berkata, “Kenapa kamu kasih dia lepas dari kait? Kenapa tidak minta nomor teleponnya? Atau nomor platnya? Kamu sungguh orang yang baik!”

Di rumah, kedua tangan saya bengkak, jadi keluarga saya mendesak agar saya pergi ke rumah sakit melakukan pemeriksaan sinar x. Saya mengalami retak tulang. Saat saya ditanya tentang plat nomor dan nomor telepon si pengendara, saya bilang saya tidak memintanya. Para anggota keluarga saya mengeluh pada saya, dan staf rumah sakit juga berpikir saya sungguh bodoh. Saya tersenyum, “Saya adalah seorang praktisi Dafa. Saya tidak apa-apa menjadi orang bodoh.”

Di rumah, saya tetap belajar Fa dan melakukan latihan gerakan. Saya sembuh dengan cepat.

Jika bukan karena perlindungan Guru, bisakah saya yang sudah umur 80an sembuh begitu cepat?

Melalui dua kecelakaan ini, saya tahu hidup saya ditopang oleh Dafa dan Guru. Dari sejak itu, saya bahkan lebih ketat pada diri saya dan mematut diri pada Sejati-Baik-Sabar dalam segala hal yang saya lakukan. Terima kasih, Guru!