Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kisah Sun Simiao: Kedokteran, Kultivasi, dan Kebajikan (Bagian 4)

30 Okt. 2019

(Minghui.org) (Lanjutan dari Bagian 3)

Sun Simiao adalah bintang yang bersinar dalam sejarah Pengobatan Tradisional Tiongkok. Prestasinya diperingati dan dikagumi selama lebih dari 1.000 tahun. Kasisar Taizhong dari Dinasti Tang pernah memujinya:

“Membuka dan meletakkan jalan, Anda adalah ahli pengobatan tertinggi; Memberikan bantuan kepada dewata, Anda menyeimbangkan yin dan yang empat musim. Membimbing naga dan menginstruksi harimau, Anda membantu mereka yang membutuhkan bantuan dan menyelamatkan mereka yang dalam bahaya; Agung dan luar biasa, Anda adalah contoh bagi 100 lebih generasi berikutnya.”

Mengultivasi kebijakan demi kesehatannya sendiri, Sun juga membantu masyarakat dengan obat-obatan dan tidak mengejar ketenaran atau kepentingan materi. Dalam bukunya, Qianjin Yaofang (Formula Esensial Ribuan Keping Emas untuk Keadaan Darurat [Layak], dia sangat menekankan pentingnya nilai moral yang tinggi, “Seorang dotker yang hebat berdedikasi dan tulus.” Sun Simiao adalah raja obat sejati sepanjang zaman.

Di bawah ada dua contoh di mana perbuatan Sun mendapat balasan kebaikan.

Hadiah Tak Terduga

Sun sedang berjalan di sebuah jalan kecil di pegunungan pada suatu hari ketika melihat seekor harimau ada di depan. Tidak ada tempat untuk melarikan diri, jadi dia hanya berdiri di sana. Bukannya bergegas menuju ke arahnya, harimau itu berlutut dengan kaki depannya dan bersujud kepada Sun. Harimau itu lalu membuka mulutnya seolah menunjukkan sesuatu kepadanya.

Harimau itu sangat kurus dan aksinya yang tidak biasa seperti itu membuat Sun menduga dia membutuhkan perawatan medis. Sun mendekati harimau itu dan melihat tenggorokannya bengkak. Setelah memeriksa lebih teliti, dia menemukan sepotong tulang bersarang di kedua sisi tenggorokan harimau tersebut. Dia mengambil sebatang logam dari tas medisnya untuk menjaga rahang binatang itu tetap terbuka dan mencegah menggigit dirinya. Sun kemudian menarik keluar tulang itu. Dia juga membuang beberapa otot yang terinfeksi karena tertusuk tulang dan mengoleskan obat. Sun lalu melepaskan batang logam dari mulutnya, dan harimau itu pun berlari pergi.

Di gunung yang besar, Sun tidak melanjutkan perjalanan bahkan setelah setengah hari. Saat dia meneruskan jalan, seekor harimau berlari menunju ke arahnya. Sebelum Sun mengetahui apa yang terjadi, harimau itu berhenti. Harimau itu meletakkan sesuatu di tanah yang dibawanya dengan mulut dan merendahkan kepalanya beberapa kali, sepertinya memberi salam kepada Sun Simiao. Harimau itu lalu berjalan pergi, tetapi dia menoleh ke belakang setelah beberapa langkah. Sun memungut sesuatu yang dijatuhkan harimau itu dan menemukan itu adalah krim plasenta rusa, bahan yang langka dan berharga untuk obat. Dia tahu bahwa harimau itu memahami prinsip membalas budi.

Selamat dari Banjir

Pada kesempatan lain, Sun sedang berjalan ketika mulai turun hujan. Dengan suara keras, seekor naga raksasa muncul di udara dan mendarat di depan Sun. Terkejut dengan pemandangan ini, Sun lalu melihat naga itu membuka mulutnya ke arah dirinya sambil menunjuk ke sana dengan cakarnya.

Badai hujan berhenti. Sun memegang kepala naga dan melihat ke dalam mulutnya. Dia melihat bengkak seukuran bakpao di tenggorokannya, dan sudah terinfeksi. Sun mempertahankan mulut naga tetap terbuka dengan sebatang logam dan memotong daging busuk itu dengan pisau. Dia lalu mengoleskan salep sebelum mengeluarkan batang logam.

Naga itu membuka dan menutup mulutnya beberapa kali dan tampak jelas merasa jauh lebih baik. Naga itu menganggukkan kepala kepada Sun dan terbang pergi dengan diiringi badai hujan deras lagi.

Sebulan lebih telah berlalu dan Sun bersiap untuk menyeberangi sungai. Airnya jernih dan dalamnya hanya sekitar setengah kaki, tetapi sungai itu lebarnya dua li (satu kilometer). Sun menggulung celananya dan mulai menyeberangi sungai dengan kaki telanjang. Saat dia sampai di tengah sungai, banjir bandang tiba-tiba menerjang ke arahnya. Air mengamuk di sungai seperti longsoran salju besar yang menyapu gunung. Tidak ada waktu untuk meloloskan diri.

Sun tertegun dan tidak mampu bergerak. Tiba-tiba, suara keras datang dari angkasa dan seekor naga raksasa mendarat di hulu sungai, menghalangi arus dari tepi ke tepi. Air terus naik, tetapi tidak makin dekat. Sun tidak punya waktu untuk berpikir lebih jauh ketika dia terhuyung ke depan untuk mencapai tepi sungai lainnya.

Sun melihat ke belakang sebuah bendungan besar yang dibentuk oleh naga dan melihat air setinggi gunung. Saat naga itu naik di atas air, gelombang besar menyapu sungai. Sun memahami karena dia telah menyelamatkan naga sebelumnya, sekarang naga itu menyelamatkan dirinya, sebagai balasan.

(Bersambung)