(Minghui.org) Selama 20 tahun lebih penganiayaan brutal Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap praktisi Falun Dafa, polisi telah dijadikan alat untuk melaksanakan kebijakan penganiayaan terhadap Dafa. Praktisi Falun Dafa membuka hatinya untuk menawarkan kesempatan kepada para polisi, untuk memahami fakta kebenaran tentang Dafa—sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang benar dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Rekan praktisi berikut ini menghilangkan rasa takut dan kebenciannya, dan dengan penuh belas kasih mengklarifikasi fakta kepada polisi di daerahnya.
Muncul Belas Kasih Setelah Merasakan Kebaikan Polisi
Suami saya adalah praktisi Falun Dafa. Dia pernah ditangkap sekitar tujuh atau delapan tahun yang lalu. Karena saya juga berlatih Dafa, saya menjadi buronan polisi saat itu. Setelah tiga hari belajar Fa secara intensif, hati saya menjadi tenang dan saya memutuskan untuk pergi ke kantor polisi untuk menuntut pembebasan suami.
Ketika memberi tahu nama saya, direktur dan polisi lainnya menjadi terkejut. Mereka tidak menyangka saya datang sendiri ke kantor polisi. Mereka menunjukkan surat perintah penangkapan saya. Dengan tenang saya menjelaskan kepada mereka fakta kebenaran tentang Dafa dan memberi tahu mereka tentang penganiayaan yang telah membuat keluarga kami menderita selama beberapa tahun terakhir. Ketika saya menjelaskan, direktur polisi terkadang membentak saya tapi juga dengan tenang mendengarkan saya. Saya menyadari masih ada kebaikan dalam hatinya.
Dia kemudian bertanya, “Bisakah kami menggeledah rumah anda?” Saya berkata boleh. Pada saat suami ditangkap, polisi sudah tiga kali mencoba masuk ke rumah saya untuk penggeledahan, namun tidak pernah berhasil. Direktur polisi itu senang dengan jawaban saya dan berkata, "Anda telah memindahkan semua barangnya, kan?" Saya tidak menjawab.
Dua polisi ditugaskan mengikuti saya pulang dan melihat-lihat. Mereka berkata, “Kami tidak akan menggeledah rumah anda saat ini.” Kemudian mereka pergi. Saya bersyukur atas perlindungan Guru Li.
Di tengah malam, saat memancarkan pikiran lurus, air mata saya mulai mengalir. Air mata tersebut bukan untuk suami yang ditahan, tetapi untuk para polisi yang masih memiliki kebaikan hati. Saya bertemu dengan sejumlah polisi selama proses penyelamatan suami, fitnahan PKT terhadap Dafa telah mencuci otak mereka. Meski melakukan penganiayaan, namun mereka tetap menyimpan simpati kepada para praktisi. Saya merasa iba sekaligus khawatir akan masa depan mereka.
Tiga puluh hari kemudian, suami dibebaskan dari tahanan.
Mencari Ke Dalam dan Mengubah Perilaku Diri Sendiri untuk Menyelamatkan Seorang Polisi
Empat tahun yang lalu suami saya ditahan lagi karena mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, yang memprakarsai penganiayaan terhadap Falun Dafa. Polisi menangkap suami dan menggeledah rumah kami. Saya menolak bekerja sama dengan petugas selama penggeledahan. Polisi yang kelak bertanggung jawab atas kasus suami saya, mengatakan banyak hal yang tidak menghormati Dafa. Saya sangat membencinya.
Kemudian, saya mendengar bahwa orang ini memberikan uangnya sendiri 200 yuan ke rekening suami saya di pusat penahanan. Maka saya pergi menemuinya di depan kantor polisi, untuk melunasi hutang itu.
Dia memalingkan mukanya, tidak menatap saya. Saya menyapanya dan berkata, “Meski anda menangkap suami saya, seorang yang baik, anda memasukkan uang anda ke dalam rekeningnya. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih dan ingin membayarnya kembali."
Dia berkata dengan canggung, "Oh, uang itu." Kemudian dia bersikap lebih santai. Dia berkata, "Hidupkan selalu ponsel anda, seandainya ada telepon dari seseorang yang mengatakan suami anda dibebaskan. Anda mencetak buku-buku serta sejumlah pesan tentang Falun Dafa pada uang kertas, semua uang anda digunakan untuk itu, kan?”
Dia pasti melihat beberapa sampul buku yang saya buat dan setumpuk uang kertas dengan informasi Falun Dafa selama penggeledahan. Rumah saya sendiri relatif kosong tetapi bersih. Dia pasti menyadari bahwa hidup kami sangat sederhana.
Saya meninggalkan kantor polisi dan mulai menangis, karena telah berprasangka buruk terhadapnya. Tapi semua itu karena kami belum melakukannya dengan baik, dan kekuatan lama telah memanfaatkan celah kekosongan kami, membuat para opsir yang berhati baik melakukan kejahatan terhadap Dafa. Saya belum melakukan banyak hal untuk membantu mereka! Saya bertanya pada diri sendiri, bagaimana caranya agar saya dapat menyelamatkan mereka.
Saya mengirim pesan panjang kepada aparat itu, berharap dia bisa memahami kami dengan lebih baik. Saya ingat satu kalimat dalam pesan itu: “Walaupun saya sangat berharap ayah anak saya bisa segera pulang, satu-satunya permintaan saya adalah dia dibebaskan tanpa syarat, karena memiliki keyakinan bukanlah kejahatan; melainkan hak setiap warga. Menuntut Jiang Zemin adalah hak hukum setiap warga negara.” Suami saya kembali ke rumah 30 hari kemudian.
Belas Kasih Membuyarkan Rencana Jahat Penganiayaan
Dua tahun yang lalu, saya mendapat telepon dari polisi namun tidak saya jawab karena sedang bekerja. Saya berpikir bahwa kami seharusnya pergi ke kantor polisi malam itu untuk bertemu dengan mereka agar dapat mengklarifikasi fakta lebih jauh tentang Dafa.
Malam itu, kami sekeluarga pergi ke kantor polisi. Kami berbicara dengan seorang opsir selama tiga jam. Anak saya terlelap pukul 10 malam, jadi kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Tetapi saya merasa opsir itu sedang menunggu sesuatu dan berusaha agar kami tetap di sana. Ketika kami pulang, opsir itu mengantar kami sampai ke gerbang.
Keesokan harinya, saya mendapat info dari tetangga bahwa banyak polisi berkeliaran di lantai bawah apartemen saya selama beberapa hari. Mereka berencana untuk menangkap suami saya. Saya teringat bahwa tadi malam saya sempat merasa heran, mengapa direktur polisi dan polisi lainnya masih bekerja. Aparat yang berbicara dengan kami pasti sedang menunggu perintah untuk menangkap kami.
Jadi malam berikutnya kami kembali ke kantor polisi untuk mengklarifikasi fakta tentang Dafa kepada aparat itu dengan belas kasih. Kami tidak memikirkan risiko yang harus kami hadapi, justru sebaliknya kami tidak boleh egois. Rasa belas kasih kami telah membuyarkan rencana jahat penganiayaan.
Mengambil Inisiatif untuk Mengklarifikasi Seorang Aparat
Tahun lalu, saya memberikan seorang opsir, salinan buku berjudul “Tujuan Akhir Komunisme.” Dan dia menjadi ketakutan. Suami berkata untuk menenangkannya, "Buku ini untuk anda pribadi," dan saya menambahkan, "Banyak pejabat senior sedang mencari buku ini."
Bulan lalu, saya menonton video tentang kisah para siswa Universitas Tsinghua yang berlatih Falun Dafa. Hati saya merasa terharu. Saya berencana untuk memberikan DVD tersebut kepada polisi itu jika bertemu. Hari berikutnya dia menelepon dan ingin bertemu saya secara pribadi. Saya mulai khawatir, tetapi kemudian saya ingat bahwa saya juga ingin memberinya DVD, jadi saya putuskan untuk bertemu dengannya. Saya memperbanyak belajar Fa, dan kemudian rasa takut dan pikiran untuk melindungi diri sendiri menjadi lenyap.
Saya berkata pada diri sendiri, "Kamu harus menggunakan setiap kesempatan untuk membantu para polisi ini." Jadi saya pergi menemuinya. Kali ini, dia menerima pemberian saya tanpa masalah, dan staf baru komite lingkungan juga menerimanya.
Setelah bertahun-tahun, saya baru saja menyadari makna dari puisi Guru
“Fakta kebenaran Dafa menyebar dari rumah ke rumah
Makhluk hidup memperoleh penyelamatan semakin mengerti dalam hatinya
Polisi dan rakyat terbangun sadar” (“Tampak Kebajikan,” Hong Yin III)