(Minghui.org) Praktisi Falun Gong memperkenalkan latihan meditasi di Human Rights Square dekat Menara Eiffel, Paris, pada hari Minggu, 20 Oktober 2019. Mereka juga meningkatkan kesadaran tentang Partai Komunis Tiongkok (PKT) menganiaya Falun Gong, khususnya pengambilan organ hidup-hidup yang direstui negara dari para praktisi Falun Gong demi keuntungan. Banyak wisatawan terkejut dan menandatangani petisi untuk memprotes penganiayaan ini.
Wisatawan berhenti untuk membaca poster-poster dan mempelajari tentang Falun Gong
Beberapa wisatawan menandatangani petisi untuk mengecam penganiayaan
Laurence Quittlier dan temannya Tracy dari Belgia, tersentuh hingga meneteskan air mata ketika praktisi memberi tahu mereka tentang pengambilan organ praktisi di Tiongkok. Laurence berkata, “Tidak peduli di negara mana pun, ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Pembunuhan demi organ adalah perilaku yang tidak berperikemanusiaan. Ini harus dihentikan.”
Laurence Quittlier (kiri) dan temannya Tracy dari Belgia terkejut setelah mengetahui penganiayaan secara detail
Setelah melihat peragaan latihan praktisi, banyak wisatawan ingin mempelajari Falun Gong. Ada yang mengikuti gerakan praktisi, dan lainnya menanyakan tempat latihan terdekat.
Ketika seorang pria melihat praktisi bermeditasi, dia mengatakan pernah bermimpi bermeditasi seperti praktisi Falun Gong.
Pengusaha Sylvie Trompetta berkata, “Ketika melihat berita-berita tentang pengambilan organ secara hidup-hidup, saya merasa khawatir dan sedih. Dunia tempat kita hidup sedang mengalami perubahan besar. Tapi dunia benar-benar tidak seimbang.”
Dia melanjutkan, “Setiap negara harus mempertahankan keasliannya dan berbagi nilai-nilai umum untuk meningkatkan lingkungan dunia.”
“Saya keberatan atas semua kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Sylvie.
Sylvie Trompetta menandatangani petisi
Aurora Flamant, seorang turis berkata, “Saya takut dan terkejut. Praktisi Falun Gong masih dianiaya hingga hari ini. Penganiayaan seperti itu tercela dan memalukan.”
“Saya sering berdoa untuk kedamaian dunia. Masih banyak yang harus kita lakukan. Saya percaya segalanya akan berubah.”
Dia menyemangati praktisi untuk tetap melakukan upaya mereka.