(Minghui.org) Saya telah berada di Amerika Serikat selama lebih dari satu tahun. Sekarang, ketika saya melihat kembali, saya menyadari bahwa saya mengalami lebih banyak kesulitan selama satu tahun ini daripada beberapa tahun sejak saya mulai berlatih Falun Dafa, tepatnya pada tahun 1995. Saya merasa beruntung telah mengalami kesulitan ini, karena jika tidak, saya tidak akan mampu untuk meningkatkan watak saya.
Saya seorang teknisi di tempat kerja. Tanggung jawab saya adalah merakit dan menguji berbagai jenis peralatan mikro-termal. Pada awalnya, segala sesuatu di perusahaan itu baru bagi saya, dan saya harus belajar dari rekan-rekan kerja. Saya merasa diperlakukan sebagai pekerja magang. Saya diperintah untuk melakukan berbagai tugas sepele yang tidak ingin dilakukan orang lain. Saya juga harus menanggung ketidaksabaran orang. Setiap kali saya menemukan sesuatu yang baru, saya harus bertanya kepada kolega lain. Ketika saya bertanya terlalu banyak, mereka menjadi tidak sabar, atau jika mereka sedang kesal, mereka juga akan mudah kehilangan kesabaran.
Produk yang berbeda memiliki prosedur perakitan yang berbeda. Jika prosedur tidak diikuti dengan benar, beberapa masalah dapat terjadi ketika produk diuji. Ini pada akhirnya mungkin membawa kerugian besar bagi perusahaan.
Untuk jangka waktu tertentu, saya sering melakukan kesalahan. Selalu ada kesalahan, bahkan kadangkala terasa tidak masuk di akal. Kadangkala, meskipun saya jelas mengikuti prosedur dengan sangat baik dan bahkan mendapat persetujuan dari rekansaya, hasilnya masih mengecewakan. Tak mengherankan, saya menerima banyak komentar keras dari supervisor laboratorium, yang membuat saya sangat sedih. Saya berpikir, “Saya berusaha melakukan yang terbaik. Adakah yang salah dengan itu?”Lebih buruk lagi, salah satu kolega selalu melapor ke supervisorjika menemukan kesalahan kecil yang saya lakukan. Supervisor menjadi tidak sabar dan berteriak, “Anda tidak bisa selalu membuat kesalahan. Kalau tidak, sayabisa memecatmu.”Saya juga marah dan berpikir,"Semua manusia melakukan kesalahan. Apakah anda pikir saya melakukannya dengansengaja?" Saya berpikir,"Pecat saja saya. Jika hal terburuk terjadi, saya akan pulang. Cukup,saya muak dengan kehidupan seperti ini."
Keadaan ini terjadi dalam waktu yang lama, sampai suatu hari saya membuat kesalahan, tepat ketika supervisor lewat. Dia bertanya apa yang terjadi. Saya mengatakan apa adanya, bahwa saya membuat kesalahan lagi dan menduga dia akan marah dan mengeluh. Yang mengejutkan, dia pergi tanpa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba, saya merasa terbangun dari mimpi. Demikian banyak hari penuh teguran dan perdebatan muncul dari satu keterikatan: Setiap kali terjadi kesalahan, saya selalu diam dan berusaha menutupinya. Ketika seseorang datang untuk menanyakan, saya mengatakan bahwa semuanya sudah diperbaiki dan baik-baik saja. Saya selalu berprinsip bahwa sepanjang hasil akhirnya baik, semua orang akansenang. Mereka tidak perlu sibuk menanyakan apa yang terjadi dalam proses. Di permukaan, alasan saya terdengar masuk akal. Tetapi bagi seorang praktisi Dafa, itu tidak benar. Seorang praktisi harus mengikuti prinsip "Sejati", melakukan sesuatu dengan cara yang lurus, mau mengakui kesalahan dan jelas dalam segala hal. Bukankah upaya untuk menutupi kesalahan merupakan keterikatan besar? Anehnya, setelah kejadian itu saya jarang melakukan kesalahan. Karenanya, supervisor tidak pernah mengeluh lagi, juga tidak ada lagi yang melaporkan kesalahan saya kepadanya.
Mungkin karena tidak ada seorang pun di keluarga yang membuat masalah bagi saya, saya ditakdirkan untuk menghadapi lebih banyak masalah di tempat kerja sehingga berkesempatan untuk mengultivasikan karakter saya. Seorang kolega tampak sangat agresif dalam setiap masalah. Dia punya kebiasaan paling awal mengambil peralatan perusahaan, walaupun dia tidak segera menggunakannya. Karena itu, ketika saatnya saya perlu menggunakan peralatan tertentu, saya tidak bisa, dan pekerjaan pun tertunda. Selainitu, saya orang yang disiplin dan teratur dan selalu menyimpan berbagai peralatan dan perlengkapan saya dengan rapi. Dia justru sebaliknya, meninggalkan semua peralatan berantakan, kotor berminyak dan kadangkala dalam kondisi rusak setelah dia menggunakannya. Ketika dia tidak dapat menemukan alat sendiri, dia menggunakan milik saya dan kadang-kadang menghilangkan peralatan saya juga. Pekerjaan saya sangat terpengaruh karena kelakuannya. Hal serupa terjadi pada saya hampir setiap hari. Beberapa kali saya kehilangan kesabaran dan menjadi marah. Setelah itu saya menyesali apa yang telah saya lakukan. Dalam masalah meningkatkan watak, ketika terjadi konflik, saya merasa meningkat sangat lambat. Mengapa saya tidak bisa merasakan hati belas kasih dan kebaikan dalam diri? Jika masalah sepele saja dapat mengusik hati, saya masih jauh dari hati yang teguh dan tidak mudah tergerak, seperti yang seharusnya dimiliki oleh seorang praktisi Dafa.
Setelah memikirkannya, saya mengerti mengapa. Pertama, itu karena saya telah berprasangka terhadap orang lain. Saya memandang mereka sebagai orang yang egois, kasar dan tidak terorganisir dalam pekerjaan mereka. Saya selalu mempersepsikankeadaan di sekitar saya dari sudut pandang sendiri. Ketika orang lain tidak sesuai dengan persepsi saya, saya merasa tidak nyaman dengan mereka. Mengapa saya menjadi sangat marah? Itu karena mereka mengganggu pekerjaan saya dan menciptakan masalah bagi saya. Setiap pemikiran saya hanya tentang diri sendiri. Apakah itu tidak egois? Jika dia membuat masalah ke orang lain, mengganggu pekerjaan orang lain, saya tidak akan marah.
Dalam setiap hal kita harus memikirkan orang lain! Setelah saya mulai bersikap seperti itu, saya tidak lagi merasa terusik oleh rekan kerja saya. Sebaliknya, saya mulai merasa kasihan kepada mereka, karena mereka juga menderita banyak kesulitan dalam hidup mereka.