(Minghui.org) Demi menjaga stabilitas, pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) sering menangkap praktisi Falun Gong di sekitar hari libur besar. Sekali lagi ini adalah kasus pada tanggal 1 Oktober tahun ini dalam peringatan 70 tahun kekuasaan PKT di Tiongkok.
Gelombang penangkapan terjadi di provinsi bagian utara seperti Shandong, Shanxi, Anhui, Liaoning, Jilin, dan Heilongjiang. Artikel ini akan fokus pada Provinsi Shandong. Di ibukotanya, Jinan, hampir 30 praktisi telah ditangkap sejak bulan Juni. Sebagian besar dari mereka ditahan di Pusat Penahanan Jinan saat artikel ini ditulis.
Ketika banyak keluarga sedang bersiap untuk bekerja atau pergi ke sekolah pada pukul 07.00 pagi, 19 September 2019, sejumlah praktisi mendengar pintu mereka digedor oleh polisi. Para petugas berpakaian sipil ini menunggu mereka sejak malam sebelumnya. Ketika praktisi menolak untuk membuka pintu, petugas akan membuka kunci dengan paksa dan masuk ke dalam. Selama penggeledahan, materi praktisi Falun Gong, komputer, dan printer semuanya disita.
Sedikitnya 10 praktisi ditangkap pada hari itu termasuk Liu Xiaohui (55), Liu Zhixiu (58), Wu Junfeng (49), Sun Quandong (40-an), Sun Yanfang, Zhao Jianmei, Yu Zongping (58), Li Guizhen (65), Wang Shuying (65), dan Ding Deshun (kira-kira 58).
Di antara mereka, tiga praktisi telah kembali ke rumah karena alasan kesehatan atau perlu menjaga orangtua yang lanjut usia. Sisa tujuh praktisi masih ditahan di Pusat Penahanan Jinan. Mereka adalah Wu, Liu Xiaohui, Liu Zhixiu, Sun Quandong, Li, Wang, dan Yu – semua dari Distrik Tianqiao.
Beberapa lembaga di Distrik Tianqiao memimpin penangkapan, termasuk Komite Urusan Politik dan Hukum Tianqiao (PLAC), Kantor 610 Tianqiao, dan Departemen Kepolisian Tianqiao (Divisi Keamanan Domestik). Lembaga berikut juga terlibat: Departemen Kepolisian Jinan, Kantor Polisi Yaoshan, Kantor Polisi Xincheng, Kantor Polisi Dikoulu, Kantor Polisi Luokou, Kantor Polisi Beitan, dan Kantor Polisi Yaojia.
Pelajaran dari Terdahulu
Bagi para pejabat yang secara aktif berpartisipasi dalam penganiayaan, mereka mungkin menemukan bahwa menganiaya praktisi Falun Gong yang damai dan tidak bersalah tidak merugikan. Hal ini terjadi pada Yi Shijin.
Yi, mantan direktur Departemen Kepolisian Tianqiao, ditangkap pada 16 November 2018. Dia dicopot dari jabatannya pada bulan yang sama. Sekitar 16 juta yuan disita dari rumahnya, dan media melaporkan pada Mei 2019 mengindikasikan bahwa Yi telah didakwa. Kemudian, dia dihukum 12 tahun penjara dan denda 800.000 yuan.
Sebelum menjadi direktur Departemen Kepolisian Tianqiao, Yi adalah kepala polisi Baoshan dan Huaiyin. Di bawah pengawasannya, praktisi Liu Hongxiang yang berumur 34 tahun, meninggal karena disiksa. Polisi Baoshan menangkap dan menahan banyak praktisi karena mengajukan tuntutan hukum terhadap mantan pemimpin komunis Jiang Zemin karena menganiaya Falun Gong. Di antara mereka, Li Jianmei dihukum 9 tahun penjara walaupun memiliki cacat. Liu Sitang, seorang pensiunan insinyur dari Grup Baja Jinan, dihukum dua kali 5,5 dan 3 tahun penjara.
Yi tidak sendirian. Li Fangming, mantan direktur Departemen Politik dari Biro Keadilan Jinan, telah mengikuti perintahnya untuk menganiaya Falun Gong. Setiap kali pejabat dipromosikan, mereka diminta oleh Li untuk mengisi formulir untuk memfitnah Falun Gong. Setelah kematiannya mendadak saat berada di kantor pada bulan April 2013, beberapa orang menafsirkan ini dan kematian istrinya sebelumnya sebagai balasan karma atas perbuatan buruknya.
Ilegalitas dari Penganiayaan
Berlatih Falun Gong dilindungi oleh hak kebebasan berkeyakinan dan berbicara menurut Konstitusi Tiongkok. Penangkapan, penahanan, dan penyiksaan ilegal yang melanggar banyak pasar Hukum Pidana Tiongkok dan Hukum Acara Pidana Tiongkok.
Sebagai contoh, ketika polisi menangkap praktisi pada 19 September 2019, mereka mengawasi dan mengikuti praktisi, lalu menangkap sejumlah praktisi pada waktu yang sama. Penangkapan semacam itu tidak punya surat perintah atau bukti, dan itu adalah ilegal. Tanpa surat perintah, mereka menggeledah tempat tinggal praktisi dan menyita materi Falun Gong serta barang pribadi lainnya, yang juga ilegal.
Selain itu, latihan Falun Gong telah meningkatkan kesehatan fisik dan karakter moral praktisi, serta memberi manfaat besar kepada masyarakat. Larangan publikasi buku-buku Falun Gong telah dicabut dengan Pengumuman 50 dari Administrasi Umum Pers dan Publikasi yang dikeluarkan pada 1 Maret 2011. Oleh karena itu, buku-buku dan materi Falun Gong adalah sah.
Kebijakan Ketat Negara Barat Terhadap Pelanggar HAM di Tiongkok
Penindasan terhadap Falun Gong juga menarik perhatian masyarakat internasional. Seorang pejabat dari Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada awal tahun ini bahwa 28 negara telah meloloskan atau merencanakan untuk memberlakukan undang-undang yang serupa dengan Undang-Undang Global Magnitsky AS. Undang-undang tersebut akan memungkinkan pemerintah untuk memberikan sanksi kepada pejabat pemerintah asing atas pelanggaran HAM. Ini termasuk hak untuk menolak masuknya pejabat tersebut dan hak untuk membekukan aset serta transaksi keuangan mereka.
Desember lalu, praktisi Falun Gong di Kanada menyerahkan daftar pelaku yang terkait dengan penganiayaan Falun Gong kepada pemerintah Kanada berdasarkan Undang-Undang Magnitsky Kanada, meminta agar para pelaku ditolak visa dan aset mereka di Kanada dibekukan. Pada Juli 2019, praktisi di AS menyerahkan daftra mereka (termasuk pelaku dari berbagai daerah, profesi, dan tingkat pemerintah) ke Departemen Luar Negeri AS, meminta penolakan terhadap visa mereka.
Pada bulan September, praktisi Falun Gong di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Australia, menyerahkan daftar pelaku yang berpartisipasi dalam penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok kepada pemerintah masing-masing mereka. Praktisi meminta para pelanggar HAM ini ditolak visanya dan aset keuangan mereka dibekukan.
Artikel terkait dalam bahasa Mandarin: