(Minghui.org) Praktisi Falun Gong di Swiss mendirikan stan dekat Kedutaan Besar Tiongkok di Kota Zurich, dalam rangka merayakan Hari HAM sedunia. Sejumlah spanduk dan papan informasi di pasang di sekitar stan untuk mengekspos penganiayaan Falun Gong selama 20 tahun, serta pembunuhan terhadap para praktisi untuk organ mereka.
Pusat Informasi Falun Dafa menarik perhatian para penumpang dalam trem
Praktisi memperagakan latihan Falun Dafa
Pejalan Kaki Terkesan oleh Aksi Protes Damai Praktisi Falun Dafa
Franziska Moesching bekerja di sekolah manajemen perhotelan. Dia mengamati para praktisi tiba lebih awal untuk kegiatan di pagi hari, dan berada di sana seharian, meski cuaca sangat dingin. Dia terkesan pada aksi protes damai dan memutuskan untuk mencari informasi lebih jauh tentang Falun Dafa.
Dia menandatangani petisi dan berkata, “Anda melakukan pekerjaan dengan sangat baik—meminta dukungan dari orang-orang.” Dia berpendapat bahwa tindakan yang dilakukan rezim komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong sudah di luar nalar.
Dia mengambil sejumlah brosur dan berencana akan memberi tahu rekan-rekan sejawatnya tentang penganiayaan ini.
“Kami Tidak Akan Menoleransi Hal Semacam ini [Praktek Perampasan Organ]”
Susi Baumgartner
Susi Baumgartner, seorang terapis, telah membaca laporan media tentang Falun Gong serta penganiayaannya. Ia segera menunjukkan dukungannya dengan menandatangani petisi. Selain itu ia juga berbicara dengan praktisi dan berkata bahwa ia sangat terkesan pada Falun Dafa.
Mengenai perampasan organ di Tiongkok, Susi berkata, “Ketika saya mempelajari hal ini dari sebuah program televisi, saya sangat terkejut dan ketakutan. Saya memikirkan masalah ini untuk waktu yang lama. Bahwa perampasan organ tidak seharusnya terjadi. Kita tidak boleh membiarkan kejahatan seperti ini.”
“Sangat penting untuk memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan,” ungkapnya. “Jika kita ingin mengubah sesuatu, kita harus menyuarakan keprihatinan kita, untuk menghasilkan perubahan positif. Saya berharap situasi praktisi Falun Gong akan membaik, dan saya juga berharap bahwa semua orang akan memiliki kebebasan untuk menjalani kehidupan sesuai yang diinginkannya.”
Seorang Tibet yang fasih berbahasa Jerman, belum lama ini menyaksikan film dokumenter tentang Falun Dafa, dan ia menceritakan pada rekan sejawatnya tentang penganiayaan praktisi Falun Gong di Tiongkok. Sebagai orang Tibet, ia memahami betul apa yang dialami praktisi. Ketika praktisi memberi tahu tentang petisi untuk mengakhiri penganiayaan, dia dan rekannya segera menunjukkan dukungan mereka.