(Minghui.org) Setelah suami saya dipenjarakan karena keyakinannya pada Falun Dafa, saya mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi keluarga kami. Kerabat dari seorang praktisi membutuhkan pembantu rumah tangga dan saya melamar pekerjaan itu.
Pembantu rumah tangga merupakan pekerjaan yang melelahkan dan menantang. Saya harus membereskan sebuah rumah besar dengan 12 ekor kucing dan anjing.
Pada awalnya wanita tua itu mengawasi saya seperti elang. Dia akan mengkritik apa pun yang saya kerjakan dan menyuruh saya mengulanginya lagi. Terkadang saya merasa terhina, namun saya teringat pada ajaran Guru Li dan mencoba bertahan. Suatu hari dia menyuruh saya mencuci mantel musim dingin yang berat. Saya menunjukkan bahwa mantel ini begitu tebal sehingga perlu mencucinya dengan mesin cuci. Dia membalas, “Saya membayar kamu untuk mengerjakan banyak pekerjaan, mengapa kamu ingin menggunakan mesin cuci?” Saya kemudian merendam mantel dengan ember besar penuh air, dan membungkuk untuk menggosoknya hingga bersih. Saya hampir menangis, namun karena saya adalah praktisi, maka itu menjadi sebuah kesempatan untuk melatih kesabaran.
Putri majikan saya adalah seorang polisi. Dia jarang tersenyum dan bersikap dingin, selalu memerintah saya. Dia menyayangi hewan peliharaannya dan memberikan makanan pada peliharaannya dengan mangkuk terpisah. Suatu hari ketika sedang meletakan mangkuk minuman kucing yang sudah dicuci ke tempatnya, wanita tua itu marah dan menyuruh saya meletakannya di rak. Ketika saya ingin mengambilnya, dia menendang mangkuk itu. Saya langsung cepat-cepat mengambilnya dan menaruhnya di rak. Saat itu saya merasakan bahwa kultivasi watak sungguh sulit. Saya mengingatkan diri betapa pun sulitnya pekerjaan ini, saya harus mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa pada keluarga ini.
Ketika membersihkan tempat itu, saya pernah menemukan sejumlah uang di beberapa tempat seakan uang tersebut ditinggalkan tanpa sengaja. Terkadang ditemukan uang ratusan dolar, namun saya tidak menyentuhnya. Saya kemudian menyadari bahwa wanita itulah yang melakukannya untuk menguji apakah saya mengambil uang tersebut. Dia menandai segalanya termasuk beras dan roti sebelum berangkat. Ketika kembali, dia memeriksa semuanya dengan cermat untuk melihat apakah ada yang hilang. Sebagai praktisi Falun Dafa, saya harus mempertimbangkan kepentingan orang lain terlebih dahulu dan tidak mengambil sesuatu yang bukan milik pribadi.
Wanita ini dulunya pernah menjadi kepala sebuah departemen. Dia memandang rendah setiap orang dan memiliki kebiasaan meletakan tangannya di pinggang sebelum berbicara. Suaminya juga memiliki kepribadian yang dominan, jadi setiap kali mereka bertengkar, dia menang. Meski keluarga ini kaya raya, dan harga salah satu kucingnya setara dengan gaji saya selama beberapa tahun, namun mereka tidak bahagia. Suasana rumah mereka penuh permusuhan, dan wanita ini kerap kesakitan.
Dia menerima apa yang saya katakan tentang Falun Dafa, namun saat memberi tahu putrinya, putrinya mengkritik ibunya di depan saya karena mempekerjakan seseorang yang berlatih Falun Dafa. Ketika saya mencoba berbicara dengannya, dia mengacungkan jari ke wajah saya, dan memperingatkan agar saya tidak mengucapkan satu kata pun tentang Dafa.
Saya tidak menyerah dan terus memancarkan pikiran lurus untuk memusnahkan segala gangguan. Putrinya jarang berbicara pada saya, dan wajahnya selalu tanpa ekspresi. Suatu hari salah satu kucingnya tidak bergerak seakan lumpuh. Wanita ini dan putrinya sangat ketakutan. Mereka telah memberikan semua jenis obat namun tak satu pun yang mujarab. Saya menyarankan agar mereka mengucapkan, “Falun Dafa baik.” Putri itu hanya melihat saya namun tidak mengatakan apa pun. Setiap kucing tersebut ada di sekitar, saya mengucapkan dengan lantang, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Dua hari kemudian kucing itu sembuh meski hanya berjalan perlahan. Keduanya gembira sekali dan menanyakan apa yang saya lakukan. Saya memberi tahu mereka tentang kalimat yang saya ucapkan itu sebagai bukti bahwa Dafa memiliki keampuhan.
Mereka terdiam namun sejak saat itu sikap mereka terhadap Dafa berubah. Berikutnya saat saya berbicara tentang Falun Dafa lagi, putrinya bersedia mendengarkan. Ketika saya meminta dia untuk mengundurkan diri dari Partai Komunis Tiongkok, dia mengaku bahwa ia adalah satu-satunya orang di tempat kerja yang tidak bergabung dengan Partai. Atasannya telah mengisi formulir dan meminta ia menandatanganinya namun dia menolak.
Suatu hari, wanita ini bertengkar dengan suaminya. Dia pergi meninggalkan rumah karena marah. Dia bertanya apakah saya pernah bertengkar dengan suami saya. Saya menjawab pernah namun setelah mulai berlatih Dafa, saya menjadi belas kasih. Ketika dia menanyakan bagaimana seorang praktisi dapat mengatasi masalah ini, saya mengutip ajaran Guru:
“Nada pembicaraan dan kebaikan hati dalam melakukan pekerjaan, ditambah dengan prinsip rasional dapat mengubah hati orang, namun dengan cara perintah selamanya tidak akan berhasil!” (“Sadar Jernih,” Petunjuk Penting Gigih Maju)
Guru juga berkata:
“Paksaan Tidak Bisa Mengubah Hati Manusia” (Paksaan Tidak Bisa Mengubah Hati Manusia, Petunjuk penting Gigih Maju II)
Dia memikirkan apa yang saya katakan dan menjawab, “Saya tidak dapat mengendalikan dia tanpa paksaan.” Saya berkata, “Anda sudah mendikte dia selama bertahun-tahun, apakah dia berubah?” Dia berpikir sejenak kemudian menjawab, “Kamu benar.”
Perlahan-lahan keluarganya mulai memperlakukan saya dengan baik. Namun suatu hari ia tidak membayar gaji saya, meski sudah menunggu berhari-hari, gaji saya masih belum keluar. Ketika saya bertanya kepadanya, dia mengatakan bahwa itu disebabkan saya mengambil cuti. Saya menjelaskan bahwa saya mengambil cuti karena harus mengurus anak di rumah, dan saya akan keluar jika dia tidak mengizinkan saya mengambil cuti ketika saya membutuhkannya.
Dia tetap menolak. Saya berkata karena saya perlu mengambil cuti, mungkin dia harus mencari orang lain untuk menggantikan saya. Dia kesal dan mencoba mencegah saya untuk berhenti bekerja, bahkan sampai ingin memberikan hadiah agar saya tetap tinggal.
Meski saya membutuhkan hal tersebut, saya tidak boleh menerimanya karena tindakan dan kata-kata saya mewakili Dafa. Putrinya tidak ingin saya pergi, dan diam-diam menawarkan uang tambahan 500 yuan kepada saya.
Namun, saya khawatir pada suami saya yang masih di penjara serta anak di rumah yang masih membutuhkan perawatan. Awalnya saya merasa malu untuk memberi tahu mereka tentang kondisi keluarga saya namun saya teringat bahwa Falun Gong tidak bersalah. Akhirnya saya memberi tahu mereka tentang penindasan yang kami alami karena berlatih Dafa. Saya meneteskan air mata saat bercerita dan wanita itu juga terharu. Dia meminta maaf karena memperlakukan saya begitu buruk.
Saya menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkenalkan buku utama Falun Dafa—Zhuan Falun, Sembilan Komentar tentang Partai Komunis, serta Tujuan Terakhir Paham Komunis. Wanita itu berkata bahwa dia akan mempertimbangkan untuk mempelajari Falun Dafa.
Pada hari yang sama, wanita ini memberikan kunci rumahnya. Saya menyadari bahwa ini merupakan bentuk kepercayaan darinya. Dia berkata, “Praktisi Falun Dafa adalah orang yang baik.” Hingga detik ini, saya masih terus bekerja di keluarga itu, dan mereka memperlakukan saya dengan baik.