(Minghui.org) Sebelum menjadi praktisi Falun Dafa, pikiran saya sangat aktif, tidak pernah diam. Saya meyakini bahwa semakin banyak berpikir, saya menjadi semakin cerdas.
Setelah ikut berlatih, saya menemukan kebiasaan berpikir saya telah membentuk karma pikiran. Saya gagal mengatasi kebiasaan ini untuk waktu yang lama yang menyulitkan saya untuk menemukan jati diri yang asli.
Pada suatu hari Guru (Li Hongzhi) menunjukkan kepada saya ketika sedang membaca Zhuan Falun, saya dikejutkan dengan bagian “Berlatih Metode Sesat.”
Guru Li berkata,
“Sebenarnya, secara tidak sadar dia telah berlatih metode sesat. Jika anda berkata dia berlatih metode sesat, tentu dia tidak senang: ‘Yang mengajar saya adalah master Qigong anu.’ Namun master Qigong itu minta anda mengutamakan akhlak, apakah anda mengutamakannya? Di waktu anda berlatih Gong, anda selalu mencampur masuk sejumlah niat pikiran yang tidak baik, menurut anda apakah anda dapat memperoleh hasil latihan yang baik? Inilah masalahnya, hal-hal ini termasuk kategori tanpa sadar berlatih metode sesat, dan sangat umum terjadi.” (Zhuan Falun)
Walaupun saya ingin menghentikan pikiran saya yang berkeliaran ketika melakukan latihan, begitu musik dimulai, kepala saya tiba-tiba dipenuhi dengan berbagai macam pikiran. Saya berkata pada diri sendiri bahwa pikiran-pikiran itu bukan diri saya, dan mereka tidak lebih konsep yang diperoleh dan dihasilkan dari kebiasaan berpikir. Saya tahu seharusnya tidak berpikir ketika sedang melakukan latihan, namun hampir tidak mungkin bagi saya untuk menenangkan pikiran. Saya belajar Fa lebih banyak dan mencari ke dalam untuk menemukan solusi bagi masalah saya.
Guru Li berkata,
“… mereka beranggapan begitu seseorang timbul niat pikiran sudah berarti karma.” (Zhuan Falun)
“Berlatih Gong perlu mengutamakan akhlak. Di waktu berlatih Gong, anda tidak memikirkan hal baik, juga tidak memikirkan hal buruk, yang paling tepat adalah jangan berpikir apa pun. Karena ketika berlatih Gong pada tingkat rendah perlu membentuk beberapa fundamen yang berperan sangat penting dan menentukan, karena aktivitas niat pikiran manusia punya peran tertentu. Coba anda pikirkan, jika ditambahkan sesuatu dalam Gong anda, mungkinkah hasil latihan anda akan bagus? Bagaimana ia tidak hitam kusam?” (Zhuan Falun)
Kata-kata Guru membantu saya untuk sadar dan dengan jujur melihat apa yang sedang terjadi. Sekarang ketika melakukan latihan, saya berkata pada diri sendiri bahwa saya punya dua pilihan: Mengikuti pengaturan Guru untuk mendengar musik dan melakukan latihan dengan pikiran tenang. Atau, saya bisa mengikuti pengaturan kekuatan lama dan membiarkan pikiran saya berkeliaran serta secara tidak sadar berlatih metode sesat.
Tidak peduli betapa penting atau bagus pikiran saya, itu dimanipulasi oleh kekuatan lama, dan saya harus menolak serta menyangkalnya. Saya hanya memilih pengaturan Guru, menjaga kesadaran utama tetap kuat, dan menolak setiap pikiran yang mengganggu.
Suatu hari saat melakukan latihan, saya memikirkan kata-kata Guru,
“… kemudian saya menangkapnya dengan tangan, lalu dengan menggunakan suatu Gong yang sangat kuat, disebut Gong pelebur, saya leburkan paruh bawah tubuhnya, dilebur jadi air, sementara paruh atas tubuhnya telah lari pulang.” (Zhuan Falun)
Pikiran saya dimurnikan dengan pikiran ini. Kesadaran utama saya menjadi lebih kuat dan ketika pikiran buruk muncul, saya bisa menangkap dan melenyapkannya.
Pikiran Lurus yang Kuat
Selama bertahun-tahun, saya tidak bisa tenang ketika memancarkan pikiran lurus. Saya tidak tahu apa yang saya pancarkan, dan tangan saya sering tidak tegak. Saya merasa seperti tidak ada tenaga, dan kadang-kadang bahkan jatuh tertidur.
Sekarang kebiasaan berpikir saya berhasil dikendalikan, ketika duduk untuk memancarkan pikiran lurus, saya menjadi tenang dan kesadaran utama saya menjadi kuat serta waspada. Pikiran yang saya pancarkan terfokus dan berkekuatan!
Sudah hampir 20 tahun saya menjadi seorang praktisi. Namun baru sampai baru-baru ini saya mengalami keindahan dari pikiran tenang saat melakukan latihan dan memancarkan pikiran lurus. Saya merasa bahwa sekarang saya berkultivasi dengan sepenuh hati.