(Minghui.org) Saya mulai berlatih kultivasi Falun Dafa pada tahun 1998. Setelah berkultivasi, saya menjadi bebas dari penyakit, dan merasa bahagia setiap hari. Pada bulan September 1999, Partai Komunis Tiongkok mulai menangkap dan menganiaya praktisi Falun Dafa. Saya ditangkap, dipenjara, dan dianiaya pada tahun 2014. Saya dibebaskan setelah tiga tahun penjara dan setelah kembali ke rumah saya mengetahui bahwa saya telah kehilangan pekerjaan di bank.
Untungnya, seorang teman menawarkan pekerjaan sebagai manajer file, dan saya segera pergi ke tempat kerja baru. Di lingkungan baru ini, banyak kekurangan dalam kultivasi saya yang terungkap.
Melenyapkan Keterikatan pada Kesombongan
Tempat kerja saya sebelumnya adalah bank besar dengan ratusan karyawan. Lingkungan kerjanya luas dan ceria. Semuanya profesional dan terorganisir, anggota staf diperlakukan dengan baik. Tempat kerja baru saya sangat berisik, dengan banyak orang di sebuah ruangan kecil. Lingkungannya sederhana dan tidak ada staf kebersihan. Karena itu, tempat itu tampak tidak higienis, dan fasilitas toilet kotor.
Saya lulus dari universitas bergengsi. Pekerjaan saya yang sebenarnya adalah menganalisis kegiatan bisnis di tempat kerja, merupakan pekerjaan yang sangat profesional. Saya bekerja di posisi ini selama bertahun-tahun dan memperoleh banyak pengalaman. Semua pemimpin dan karyawan di tempat kerja menghormati saya. Untuk pekerjaan baru saya berbeda. Saya disewa untuk melakukan pekerjaan kasar di kantor belakang. Perbedaan antara kedua pekerjaan itu membuat saya sadar bahwa saya selalu merasa lebih baik daripada yang lain. Sekarang saya mengerti bahwa saya mempunyai keterikatan merasa lebih unggul daripada orang lain. Sekarang saya harus turun dari tumpuan dan tidak peduli apa pun pekerjaannya, lakukan dengan baik.
Saya melakukan beberapa pekerjaan sambilan di pagi hari, termasuk membersihkan kantor bos, memberi makan ikan, menyirami bunga, mengepel lantai, dan membersihkan debu. Jika punya waktu lebih, saya membantu membersihkan ruang-ruang rekan kerja, serta koridor yang panjang. Saya juga bertanggung jawab menjaga toilet tetap bersih, dan sekarang tidak ada yang keberatan menggunakan toilet. Awalnya saya disewa hanya untuk bekerja di kantor bos dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan lain. Tetapi sebagai seorang praktisi Falun Dafa yang adalah orang baik, saya merasa harus melakukan semuanya dengan baik di mana pun saya berada. Lingkungan kerja adalah milik semua karyawan dan saya adalah salah satunya. Suatu hari, seorang kolega berkata sambil tersenyum, "Anda benar-benar melakukan pekerjaan ini dengan baik tanpa keluhan!" Sebagian besar rekan di tempat kerja tahu bahwa saya berlatih Falun Dafa.
Suatu hari Bos memanggil semua karyawan untuk rapat. Selama rapat, tugas staf kantor menuangkan air untuk bos dan pegawai lain. Karena saya seorang pekerja kantor, mengisi air untuk orang lain adalah pekerjaan yang harus saya lakukan. Tetapi saya tidak pernah suka melakukan hal-hal seperti menyajikan teh atau air, karena saya pikir itu adalah pekerjaan pelayan. Saya masih merasa kesulitan untuk turun dari tumpuan, karena keterikatan pada status sosial. Hanya ketika saya melihat seorang rekan yang lebih tua bangun dan mengisi gelas air untuk orang lain, saya menyadari bahwa saya salah. Saya kemudian dengan cepat meraih ketel dan menuangkan air untuk orang lain. Saya kemudian merasa sangat nyaman ketika melenyapkan keterikatan ini.
Melenyapkan Keterikatan pada Ketakutan akan Menderita Kerugian
Rata-rata manusia berpikir bahwa keterikatan pada kepentingan pribadi terutama tentang uang. Bagi saya, bukan itu yang paling penting. Saya hanya tidak ingin berkorban dalam hal waktu dan usaha. Saya telah lama memegang keterikatan pada rasa takut menderita kerugian. Misalnya, saya tidak suka bekerja lembur. Ketika saya bekerja di bank, presiden sangat berdedikasi. Ketika sesuatu membutuhkan perhatian segera, dia sering meminta kami untuk bekerja lembur. Saya sangat tidak puas dengan hal ini, berpikir bahwa bekerja lembur mengganggu waktu istirahat kami dan mengganggu kegiatan serta tanggung jawab saya pada Falun Dafa. Lalu suatu hari saya perhatikan bahwa presiden adalah seorang lelaki yang lanjut usia, mungkin berada di bawah banyak tekanan dalam pekerjaannya, yang tidak banyak diketahui oleh orang lain. Tiba-tiba, dari lubuk hati, saya merasa kasihan padanya. Saya kemudian tidak lagi merasa tidak bahagia ketika diminta untuk bekerja lembur. Namun anehnya, sejak saat itu, presiden jarang meminta karyawan untuk bekerja lembur.
Tempat kerja saya yang baru adalah perusahaan swasta dan tidak diatur seperti perusahaan milik negara. Kerja lembur diputuskan oleh bos, dan karyawan harus mematuhi. Bos juga tentu berharap bahwa kami dapat melakukan sebanyak mungkin untuk memaksimalkan keuntungan. Dari lubuk hati, saya memandang rendah tempat kerja yang baru ini dan suasananya tidak profesional. Saya benar-benar tidak ingin bekerja di sana, tetapi saya tahu saya akan memasuki usia pensiun dalam empat tahun, dan akan lebih baik tetap bekerja di sana sampai saya pensiun. Saya kemudian menyadari bahwa saya masih memiliki keterikatan tidak mau kehilangan minat pribadi, dan saya bertanya-tanya apakah saya benar-benar mengultivasi diri. Saya bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya seharusnya tidak terlalu peduli dengan istirahat dan pengorbanan? Apa masalahnya? Rumah saya sangat dekat dengan tempat kerja, dan yang lain tinggal sangat jauh. Apa yang harus saya lakukan?” Setelah mempertimbangkan hal ini, saya senang menerima kerja lembur dan bisa melewati ujian ini.
Namun, saya masih mempunyai pikiran buruk. Saya selalu tidak sengaja membedakan antara "ini pekerjaan saya, dan itu bukan pekerjaan saya." Untuk sementara waktu, karyawan muda di tempat kerja sering meminta pada saya seperti bahan audit yang harus mereka bawa ketika pergi keluar. Dulu hal-hal seperti ini dipersiapkan dan dicetak oleh mereka. Pekerjaan saya hanyalah mengecap bahan-bahan ini. Kemudian, ketika menemukan bahwa saya memiliki salinan materi, mereka berhenti melakukan apa yang dulu mereka lakukan dan datang untuk meminta materi. Saya tidak punya printer di kantor tetapi harus menyalin materi salinan dengan menggunakan mesin fotokopi, dan saya merasa sangat kesal. Saya membahas situasi ini di rumah bersama putra saya yang juga seorang praktisi. Saya segera menyimpulkan bahwa saya tidak bisa menjadi seorang praktisi jika selalu takut menderita kerugian! Ketika saya menemukan keterikatan ini, anggota staf muda jarang meminta materi. Mereka hanya sesekali meminta materi dan saya senang memberikannya, mereka selalu sopan serta berterima kasih.
Suatu hari tempat kerja harus menyerahkan formulir penting tentang valuta asing ke kantor pemerintahan. Wanita yang biasanya mengurus ini datang untuk mengajari saya bagaimana melakukan pekerjaan tersebut. Niatnya adalah membuat saya terus melakukan pekerjaan ini di masa depan, karena dia tidak lagi ingin melakukannya. Saya sangat tidak senang saat itu, karena saya tahu bahwa begitu formulir laporan diserahkan, itu akan menjadi tanggung jawab pekerjaan jangka panjang bagi saya. Saya merasa bahwa karena orang ini bukan pengawas, ia tidak memiliki wewenang untuk mengatur pekerjaan saya. Karena itu, ketika dia mulai mengajari, saya tidak terlalu aktif dalam proses itu. Ketika saya terjebak di suatu tempat, saya hanya menunggunya untuk menyelesaikan masalah. Saya tahu sebenarnya, beban kerja saya tidak seberat yang lain. Lalu saya berpikir, "Oke, saya terlalu lelah jika melakukan lebih banyak pekerjaan."
Guru berkata sesuatu seperti ini dalam ceramah:
“Setelah para karyawan ini mempelajari Falun Dafa anda, mereka datang bekerja lebih awal dan pulang lebih lambat, dan dengan sungguh-sungguh melakukan pekerjaan, tidak pernah memilih-milih tugas apa saja yang diberikan oleh pimpinan, serta sudah tidak saling berebut kepentingan.”(Ceramah Empat Zhuan Falun, Versi 2014)
Setelah memikirkannya saya aktif mencoba untuk melanjutkan tugas ini, tetapi tidak menyelesaikan pekerjaan itu meskipun saya berupaya keras. Rekan kerja wanita itu datang dan juga tidak menyelesaikannya. Dia kemudian menemukan bahwa formulir tersebut tidak perlu diserahkan. Semua orang sangat senang mendengar berita ini.
Masalah ini diarahkan pada keterikatan saya tentang keengganan untuk menderita kerugian. Tanpa keterikatan ini, penderitaan tidak akan terjadi.
Melenyapkan Keterikatan Mentalitas Pamer
Kadang-kadang ketika melakukan pekerjaan, secara tidak sadar saya masih memiliki sedikit keterikatan, berharap bahwa orang lain dapat melihat saya melakukan pekerjaan itu. Saya melakukan pekerjaan lebih dari yang diminta jika dilihat oleh orang lain. Suatu hari ketika mengepel lantai, tiba-tiba saya berpikir, “Ketika saya bekerja sendirian di rumah, pikiran saya sangat tenang hingga saya tidak pernah berpikir untuk dilihat atau dipuji oleh orang lain. Berapa banyak waktu dan energi yang telah saya buang untuk mengejar reputasi?” Saya kemudian dengan cepat menyelesaikan pekerjaan dan kembali ke kantor. Bahkan, pikiran sangat bersih dan tenang ketika saya tidak memiliki keterikatan ini atau itu.
Peluang untuk Meningkatkan Karakter saya
Teman yang memberi saya pekerjaan ini adalah seorang wanita lanjut usia. Kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun dan memiliki takdir pertemuan yang besar. Dia telah membantu saya banyak hal. Karena kami sangat dekat, kami tidak terlalu peduli tentang cara yang tepat untuk berbicara di antara kami. Dia berkata, “Ketika saya berbicara kepada kamu, kamu harus senang bahwa sayalah yang memperkenalkan kamu pada pekerjaan ini. Saya memperlakukan kamu dengan ketat seperti ini untuk menunjukkan pada orang lain bahwa saya memperlakukan semua orang dengan setara, jadi kamu tidak boleh marah pada saya.” Saya tertawa, “Saya tidak marah pada anda.” Sebenarnya, Guru memberi saya petunjuk menggunakan mulutnya. Ketika orang lain memberi saya kesulitan, mereka memberi saya kesempatan untuk meningkatkan karakter, melenyapkan karma, dan mengubahnya menjadi kebajikan. Sejujurnya, saya benar-benar harus berterima kasih padanya.
Musim panas ini, bos merayakan ulang tahun dan mengundang seluruh staf untuk makan malam. Di meja makan, seorang anggota staf senior memuji saya di depan semua orang, “Dia adalah orang yang berpendidikan tertinggi dan memiliki sertifikat pendaftaran. Dia bekerja dengan rajin dan membersihkan toilet serta koridor setiap hari. Meskipun anaknya sedang mempersiapkan ujian masuk universitas tahun ini, itu tidak memengaruhi pekerjaannya. Dengan nilai ujian yang cukup baik, anaknya telah diterima di universitas yang ideal. Dia benar-benar contoh bagi kita.”
Saya sebenarnya tidak sebagus yang dia gambarkan, dan ini memang dorongan Guru untuk saya. Di masa depan, saya akan lebih percaya diri dalam kultivasi untuk membuktikan keindahan Dafa.