(Minghui.org) Geng Decheng, pria dari Kota Yingtan, Provinsi Jiangxi, tidak pulang ke rumah setelah dia mengunjungi kerabatnya di Kabupaten Jinxi kira-kira berjarak 64 km pada pagi hari, 27 Februari 2019.
Saat istrinya sedang memasak untuk makan siang pada hari berikutnya sekitar pukul 12.40, lima petugas mengetuk pintu.
Putrinya membuka pintu. Polisi bergegas masuk ke dalam dan mulai melakukan penggeledahan. Mereka menyita buku-buku Falun Gong dan uang kertas 300 yuan yang berisi informasi Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang ditindas oleh rezim komunis sejak 1999.
Dia sangat ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat dan mulai bergumam sendiri.
Polisi bertahan sampai jam 04.00 pagi. Mereka memberitahu istri Geng, Shangguan Binying, bahwa Geng telah ditangkap pada hari sebelumnya dan sekarang dia ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Jinxi serta dimasukkan ke dalam tahanan pidana. Mereka tidak menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang menjadi alasan penangkapan ini.
Geng, mantan reporter Biro Televisi dan Radio Kota Yingtan, telah berulang kali menjadi sasaran penganiayaan bersama dengan istrinya dalam 20 tahun terakhir karena tidak melepaskan keyakinan mereka pada Falun Gong.
Pada 22 September 2015, petugas dari Kantor 610 Kota Yingtai dan Divisi Keamanan Domestik menggeledah rumah pasangan ini dan menangkap Shangguan.
Geng ditahan selama 15 hari setelah dia dilaporkan karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong di sebuah taman pada 16 April 2016.
Pasangan ini ditangkap lagi pada 31 Mei 2018 karena menyebarkan informasi tentang Falun Gong. Mereka ditahan secara administratif selama 15 hari.
Putri mereka, yang masih gadis kecil ketika mulai terjadi penganiayaan Falun Gong pada tahun 1999, menderita gangguan mental karena tekanan dan rasa takut dari penggeledahan di rumah, penangkapan dan penahanan orangtuanya yang berulang-ulang.
Dia mendapat pukulan lagi ketika ayahnya ditangkap pada tahun 2019, delapan hari setelah Festival Lampion (19 Februari) selama musim liburan Tahun Baru Imlek.