(Minghui.org) Lima tahun setelah lulus dari perguruan tinggi, Li Ming dihukum 15 tahun penjara karena berbicara kepada orang-orang tentang keyakinannya pada Falun Gong, sebuah latihan jiwa dan raga yang telah ditindas di Tiongkok sejak 1999. Ketika akhirnya dia dibebaskan pada Januari 2019, dia disambut oleh ibunya yang terbaring di tempat tidur dan kurus, serta ayahnya yang sakit yang hampir tidak bisa merangkak.
Li, baru berusia 40-an, aslinya berasal dari Timur Laut Tiongkok. Dia diterima di Universitas Politeknik Henan, salah satu universitas terbaik di Provinsi Henan, pada tahun 1995, dan di sana dia mulai berlatih Falun Gong. Pada tahun kelulusannya adalah tahun dimulainya penganiayaan terhadap Falun Gong. Li melepaskan penawaran pekerjaan yang bagus di kota lain dan tinggal di dekat almamaternya dalam rangka memberitahu orang-orang setempat mengapa penganiayaan itu salah.
Li ditangkap pada Desember 2004 setelah seseorang yang tertipu oleh propaganda rezim Komunis Tiongkok tentang Falun Gong melaporkan dirinya ke polisi karena memberitahu orang-orang tentang latihan ini.
Selama persidangan, Li mengeluarkan spanduk dengan tulisan “Falun Dafa baik” dan membentang di atas kepalanya. Hakim menghukum dia 15 tahun di Penjara Xinmi, Provinsi Henan.
Penjaga Penjara Xinmi menyiksa praktisi Falun Gong yang ditahan dalam upaya memaksa mereka melepaskan keyakinan. Li dilarang tidur dan dipaksa berdiri, duduk, atau berjongkok dengan diam, setiap jam. Penjaga sering secara brutal memukul dia ketika dia menolak untuk mengikuti permintaan mereka. Keyakinan Li tidak goyah selama pemenjaraannya yang panjang.
Li dibebaskan pada awal Januari 2019. Praktisi setempat yang pergi untuk menjemputnya sangat terkejut melihat dia sangat kekurangan gizi. Kulitnya hitam dan botak sebagian.
Setelah perjalanan beberapa hari, Li berhasil kembali ke kampung halamannya di timur laut Tiongkok. Apa yang menanti di rumahnya adalah seorang ibu yang lumpuh dan terbaring di tempat tidur serta seorang ayah yang sakit keras sehingga tidak bisa berjalan. Pria tua itu berjuang untuk merawat istrinya dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Orangtua Li sebelumnya sehat dan sangat bangga dengan putra satu-satunya, yang cerdas, siswa yang baik, setia dan penuh perhatian. Karena keyakinannya pada Sejati, Baik, dan Sabar, dia diperlakukan seperti penjahat dan menghabiskan tahun-tahun yang paling produktif dalam hidupnya di penjara.
Selama 15 tahun terakhir ini, orangtua Li dipermainkan oleh berbagai lembaga pemerintah ketika mereka berusaha untuk membebaskan putra mereka yang dipenjara secara tidak adil. Di bawah kekhawatiran dan tekanan terus menerus, kesehatan mereka memburuk.