(Minghui.org) Tang Xiaoyan menderita sakit kepala akut setelah minum sebotol air yang diberikan polisi setelah penangkapannya tanggal 28 Agustus 2015, karena mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, mantan pemimpin rezim komunis yang memulai penganiayaan Falun Gong pada tahun 1999.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan kultivasi pikiran dan tubuh berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Tang, berasal dari Kota Guilin, Provinsi Guangxi, awalnya berpikir bahwa sakit kepalanya disebabkan oleh polisi yang membenturkan kepalanya ke dinding dan menarik paksa lengannya di belakang punggung ketika mereka menangkapnya. Dia meminum banyak air, berusaha untuk menenangkan diri.
Ketika dia sedang minum, seorang petugas datang dan menghentikannya, Petugas berkata “Jangan meminumnya! Jangan meminumnya!” Dia kemudian memerintahkan petugas lain untuk mengambil air.
Petugas ketiga berkata, "Anda mungkin tidak punya banyak waktu lagi,"
Polisi kemudian menyerahkan kasusnya ke kejaksaan, lalu pihak kejaksaan menolak, dengan alasan bukti tidak cukup. Polisi kemudian menahan dia sebagai tahanan rumah selama 12 bulan.
Segera setelah itu kesehatan Tang memburuk. Dia kehilangan ingatan, pendengaran, dan penglihatannya. Dia juga terus menerus menderita kantuk dan tidak terkendali.
Bulan Maret 2017, tak lama setelah Tahun Baru Imlek, tiba-tiba perut Tang kempis dan kehilangan kesadaran. Dia meninggal dua hari kemudian ketika semua organ rusak. Saat itu dia berusia 69 tahun.
Kesehatannya Pulih setelah Berlatih Falun Gong, Dianiaya Karena Tidak Melepas Keyakinannya
Tang dilahirkan dalam keluarga intelektual yang sangat terkenal dan dihormati oleh penduduk setempat. Ayahnya adalah seorang ahli fisika dan wakil rektor Universitas Normal Guangxi. Pamannya, Tang Xianzhi, adalah seorang pendidik terkenal dan pendiri beberapa perguruan tinggi di Provinsi Guangxi.
Tang dulu menderita diabetes, kista ovarium, dan endometriosis, dan banyak penyakit lainnya. Rahim dan indung telurnya diangkat untuk menghindari komplikasi, tetapi operasi tersebut menghasilkan efek samping, termasuk masalah hormon dan gangguan neurologis. Dia berlatih banyak aliran qigong yang berbeda untuk mencoba meningkatkan kesehatannya, tetapi tidak satu pun berpengaruh.
Dia kemudian mengetahui tentang Falun Gong dari seorang kerabat. Insomnia, hormone yang tidak seimbang, dan Tinnitus (dering di telinga) segera lenyap. Diabetes juga membaik sedemikian rupa sehingga dia tidak lagi membutuhkan obat atau suntikan insulin.
Setelah rezim komunis mulai menganiaya Falun Gong, Tang berulang kali diganggu dan ditangkap karena tidak melepaskan keyakinannya. Banyak masalah kesehatan yang dulu sembuh setelah berlatih Falun Gong, terutama diabetes. Kini dia mengalami komplikasi saat ditahan dan beberapa kali dalam kondisi kritis.
Penangkapan Tang pertama kali pada tanggal 22 Juli 1999, saat mengunjungi seorang rekan praktisi. Dia ditahan selama tiga hari, didakwa dengan "mengganggu ketertiban umum."
Dia ditangkap lagi pada bulan Mei 2001. Polisi masuk dan menggeledah rumah di depan ayahnya, yang berusia 80-an tahun.
Dia ditahan di pusat penahanan lokal selama sebulan dan kemudian dikirim ke kamp kerja paksa dengan dakwaan “merusak penegakan hukum.” Tetapi dia menderita ketoasidosis diabetik, komplikasi diabetes yang serius, sementara dia masih ditahan dan harus dirawat di rumah sakit. Dia kemudian dibebaskan dengan alasan kesehatan.
Pihak berwenang membawanya ke pusat pencucian otak pada bulan Mei 2005. Para penjaga menampar wajahnya ketika dia menolak menulis pernyataan untuk melepaskan keyakinannya. Mereka juga melarangnya tidur, tidak memberi air, dan meletakkan bola lampu yang sangat terang di depan matanya.
Tang menderita ketoasidosis dan dirawat di rumah sakit lagi sebelum sesi cuci otak berakhir. Para dokter mengeluarkan dua pemberitahuan "kondisi kritis".
Dia ditangkap keempat kalinya pada tahun 2010 dan dikirim ke kamp kerja paksa selama setahun. Akibat dari perawatan medis di kamp kerja paksa, dia harus dibawa ke rumah sakit lagi untuk ketoasidosis.