(Minghui.org) Selama musim liburan Tahun Baru Imlek, banyak wisatawan asal Tiongkok jalan-jalan ke Kota Melbourne. Pada saat itu praktisi Falun Gong menggelar berbagai kegiatan di sekitar tempat-tempat wisata untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan Falun Gong di Tiongkok.
Para wisatawan Tiongkok yang mempelajari tentang kekejaman dan ketidakadilan dari penganiayaan ini, memilih untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) serta organisasi afiliasinya, sekaligus mengutuk PKT dan sejumlah kejahatannya.
Rezim komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999, dan praktisi di Tiongkok mengalami penderitaan berat akibat penangkapan ilegal, penyiksaan, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya selama dua dekade. Falun Gong merupakan metode kultivasi jiwa dan raga yang disebarkan ke publik pada tahun 1992, dan terus berkembang pesat hingga praktisinya mendekati 100 juta orang.
Wisatawan Tiongkok membaca tentang penganiayaan Falun Gong melalui poster-poster yang dipajang di pintu masuk Taman Fitzroy di Melbourne, pada Februari 2019.
Mengapa Praktisi Menjadi Relawan Dalam Upaya Membangkitkan Kesadaran
Pada Februari 2019, Liu sibuk memberi tahu orang yang lalu-lalang tentang penganiayaan dengan sebuah poster di tangannya. Seorang pria berjalan menghampirinya dan menanyakan berapa banyak ia dibayar untuk melakukan pekerjaan ini. Liu menjelaskan bahwa tak seorang pun yang membayar dia atau menyuruh dia untuk melakukannya; dia secara sukarela melakukan hal ini di waktu luangnya. Pria itu tidak percaya, maka Liu menganalogikan sebuah kisah.
“Ada berita tentang seorang laki-laki tua. Setelah badai berlalu, luapan air sungai membanjiri jalan-jalan, dan pria tua ini menemukan bahwa sebuah penutup lubang parit telah hilang karena terhanyut air. Pria tua tersebut akhirnya memilih untuk berdiri di dekat lubang parit sampai banjir itu surut sehingga tak seorang pun yang jatuh ke dalam lubang itu. Apakah anda mencurigai pria tersebut dibayar untuk melakukan hal ini?” tanya Liu. Pria itu menjawab bahwa dalam kasus ini uang bukan alasan utama, karena hidup seseorang bisa menjadi taruhannya, dan ia akan melakukan hal yang sama dalam kondisi tersebut.
Liu setuju dan mengatakan bahwa memberi tahu orang-orang tentang penganiayaan sama halnya dengan berdiri di dekat lubang parit –keduanya dimaksudkan untuk menyelamatkan nyawa. “Kami ingin orang-orang mengetahui tentang penganiayaan ini dan mengenali sifat jahat Partai Komunis Tiongkok yang sesungguhnya, agar mereka bisa menghindarinya, seperti pria tua yang ingin orang-orang menghindari lubang parit itu.” Pria itu mengangguk dan mulai membaca poster di tangan Liu. Setelah selesai membaca dan bertanya, Liu menyarankan agar dia mundur dari PKT. Pria itu langsung setuju tanpa keraguan sedikit pun.
Kehidupan Orang-orang akan Lebih baik Tanpa Pejabat PKT yang Korup
Seorang wanita pernah memberi tahu Liu bahwa PKT cukup baik karena telah memberikan dirinya dana pensiun agar dia dapat bepergian setelah pensiun. Liu menjelaskan bahwa uang tersebut berasal dari pajak yang dibayar oleh pekerja keras dan jujur seperti anak-anak wanita itu. Wanita ini tidak dapat membayangkan Tiongkok tanpa PKT. Liu kemudian menjelaskan bahwa sebuah dinasti baru selalu muncul setelah keruntuhan dinasti sebelumnya, namun negara Tiongkok masih tetap ada.
Liu menjelaskan lebih lanjut bahwa ada banyak pejabat PKT yang korup di Tiongkok, dan tanpa mereka kehidupan masyarakat akan jauh lebih baik. Tidak ada gunanya memerangi korupsi jika semua orang ternyata korup. “Bisakah anda menyebutkan satu pejabat yang tidak korup?” tanya Liu. Wanita ini merenungkan pertanyaan Liu dan menjawab, “Anda benar, sama sekali tidak ada. Partai ini korup sampai ke akarnya.”
Liu mengatakan padanya bahwa suatu hari PKT pasti akan membayar semua kejahatan yang ia telah lakukan terhadap rakyatnya sendiri, dan siapa pun yang bergabung dengan organisasi afiliasinya akan ikut menanggung dosa-dosa PKT. Wanita itu menerima saran Liu untuk mundur dari organisasi pemuda komunis yang ia pernah ikuti.