(Minghui.org) 20 Tahun yang lalu adalah hari di mana saya bertemu dengan seorang pria paruh baya di jalan. Dia mengenakan pakaian jas dan tersenyum pada saya dengan penuh belas kasih. Saya berjalan menghampirinya, seperti bertemu dengan sanak keluarga. Saya tidak ingin menjauh darinya dan terus melihat ke belakang.
Saya masih teringat jelas, seakan kejadian itu baru terjadi kemarin. Tiga bulan kemudian, saya mulai berlatih Falun Gong. Ketika saya membuka buku Zhuan Falun, saya melihat ternyata Guru Li Hongzhi adalah orang yang saya jumpai pada hari itu.
Pengalaman yang Luar Biasa
Saat itu, saya menderita batuk kronis selama lebih dari 40 tahun. Namun setelah berlatih Falun Gong selama seminggu, batuk saya mereda. Ada tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan saya selama enam bulan sebelum berlatih. Itu menjadi siksaan bagi saya, dan dokter tidak mampu menanganinya. Setelah tiga bulan berlatih, suatu hari, saya merasakan Guru membersihkan tenggorokan saya. Saya memuntahkan tiga potong tulang ikan. Sungguh sebuah keajaiban.
Pada awalnya saya tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai ajaran Fa dan curiga bahwa saya masih sakit, jadi saya pergi ke rumah sakit untuk diperiksa. Tetapi suster tidak mampu mengambil darah saat ingin mengetesnya. Saya sadar bahwa sebagai praktisi, tubuh saya sudah tidak sama dengan manusia biasa.
Dengan kulit bercahaya, saya menjadi lebih cantik. Tubuh saya terasa ringan dan saya merasa jauh lebih muda dari usia saya. Suatu hari, Fashen Guru mengunjungi rumah saya dan memimpin sesi belajar Fa bersama. Saya merasakan belas kasih dan kebaikan Guru.
Suatu hari saat berlatih Gong di tempat latihan, saat melakukan perangkat kedua, saya melihat makhluk tingkat tinggi ikut berlatih bersama kami. Delapan jenis Dewa Pelindung Fa berbaris menjaga tempat latihan kami. Bunga-bunga beraneka warna turun dari langit, sungguh pemandangan menakjubkan.
Suatu hari, ketika saya menyalin buku Zhuan Falun, buku itu tiba-tiba seperti terbakar oleh api. Saya buru-buru memanggil suami saya. Dia gembira saat memberi tahu tidak ada api, sebaliknya ada begitu banyak Falun yang berotasi dalam buku. Ketika saya melihat lebih dekat, ternyata memang benar, setiap kata dalam buku menjadi Falun bersinar atau Buddha bersinar. Saya menyadari bahwa Guru memberkati saya karena telah menyalin Zhuan Falun.
Rumah saya berjarak 15 menit dari lokasi latihan. Setiap hari, musik latihan Gong sudah bergema di telinga saya, 15 menit sebelum dimulai. Ketika berjalan ke tempat latihan, saya merasa diselimuti oleh energi. Pernah terjadi, alat pemutar musik kami kehabisan daya saat tengah latihan, namun musik tetap mengalun sampai kami selesai berlatih Gong.
Setiap hari, kami belajar Fa setelah latihan. Suatu ketika, ada seorang praktisi yang sedang membaca, saya berbicara dengan diri sendiri tanpa sadar. Kemudian saya mendengar suara Guru berkata, “Dengarkan, dengarkan.” Sejak itu saya menaruh perhatian saat belajar Fa.
Dilindungi dan Dibimbing oleh Guru
Setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada tahun 1999, saya tetap berpegang teguh terhadap Falun Dafa dan mempertahankan pikiran lurus. Guru membimbing saya berkultivasi sepanjang perjalanan. Saya beserta rekan praktisi pergi ke luar kota untuk bertemu praktisi lain di sana. Bersama-sama, kami membungkuk hormat kepada Guru dan berjanji bahwa kami akan terus mengikutinya untuk kembali ke tempat asal. Saat pulang, kami melihat pemandangan indah dari langit: tampak orang-orang muda maupun tua, tanah emas, pohon emas, dan burung-burung emas.
Kami mendirikan tempat produksi materi, yang terus beroperasi lancar sampai saat ini. Suatu kali saya melihat Fashen Guru sedang duduk di luar gerbang dalam posisi bunga lotus, menjaga tempat ini. Tiga praktisi sedang menyusun materi klarifikasi fakta, sedangkan saya bersama praktisi lain bertugas untuk membagikan.
Saya sering berkomunikasi dengan Fashen Guru. Setelah beberapa waktu, saya menjadi tekun—sampai Guru membantu saya meningkat lewat sebuah mimpi. Saya bermimpi bahwa Guru mengumpulkan semua praktisi untuk belajar Fa, tapi menugaskan saya serta praktisi lainnya untuk memasak. Saya tidak senang karena tahu pentingnya belajar Fa. Tapi saya menyadari keterikatan saya dan harus mematuhi Guru tanpa syarat. Para praktisi kemudian berbaris mengikuti ujian. Tapi saya harus membantu di kantor dan tidak bisa berpartisipasi. Saya merasa iri pada praktisi lain. Namun saya tahu bahwa saya masih murid Guru, tidak peduli apa pun yang saya lakukan, saya harus berkultivasi dengan baik, seperti biksu kecil yang selalu mengerjakan tugasnya.
Setelah ajaran Guru pada Ceramah Fa pada Hari Yuansiao tahun 2003, dipublikasikan, saya membacanya sekali kemudian menyalinnya. Saya menggunakan tiga pulpen untuk menyelesaikannya. Namun waktu yang berlalu seperti terasa beberapa menit. Sungguh ajaib.
Ketika melakukan tiga hal dengan baik, Guru menunjukkan pada saya pemandangan indah dari ruang dimensi lain, seperti istana dan paviliun. Ketika tidak melakukan dengan baik, Guru menunjukkan bahwa pintu-pintu Surga tertutup. Hal itu untuk mengingatkan saya agar segera mengejar ketinggalan dan melakukan lebih baik.
Guru juga melindungi saya saat sedang mengklarifikasi fakta. Suatu ketika saya pernah diikuti oleh seseorang saat sedang membagikan materi Dafa. Saya berjalan cepat dan orang itu kehilangan jejak, namun dia menelepon rekannya—karena pada saat saya melewati seorang pria, saya mendengar ada yang berkata di teleponnya, “Ikuti wanita bersweater merah,” yaitu saya sendiri. Namun dia tidak bisa melihat saya, meski saya sudah melewatinya.
Di lain waktu, sebuah mobil patroli dengan sirene menyala mengejar saya di malam hari. Saya dengan cepat memutuskan untuk pergi ke sebuah apartemen. Saya menunggu sampai mobil polisi berlalu dan saya kembali ke rumah dengan selamat. Hal-hal seperti ini sering terjadi pada saya. Karena apa yang saya lakukan merupakan hal paling lurus di dunia, unsur kejahatan tidak berani mengganggu atau menyentuh saya. Dengan perlindungan Guru, saya sering berhasil meloloskan diri.
Sebelum menulis pengalaman ini, kata-kata dalam buku Dafa terus berubah aneka warna, dari merah, oranye, kuning, hijau, biru langit, biru dan ungu, dan semuanya bercahaya. Guru memberikan petunjuk dan keberanian pada saya untuk menulis hal ini.
Dafa telah memberikan sebuah kehidupan kedua dan memurnikan diri saya. Saya telah menuliskan apa yang ingin saya katakan tentang 20 tahun terakhir ini untuk dilaporkan pada Guru. Saya dengan tulus hati mengucap syukur kepada Guru yang telah menyelamatkan saya. Saya akan rajin mengultivasi diri sendiri dan mengikuti Guru kembali ke tempat asal.