(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Selandia Baru berkumpul di Aotea Square di Auckland pada 20 April 2019 untuk memperingati peringatan 20 tahun permohonan damai yang diadakan di Beijing pada 25 April 1999.
Presiden asosiasi Falun Dafa setempat mendiskusikan mengapa para praktisi merasa terdorong untuk mengajukan permohonan 20 tahun yang lalu
Praktisi Falun Dafa, Huang Guohua menceritakan bahwa istrinya disiksa sampai mati
Pada 25 April 1999, 10.000 praktisi pergi ke Kantor Pengaduan Negara di Beijing untuk menyerukan pembebasan praktisi yang ditangkap secara sewenang-wenang oleh polisi di Tianjin. Praktisi juga meminta otoritas untuk mengizinkan warga berlatih Falun Dafa secara bebas di Tiongkok.
Surat dukungan dan ucapan untuk acara peringatan 2019 diterima dari pejabat pemerintah berikut: Marama Davidson (wanita) -- Anggota Parlemen (MP) dan perwakilan dari Partai Hijau, David Seymour (pria) -- pemimpin Partai ACT dan anggota parlemen, Jan Logie (wanita) -- Anggota Parlemen dan perwakilan dari Partai Hijau, Cathy Casey (wanita) -- anggota dewan kota Auckland dan Dr. Stephen Noakes -- Dosen Senior bidang Politik dan Hubungan Internasional dan Studi Asia di Universitas Auckland.
Pengacara Kerry Gore menyerukan hak kebebasan berkeyakinan di Tiongkok
Pengacara hak asasi manusia terkenal Kerry Gore berbicara di rapat umum tersebut. Kerry Gore berkata, “10.000 praktisi Falun Dafa yang pergi untuk memohon pembebasan praktisi yang ditahan sedang menggunakan hak mereka untuk kebebasan berpikir, hati nurani dan keyakinan. Hak-hak ini diakui dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Kovensi Internasional tentang Hak Sipil dan Politik bahkan dalam konstitusi Tiongkok. Sayangnya, rezim komunis Tiongkok memulai penindasan terhadap praktisi Falun Dafa pada 20 Juli 1999 dan penganiayaan terus berlanjut hingga hari ini. Praktisi telah ditahan, disiksa dan organ mereka diambil. Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita perlu menyerukan penghormatan terhadap kebebasan berkeyakinan. ”
Gore menyimpulkan dengan berterima kasih kepada semua orang yang mendukung hak asasi manusia dan menyatakan kekagumannya kepada praktisi Falun Dafa yang berpartisipasi dalam permohonan damai 20 tahun yang lalu.
Peserta Permohonan 25 April Mengenang Kembali Hari Bersejarah
Praktisi Falun Dafa, Cao Rongfen menceritakan pengalamannya berpartisipasi dalam permohonan bersejarah 25 April
Cao Rongfen, seorang praktisi Falun Dafa dari Beijing, berpartisipasi dalam acara bersejarah 25 April. Dia mengingat peristiwa hari itu. Dia mengatakan bahwa pada saat dia tiba di kantor permohonan sekitar jam 8 pagi, beberapa praktisi berdiri di sepanjang jalan di seberang kantor. Dia bergabung dengan mereka dan berdiri di dekat pintu masuk barat. Beberapa praktisi melakukan latihan atau membaca ajaran.
Cao (wanita) mengenang, “Ketika saya berjalan ke pintu masuk barat, suasananya tenang dan damai. Tidak ada teriakan slogan-slogan dan kami tidak menghalangi lalu lintas. Sekitar tengah hari, lima perwakilan memasuki gedung dan berbicara dengan perdana menteri Zhu Rongji. Perwakilan keluar sekitar jam 9 malam dan kami diberi tahu bahwa para praktisi yang ditahan di Tianjin telah dibebaskan. Sebelum kami pergi, kami mengambil semua sampah di tanah. Bahkan secarik kertas pun tidak dapat ditemukan.”
Mantan mahasiswa Universitas Beijing Helen adalah peserta dalam permohonan 25 April
Helen adalah seorang mahasiswa di Universitas Beijing pada tahun 1999. Dia berkata, “Ketika saya tiba di kantor permohonan, saya terkejut melihat begitu banyak praktisi Falun Dafa. Bukan itu yang saya harapkan.” Seorang praktisi dari Provinsi Hebei berdiri di belakangnya. Dia telah mengendarai sepeda semalam dari kota kelahirannya ke Beijing.
Helen berkata, “Dari mereka yang berpartisipasi dalam permohonan, yang tertua berusia 80-an atau 90-an. Yang termuda dibawa oleh ibu mereka. Praktisi datang dari semua lapisan masyarakat.”
Helen merasa bahwa berlatih Falun Dafa meningkatkan standar moral seseorang. Dia menunjukkan bahwa penganiayaan di Tiongkok telah berkontribusi terhadap penurunan moralitas di sana.
Publik Mendorong Upaya Praktisi
Kristin Li adalah seorang siswa dari Shenyang, Tiongkok. Dia menonton rapat umum dan tinggal lama. Dia mengatakan bahwa dia telah mendengar tentang permohonan 25 April 1999 dan mempertanyakan apa yang dikatakan Partai Komunis Tiongkok (PKT) tentang Falun Dafa. Dia tahu bahwa Falun Dafa mengajarkan seseorang untuk jujur, berbelas kasih, toleran dan tidak ada hubungannya dengan politik. Ketika dia mengetahui tentang pengambilan organ narapidana yang didukung oleh negara untuk keuntungan, dia terkejut bahwa hal yang mengerikan terjadi. Dia berkata bahwa dia mengagumi praktisi Falun Dafa karena membela kepercayaan mereka.
Marguerite berharap penganiayaan akan segera berakhir
Marguerite McLeod dari Amerika Serikat. Adegan damai praktisi memperagakan latihan menarik dia untuk mendekat. Dia berkata, “Saya tersentuh. Latihan- terlihat sangat indah dan sempurna!” Dia menjelaskan bahwa dia juga bermeditasi dan percaya bahwa tubuh fisik dan jiwa adalah sama. Dia terkejut mengetahui pengambilan organ dan berkata, “Penganiayaan ini tidak masuk akal dan itu membuat saya sedih. Saya tidak bisa memahami pengambilan organ. Saya berterima kasih kepada praktisi karena meningkatkan kesadaran.” Dia berharap bahwa pemerintah AS dan Selandia Baru dapat bertindak cepat untuk membantu mengakhiri penganiayaan.
Mark berharap semua orang akan memperhatikan penganiayaan terhadap praktisi Falun Dafa
Mark Keen memiliki banyak pengikut di akun media sosialnya. Dia mengatakan tertarik dengan pidato praktisi. Dia merekam mereka dan mengatakan akan mengunggahnya ke saluran Youtube-nya sehingga lebih banyak orang bisa mengetahui tentang penganiayaan. Mark berkata, “Penganiayaan ini telah berlangsung terlalu lama. Saya pertama kali mendengarnya 10 tahun lalu. Pengambilan organ mengejutkan! Saya harus memberitahu semua orang untuk memperhatikan masalah ini. Saya harap orang-orang akan melihat dan melihat apa yang terjadi di sekitar mereka."