(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa di Kota Songyuan, Provinsi Jilin, dan ingin menceritakan beberapa keajaiban yang saya alami saat berlatih Dafa.
Seekor Merpati Membantu Penjaganya
Seorang pria menelepon dan meminta saya datang ke rumahnya karena tempat tidur panasnya tidak berfungsi dan berasap. Dia mengatakan bahwa saya pernah memperbaiki tempat tidurnya terakhir kali, jadi dia meminta saya untuk memeriksa apa yang salah.
Saya segera pergi ke rumahnya. Ketika naik ke cerobong asap untuk melihat apa yang terjadi, saya melihat seekor merpati yang telah mati. Pemilik rumah memberi makan kepada banyak merpati di luar rumahnya. Saya sadari bahwa kematian merpati ini menghalangi cerobong asap dan menyebabkan asap memenuhi rumahnya. Saya merasa disalahkan karena dia sepertinya menyalahkan saya.
Akan tetapi, saya memiliki pemikiran lain – tidak ada kejadian yang kebetulan. Terakhir kali saya pergi ke rumahnya, saya memberitahu keluarganya tentang Dafa dan penganiayaan, tapi mereka tidak percaya. Kali ini merpati mati di cerobong asap.
Setelah turun dari atap, saya berkata, “Cerobong asap anda terlalu sempit untuk bisa dihinggapi oleh merpati. Tetapi entah bagaimana, dan mengapa, merpati mati di sana? Saya pikir merpati ini memahami apa yang saya katakan terakhir kali dan mengorbankan dirinya agar kamu menelepon saya dan berkesempatan lagi untuk mendengarkan fakta kebenaran dari saya.”
Mereka sangat tersentuh dengan kata-kata saya dan mendengarkan dengan saksama. Saya memberitahu mereka bagaimana saya memperoleh manfaat dari latihan Dafa, mengapa Jiang Zemin (mantan kepala rezim komunis) melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa, dan mengapa Partai Komunis menangkap praktisi karena keyakinan mereka. Saya juga membantu mereka memahami mengapa begitu penting bagi seseorang untuk mundur dari Partai Komunis dan organisasi pemudanya. Mereka setuju mundur dari Partai Komunis.
Menghindari Penangkapan Ketika Membagikan Materi Klarifikasi Fakta
Suatu sore, saya membagikan Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis di sebuah supermarket. Dua orang menghentikan saya setelah saya membagikan kira-kira enam eksemplar. Salah seorang menarik tangan saya sementara yang lainnya berusaha merampas tas saya yang berisi Sembilan Komentar. Dia berteriak, “Ada apa di dalam tas kamu?”
“Ini adalah materi untuk memberitahu orang-orang tentang fakta Dafa. Tolong lepaskan!” Saya mengulang sambil berpikir di dalam hati, “Guru, mohon bantu saya!” Saya berhasil melepaskan diri dari mereka.
Mereka terus-menerus mengikuti saya. Walaupun saya berumur 70-an, mereka tidak bisa mengejar. Lalu, saya lari melalui jalan samping dan menghilang dari mereka.
Tidak Gigih
Chen (wanita) menelepon pada suatu hari dan meminta saya untuk memberitahu Liu (wanita) datang ke rumahnya karena dia ingin memberitahu beberapa hal penting kepadanya. Setelah meletakkan telepon, saya melompat ke sepeda motor dan pergi menemui Liu.
Dalam perjalanan, saya mengeluh terhadap Chen di dalam hati. Kami telah membicarakan tentang keamanan ponsel beberapa kali. Dia tahu seharusnya tidak menggunakan ponsel untuk saling berhubungan dengan praktisi lain, tapi dia lupa akan hal itu.
Selain itu, dia bahkan menggunakan nomor ponsel yang sama yang dia gunakan untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin. Nomor itu tercatat di berkas dokumen polisi, jadi panggilan telepon bisa direkam oleh polisi, dan saya akan dikuti oleh mereka. Jika demikian kasusnya, apakah masih aman bagi Liu untuk pergi ke rumahnya? Makin saya pikirkan, makin saya membenci situasi itu.
Hari itu turun hujan, dan sepeda motor saya tergelincir di tanah yang basah serta jatuh di dekat sebuah pompa bensin, menimbulkan suara keras. Orang-orang di pompa bensin melihat ke arah saya sambil saling berbicara satu sama lain.
Saya bangun dan memastikan diri sendiri baik-baik saja. Saya sepenuhnya baik-baik saja. Lalu saya melihat sepeda motor yang tampak baik-baik juga. Saya tahu adalah Guru yang membantu saya melunasi hutang ini. Sambil mendorong sepeda motor ke pompa bensin, saya mulai mencari ke dalam dan menemukan banyak keterikatan.
Saya menemukan keterikatan mengejar waktu luang, dan juga mengandalkan ponsel untk menghemat waktu dengan menelepon orang-orang bukannya mengunjungi mereka secara langsung. Saya juga memiliki keterikatan rasa takut dan tidak sepenuhnya menyangkal pengaturan kekuatan lama. Lalu, saya kurang berbelas kasih. Saya membenci praktisi lain, dan tidak toleran atau ramah kepada orang lain.
Di pompa bensin, seorang karyawan khawatir dan bertanya apakah saya yang terjatuh. Saya mengatakan baik-baik saja dan menambahkan, “Saya adalah praktisi Falun Gong.”
Saat mengisi bensin, saya berpikir bahwa Guru sedang memberi isyarat kepada saya agar menjadi lebih gigih: Saya perlu bangkit dari tempat saya jatuh; yakni, saya perlu meningkat di bagian yang tidak saya lakukan dengan baik.