Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Masih Berduka Atas Kehilangan Anak Tunggal, Sang Ibu Menghadapi Penganiayaan karena Keyakinannya

7 Juni 2019 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok

(Minghui.org) Bai Liyan, seorang warga Kabupaten Bin, Provinsi Heilongjiang, dijadwalkan disidangkan pada 23 Mei 2019, karena tidak melepaskan keyakinannya pada Falun Gong.

Sebelum penangkapan terakhir ini, dia kehilangan pekerjaan sebagai akuntan di sebuah bank karena keyakinannya dan anak tunggalnya meninggal dunia pada usia 21 tahun setelah dia mengalami trauma atas penangkapan berulang-ulang ibunya dan menderita kanker.

Falun Gong, juga dikenal Falun Dafa, adalah latihan spiritual dengan tiga prinsipnya Sejati, Baik, Sabar. Latihan ini telah ditindas oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999 karena kepopulerannya dan menghidupkan kembali budaya tradisional serta moralitas.

Bai Liyan

Bai, 59, menjadi sasaran penangkapan massal praktisi Falun Gong pada 9 November 2018, di Harbin dan Daqing, dua kota di Provinsi Heilongjiang. Sebanyak 24 praktisi lainnya di Kabupaten Bin, Kota Harbin ditangkap pada hari yang sama. Total praktisi yang ditangkap sebanyak 119 orang.

Lima petugas masuk ke rumah Bai pada pukul 06.00. Petugas menangkap dirinya setelah memeriksa kartu identitasnya. Tidak lama kemudian datang sepuluh petugas lainnya. Mereka merekam video dan menggeledah rumahnya selama empat jam. Komputer, printer, ponsel dan buku-buku Falun Gong disita.

Bai dikirim ke Pusat Penahanan No. 2 Kota Harbin pada malam itu dan ditahan di sana.

Ibunya yang berumur 91 tahun jatuh sakit setelah penangkapannya. Ayahnya yang berumur 97 tahun juga menghadapi tekanan yang besar.

Kejaksaan Kabupaten Bin menyetujui penangkapan Bai pada 20 November 2018. Kasusnya dilimpahkan ke kejaksaan pada 16 Januari 2019. Sembilan hari kemudian, Kejaksaan Kabupaten Bin menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Kabupaten Yilan, kemudian dikembalikan ke polisi karena kurang bukti pada 14 Maret 2019.

Setelah polisi melimpahkan kembali kasus Bai, Kejaksaan Kabupaten Yilan meneruskannya ke Pengadilan Kabupaten Yilan pada awal Mei.

Ketika keluarga Bai menelepon hakim Zhang Anke pada pertengahan Mei tentang kasus tersebut, hakim Zhang mengatakan, “Bagaimana Anda mengetahui nomor telepon saya?” tanyanya. Dia mengatakan mereka telah menerima kasus tersebut dan akan segera menjadwalkan sidang.

Keluarga Bai menerima pemberitahuan pengadilan pada 20 Mei tentang sidang pada 23 Mei. Mereka juga meminta keluarga untuk memberitahu pengacara tentang sidang tersebut.

Penganiayaan terhadap Ibu Menghancurkan Anaknya yang Masih Muda

Bai mulai berlatih Falun Gong pada 1995, dan segera mengalami peningkatan kesehatan yang signifikan. Kulitnya tidak lagi gatal setelah terkena sinar matahari, sakit kepala dan insomnianya juga hilang.

Dia juga berterima kasih kepada Falun Dafa karena membantu meningkatkan karakternya. Dia pernah bekerja di sebuah bank sebagai akuntan. Dia sangat kompetitif dan sering menuntut segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. Dia menjadi lebih toleran dan berpikiran luas setelah mengikuti prinsip Falun Gong. Dia menjalin hubungan harmonis dengan rekan-rekan kerja, teman-teman dan anggota keluarga.

Setelah rezim komunis melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada 1999, Bai melakukan perjalanan ke Beijing pada Mei 2000 untuk memohon demi keyakinannya. Dia ditangkap, dikirim kembali dan ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Bin selama lebih dari 30 hari. Keluarganya dipaksa membayar lebih dari 2.000 yuan untuk biaya perjalanan orang-orang yang menangkapnya.

Bai ditangkap lagi di rumah pada Juni 2002 dan kemudian dihukum dua tahun kerja paksa. Dia menjalani hukuman di Kamp Kerja Paksa Wanjia.

Dengan meningkatnya penganiayaan, dia dipaksa berhenti kerja tidak lama setelah itu karena manajernya takut terlibat.

Gangguan yang terus-menerus dan penahanan kerja paksa yang dialami Bai memberikan tekanan besar bagi putranya yang masih remaja. Dia mengalami depresi. Pada November 2002, lima bulan setelah penangkapan ibunya, dia diagnosis menderita kanker nasofaring, merupakan jenis kanker langka di belakang hidung.

Bai dibebaskan lebih cepat pada Januari 2003, sehingga dia bisa merawat putranya, yang menyerah pada kondisi putranya dan meninggal dunia pada September 2005.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

119 Falun Gong Practitioners Arrested in Two Heilongjiang Province Cities in One Day