Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Menonton Film

8 Juni 2019 |   Oleh seorang praktisi Falun Dafa di Amerika Serikat

(Minghui.org) Baru-baru ini saya menonton film blockbuster dengan teman-teman, dan saya ingin berbagi pengalaman tentang apa yang saya alami dalam kultivasi setelah menonton.

Budaya Modern

Musik, film, televisi, dan bahkan koran saat ini semuanya membawa hal-hal yang memprovokasi sifat keiblisan manusia. Dengan merosotnya moralitas dalam masyarakat, hal-hal ini telah menjadi sangat populer, terutama di lembaga-lembaga. Beberapa film secara terang-terangan menampilkan adegan tanpa busana, kata-kata kotor, dan penyalahgunaan narkoba.

Manusia biasa yang menonton, pada prinsipnya, hal seperti itu tidak selalu salah, karena manusia biasa hanya mengikuti arus, dan mereka tidak berkultivasi.

Namun, bagi seorang kultivator, seseorang harus benar-benar memperhatikan apa yang memasuki medan dimensinya ketika melihat hal-hal ini. Mereka harus merenungkan kemungkinan yang terjadi pada kultivasi seseorang dan apakah mereka akan tercemar serta ditarik ke kondisi manusia biasa.

Guru Li (pencipta Falun Dafa) tidak pernah memberi tahu kita secara eksplisit bahwa kita tidak diizinkan menonton. Mengalami kondisi ini, dan dengan membaca pengalaman praktisi lain dalam artikel berbagi pengalaman serta merefleksikan sendiri, saya menjadi sadar bahwa ini karena Guru ingin kita menyadarisendiri.

Sebagai seorang kultivator yang berusaha mencapai Kesempurnaan dan melampaui norma-norma manusia biasa, telah menjadi tantangan bagi saya untuk melenyapkan konsep-konsep ini, karena saya telah banyak terlibat di dalamnya.

Kehilangan Kondisi Kultivasi Saya

Pada awalnya, saya pikir ingin menggunakan film ini sebagai kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan teman-teman sehingga saya dapat mengklarifikasi fakta pada mereka secara lebih efektif di masa depan, dan saya hanya menemani mereka menonton. Saya sekarang menyadari bahwa ini bukan motif utama saya; itu adalah alasan untuk memanjakan fantasi saya.

Guru berkata,

“Wahai manusia, setelah menonton banyak film, setelah membaca banyak kisah khayal, dipengaruhi oleh banyak hal dalam masyarakat, telah terbentuk semacam pikiran metamorfosa yang hanyut ke alam fantasi.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Eropa)

Sebelum ini, saya selalu suka melamun dan membayangkan diri seperti bangsawan atau selebriti terkenal. Sekarang saat saya menulis ini, saya menyadari betapa konyol hal itu. Saya adalah seorang pengikut Dafa di masa pelurusan Fa. Apa yang lebih mulia dan megah dari ini?

Ketika film dimulai, saya memastikan untuk mengingat bahwa saya adalah seorang pengikut Dafa dan memastikan saya tidak terpengaruh oleh adegan apa pun dalam film; namun, ketika film ini berlanjut, pikiran lurus saya perlahan-lahan menurun.

Film ini memiliki banyak adegan emosional, dan saya bisa mendengar orang-orang di sekitar terisak.Saya berusaha untuk tidak menuruti emosi apa pun, tetapi banyak bentuk sentimentalitas (qing) secara tidak sadar muncul dalam pikiran saya, seperti nafsu birahi, kemarahan, kesedihan, mentalitas bersaing, kegembiraan, dan cinta.

Setelah film berakhir, orang-orang di sekitar semua mengatakan betapa menakjubkan dan mereka sangat menikmatinya. Saya tidak mengatakannya dengan keras, tetapi jauh di lubuk hati saya merasakan hal yang sama.

Ketika pulang, saya tidak terlalu memikirkannya. Saya pikir saya hanya akan melanjutkan kultivasi pada hari berikutnya seperti biasa. Namun, seiring dengan berjalannya malam, saya memperhatikan bahwa pikiran lurus saya sebagai seorang kultivator sangat kurang, dan pikiran saya sangat dekat dengan manusia biasa. Saya pergi ke tempat tidur dengan pikiran berkecamuk.

Malam itu saya bermimpi: Sebelum pergi ke sekolah, saya punya waktu luang untuk melakukan beberapa latihan, tetapi saya memutuskan untuk bermain. Saya sekarang menyadari Guru memberi saya petunjuk bahwa saya telah membuang-buang waktu.

Segalanya membingungkan ketika saya bangun. Saya melewatkan waktu memancarkan pikiran lurus setelah tengah malam, yang selalu saya lakukan sebelumnya. Saya juga merasa bahwa pikiran saya sangat manusiawi, dan setiap kali saya berpikir tentang film itu, segala macam qing manusia muncul, membuat saya merasa sedih.

Hari berjalan sangat lambat. Belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan melakukan latihan semua terasa seperti formalitas, saya tidak bisa melepaskan diri dari emosi. Saya menjadi sangat depresi. Saya tidak punya energi.

Perasaan ini berlangsung selama satu atau dua hari sampai saya kembali ke sekolah. Saat itulah emosi saya menjadi lebih dominan daripada diri sejati.

Ketika sampai di sekolah, saya merasa lesu dan malas. Semua orang membicarakan film itu, dan ketika saya mendengarnya, saya langsung merasa sedih. Saya mencoba mempertahankan pikiran seorang kultivator tetapi gagal. Saya berjuang antara kondisi sebagai manusia atau dewa, dan selama beberapa jam, sisi manusia mengambil alih.

Saya merenungkan betapa sulitnya berkultivasi, betapa tidak masuk akalnya untuk menyingkirkan semua qing ini, dan betapa enggannya saya untuk berhenti menonton film-film super hero ini. Saya sekarang menyadari bahwa ini adalah pemikiran yang salah. Bagaimana saya bisa mengkhianati Guru sedemikian rupa? Guru telah berkorban dan menderita demi saya begitu lama dan sangat banyak, jadi bagaimana mungkin saya bisa menyembunyikan pikiran tidak adil ini?

Saya cukup lama tetap dalam kondisi seperti ini. Segalanya membaik setelah saya memancarkan pikiran lurus, tetapi setelah saya menjadi lemah dalam kultivasi, unsur-unsur tidak benar ini akan muncul kembali.

Pertarungan ini berlanjut selama beberapa hari berikutnya. Terkadang saya merasa tertekan, dan terkadang saya merasa lebih lurus.

Keterikatan nafsu birahi menjadi sangat kuat. Sebelum berkultivasi, saya memanjakan diri dalam pornografi digital dan menelusuri wanita cantik. Ini selalu menjadi hambatan besar dalam kultivasi saya. Ini meningkat setelah saya menonton film, dan mengembangkan pemikiran yang salah tentang seorang wanita yang sangat cantik.

Hasrat nafsu birahi ini mendorong saya untuk merenungkan apakah saya harus melanjutkan kultivasi atau tidak dan untuk apa saya berkultivasi. Itu hampir menghancurkan saya.

Setelah itu, saya mulai belajar Fa lebih banyak dan membaca artikel berbagi pengalaman tentang situasi yang mirip dengan saya. Saya menemukan ini sangat membantu.

Setelah beberapa saat, saya menyadari bahwa terlalu banyak esensi telah hilang karena tindakan dan pikiran saya penuh nafsu. Ini menjelaskan mengapa saya selalu merasa malas dan kekurangan energi. Jika saya membiarkan keinginan ini mengendalikan saya lagi, saya akan sangat menyesal.

Saya sedikit lebih sadar, dan setelah sekitar satu minggu, saya kembali pada kondisi kultivasi seperti sebelumnya.

Kesimpulan

Saya tidak mengatakan bahwa sebagai praktisi kita tidak boleh menonton film atau televisi. Apa yang saya sarankan adalah agar kita tidak menontonnya. Saya mengalamipenderitaan yang luar biasa setelah menonton, dan ketika pikiran lurus lemah, kita rentan terhadap gangguan.

Guru menyebutkan bahwa pelurusan Fa sedang dalam tahap akhir. Kita tidak punya cukup waktu untuk menampung keterikatan ini karena kita harus membangkitkan makhluk hidup! Sangat menyakitkan mengatakan bahwa saya belum melakukannya dengan baik, tetapi saya harus menghormati pengorbanan Guru dan memenuhi sumpah yang saya buat di masa pra sejarah.