(Minghui.org) Saya bekerja sebagai penyiar di salah satu perusahaan media yang berfokus pada klarifikasi fakta kepada orang-orang di daratan Tiongkok. Seiring waktu, saya melihat banyak masalah dalam pekerjaan kami sehari-hari. Beberapa penyiar tidak mengikuti jadwal waktu ketika masuk dan keluar, yang lain tidak mengikuti persyaratan untuk mengumumkan nama mereka, yang lain tidak memperhatikan tugas pemeriksaan pra-penyiaran sehingga membuat kesalahan selama siaran. Beberapa editor berulang kali membuat kesalahan dalam artikel mereka, dll.
Pada awalnya, ketika saya memperhatikan beberapa kesalahan, saya akan menunjukkannya kepada orang-orang dengan sabar. Tetapi saya menjadi semakin tidak sabar ketika kesalahan berulang. Saya sangat kesal dan terus menyalahkan orang lain. Saya pikir tindakan saya benar, tetapi kemudian tiba-tiba saya menyadari bahwa saya terus melihat ke luar dan lupa mencari ke dalam.
Guru berkata:
“Kalian juga harus paham bahwa “wajar” tidaklah ada, sedangkan “niscaya” mempunyai sebab musabab.” (“Tao Fa”, Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)
“…bagaimana agar pengamatan mereka terhadap kekurangan orang lain, dibalik untuk mengamati diri sendiri, itu sudah bagus.” (“Berdialog dengan waktu”, Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)
Saya mulai mencari ke dalam dan terkejut menemukan diri saya penuh dengan keterikatan manusia, seperti sifat egois, iri hati, mentalitas bersaing, mencari keuntungan, dan lain-lain.
Guru mengatakan:
“Oleh sebab itu bila kalian tidak melepas benda-benda yang dikenal oleh masyarakat manusia biasa, anda niscaya tidak dapat melihat wajah asli alam semesta.”(“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Swiss”)
“Segala yang anda terikat ini adalah hambatan anda, lintasan-lintasan yang harus ditemui dalam Xiulian, sebenarnya juga adalah bencana anda sendiri. Tujuan saya menggunakannya adalah membuka gembok yang anda terikat, agar anda dapat melihat fakta, membuat pikiran anda dapat membubung.“ (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Swiss”)
Saya akhirnya menyadari bahwa saya menggunakan standar manusia biasa untuk menentukan benar dan salah. Keterikatan manusiawi yang kuat membuat saya fokus pada kesalahan orang lain, tidak berbelas kasih atau toleran.
Saya memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan konsep manusia. Ketika saya melihat kesalahan praktisi lain, saya tidak membiarkan diri saya memiliki pikiran negatif. Jika saya bisa menyelesaikan masalah, saya akan menyelesaikan. Jika tidak bisa, saya akan memberi tahu pemimpin tim sehingga dia bisa mengatasinya. Terkadang pemimpin tim sibuk dan meminta saya untuk berkoordinasi dengan orang lain, saya akan melanjutkan tanpa keluhan.
Saya juga menghabiskan waktu mendengarkan siaran langsung kami sehingga saya akan belajar dari penyiar lain.
Saya membaca situs web Minghui setiap hari. Dari sana saya belajar kisah kultivasi praktisi di Tiongkok dan mencari ke dalam untuk membandingkan kultivasi saya dengan mereka.
Perlahan-lahan, saya menjadi lebih tenang ketika melihat kesalahan orang lain. Sebagai contoh, seorang praktisi secara keliru menulis angka yang seharusnya 3250 miliar menjadi 325 miliar dalam sebuah artikel. Saya hanya memperbaikinya. Saya tidak merasa perlu menyalahkan penulis atau editor. Sebaliknya, saya memikirkan betapa kerasnya rekan-rekan praktisi bekerja untuk media kita. Apakah mereka full-time atau sukarelawan, semua telah berkorban begitu banyak. Beberapa praktisi muda melepaskan karier mereka untuk membantu media kita. Dari lubuk hati, saya merasa mereka semua luar biasa!
Suatu pagi, saya tiba di tempat latihan kami lebih awal dari biasanya. Tiga praktisi datang sebelum saya mengambil sampah di sekitar lokasi sebelum yang lain datang. Saya sangat tersentuh dan memikirkan media kami; begitu banyak praktisi telah bekerja sangat keras selama bertahun-tahun. Mereka telah menciptakan lingkungan yang positif. Media kita sekarang menjadi dewasa dan saya beruntung berada di sini. Saya akan menghargai kesempatan ini.
Setelah banyak menyingkirkan konsep manusia, saya menjadi lebih tenang dan lebih bahagia. Saya tidak melihat banyak masalah seperti dulu.
Guru berkata:
“Sebab setiap orang juga mempunyai hal-hal yang menjadi keterikatannya, setiap orang juga merasa bahwa dirinya mempunyai suatu prinsip kebenaran yang dia pahami sendiri di tengah masyarakat manusia biasa, dia lalu berpegang erat pada benda-benda ini dalam mempertahankan kehidupannya. Sebenarnya saya beri tahu anda sekalian, prinsip apa pun yang anda sadari di tengah manusia biasa, itu semua salah bila dilihat dari segenap tingkat-tingkat yang lebih tinggi dari umat manusia, karena masyarakat manusia seutuhnya berbalikan.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Amerika Serikat Barat.”)
Saya akan ingat bahwa saya adalah seorang kultivator yang tidak boleh menggunakan konsep manusia biasa untuk menilai apa yang saya lihat. Saya benar-benar akan mengikuti prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar.